Tiga Langkah Penting yang Harus Diambil Pemimpin dalam Menghadapi Masa Krisis
Seiring dengan semakin bertambahnya kasus Covid19 di berbagai belahan dunia, telah berdampak pada perubahan yang amat besar di berbagai bidang. Menurut para ahli kondisi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan apabila kita pernah mengira bahwa Revolusi Industri 4.0 (IR4.0) mempercepat teknologi dan adopsi digital, maka fenomena ini bahkan tidak sebanding dengan apa yang telah dialami dunia selama setahun terakhir.
Perubahan tersebut terjadi tidak hanya di bidang kesehatan saja, baik itu kesehatan tenaga kerja ataupun kesehatan masyarakat namun juga kesehatan bisnis itu sendiri. Pergeseran yang sebelumnya tak terbayangkan dalam kehidupan kita sehari-hari memaksa perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat, dan membuat manajemen harus segera mengidentifikasi cara-cara kreatif untuk dapat tetap survive dan bersaing.
Sebagian kecil dari bisnis ada yang mampu bertahan dan mengalami perkembangan, namun demikian gelombang berikutnya dari pandemi Covid19 telah membawa dampak yang lebih buruk, mulai dari semakin merosotnya daya beli masyarakat hingga kepada tingginya angka pengangguran. Ketidakpastian ekonomi di seluruh dunia telah membuat banyak pemimpin mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai kebijakan mereka, dan banyak diantaranya berharap memiliki pondasi yang lebih baik dalam menghadapi masa ketidakpastian ini secara lebih baik.
Banyak orag bertanya bagaimanakah cara para pemimpin mengambil sikap terhadap kondisi yang seperti ini ? Jawabanya adalah dengan mengadopsi kepemimpinan yang positif dan efektif. Karena dengan bersikap positif dan optimis dapat membantu menavigasi krisis, membangun kembali komunitas, dan mengukir jalan melewati ketidakpastian.
Ada tiga hal yang dapat dilakukan para pemimpin untuk tetap positif dan menjaga semangat.
Pertama adalah menekankan kembali tujuan Anda.
Pasa saat organisasi mengalami krisis, biasanya hanya terdapat sedikit sekali alternatif. Namun demikian setiap pemimpin harus mampu melakukan pilihannya dengan berdasarkan prinsip-prinsip yang dimilikinya. Serta dengan tetap memfokuskan diri pada tujuan bisnis Anda, agar dapat menanamkan kepercayaan yang lebih baik diantara pemangku kepentingan yang ada di dalam organisasi.
Kedua. Memilih tindakan yang tepat untuk melindungi dan mendukung karyawan.
Setiap karyawan adalah manusia yang memiliki kekhawatiran dan masalah masing-masing. Para pemimpin harus memperhatikan siapa pemangku kepentingannya, mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan dan menyadari bahwa kebutuhan tersebut mungkin berbeda dalam setiap kasus. Selain itu para stake holder merupakan orang-orang yang mendorong dan mengukur kesuksesan bisnis, dan terutama ketika kesuksesan terasa sulit dicapai. Dengan demikian komitmen kembali kepada mereka, dapat menegaskan kembali kepercayaan, keyakinan, dan moral yang diperlukan untuk terus maju.
Ketiga. Melakukan konsolodasi bersama stake holders.
Saat dihadapkan pada keputusan kritis yang sangat banyak, para pemimpin mungkin merasakan dorongan untuk membatasi otoritas dan memperketat kendali. Tetapi ketahanan organisasi bergantung pada sikap dari para stake holders dan perspektif mereka. Untuk itu pemimpin harus mampu melakukan konsolidasi dengan mereka, dalam merencanakan maupu melakukan tindakan bersama untuk kemajuan organisasi. Begitu pula halnya ketika pemimpin harus mengambil berbagai keputusan yang sulit dan tidak populer.
Sumber/foto : hrmasiamedia.com/idgesg.net
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS