• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Industrial Relation

Sering Bekerja Lembur Ternyata Meningkatkan Resiko Kematian

Sering Bekerja Lembur Ternyata Meningkatkan Resiko Kematian
Redaksi
May 18, 2021

Sering Bekerja Lembur Ternyata Meningkatkan Resiko Kematian

Bekerja lebih dari 55 jam seminggu meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung dan stroke, demikian kesimpulan sebuah studi terbaru oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dirilis Senin (17/05) di Belgia.

Laporan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dirilis di tengah pandemi COVID-19 yang telah mempercepat terjadinya perubahan tempat kerja dan memperkuat kecenderungan bagi seseorang untuk bekerja lebih lama.

Studi WHO dan ILO yang diterbitkan dalam jurnal Environment International ini adalah analisis global pertama tentang risiko terhadap kehidupan dan kesehatan yang terkait dengan panjangnya jam kerja.

Studi ini tidak hanya berfokus pada masa pandemi, tetapi juga pada tahun-tahun sebelumnya. Para penulis menyimpulkan data dari puluhan studi sebelumnya yang melibatkan ratusan ribu partisipan.

“Bekerja 55 jam atau lebih per minggu adalah bahaya yang serius bagi kesehatan. Sudah waktunya kita semua – pemerintah, pengusaha, dan karyawan – menyadari fakta bahwa jam kerja yang panjang dapat menyebabkan kematian dini.”” kata Maria Neira, direktur departemen lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan di WHO.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa bekerja 55 jam atau lebih per minggu dikaitkan dengan perkiraan peningkatan risiko menderita stroke sebesar 35%, dan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik sebesar 17%, bila dibandingkan dengan bekerja dalam rentang waktu antara 35 hingga 40 jam per minggunya.

Pada 2016, WHO dan ILO memperkirakan sekitar 398.000 orang meninggal karena stroke dan 347.000 karena penyakit jantung setelah bekerja setidaknya 55 jam per minggu.

Psikolog sosial dan ketua riset PP Himpunan Psikologi Indonesia, Juneman Abraham, mengatakan batas kehidupan di kantor dan rumah kian kabur.

“Ini adalah kenyataan yang perlu dikelola organisasi. Karena itu, organisasi (kantor, tempat kerja) perlu menggeser pandangannya. Organisasi tidak dapat menganggap bahwa semua jam work from home merupakan “hak kantor”,” ujar Juneman kepada DW Indonesia.

Antara tahun 2000 dan 2016, jumlah kematian akibat penyakit jantung terkait dengan jam kerja yang panjang meningkat sebesar 42%, sedangkan angka stroke meningkat sebesar 19%.

Menurut studi tersebut, sebagian besar kematian terjadi pada orang berusia 60 hingga 79 tahun yang telah bekerja selama 55 jam atau lebih per minggu pada saat mereka berusia antara 45 dan 74 tahun.

Beban penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan ini sangat signifikan terlihat pada laki-laki (dengan 72% kematian terjadi pada laki-laki), orang yang tinggal di Pasifik Barat dan kawasan Asia Tenggara, serta para pekerja paruh baya atau yang lebih tua.

Organisasi itu juga mengatakan bahwa krisis virus corona mempercepat tendensi perubahan yang dapat mendorong tren peningkatan waktu kerja.

“Pandemi Covid-19 telah mengubah cara kerja banyak orang secara signifikan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Teleworking telah menjadi norma di banyak industri, sering mengaburkan batas antara rumah dan kantor. Selain itu, banyak bisnis terpaksa mengurangi atau menghentikan operasi untuk menghemat uang, dan orang yang masih berada dalam daftar karyawan akhirnya bekerja dalam rentang waktu yang lebih lama.

“Tidak ada pekerjaan yang sebanding dengan risiko stroke atau penyakit jantung. Pemerintah, pengusaha, dan pekerja perlu bekerja sama untuk menyetujui batasan untuk melindungi kesehatan pekerja.” jelasnya lebih jauh.

Sumber/foto: dw.com/us.experteer.com

Related ItemsFeatured
Industrial Relation
May 18, 2021
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.