Pentingnya Literasi Data dalam Konteks Perubahan Perilaku

Heru Wiryanto
Senior Technical Advisor at BDO, People-Data Scientist
Senior Technical Advisor at BDO, People-Data Scientist
A. Apa itu literasi/ ketermelekan data?
Gartner mendefinisikan literasi data sebagai kemampuan membaca, menulis, dan mengomunikasikan data dalam konteks, termasuk pemahaman tentang sumber dan konstruksi data, metode dan teknik analisis yang diterapkan, dan kemampuan untuk menggambarkan penggunaan dalam aplikasinya, dan nilai tambah yang dihasilkan. Lebih lanjut, literasi data adalah komponen dasar dari ketangkasan digital (“Digital dexterity”)— kemampuan dan keinginan karyawan untuk menggunakan teknologi yang ada dan yang sedang berkembang untuk mendorong nilai tambah dari bisnis yang lebih baik.
B. Assess tingkat literasi data di organisasi Anda
Pimpinan data dan analitik yang bertanggung jawab untuk menciptakan narasi untuk literasi data dan menyoroti nilai tambah bisnis yang akan diperoleh.
Mulailah Assess literasi data di organisasi Anda dengan pertanyaan berikut:
• Berapa banyak orang dalam bisnis Anda yang dapat menginterpretasikan operasi statistik langsung seperti korelasi atau menilai rata-rata?
• Berapa banyak manajer yang mampu membangun kasus bisnis berdasarkan angka yang konkret, akurat, dan relevan?
• Berapa banyak manajer yang dapat menjelaskan keluaran quantitative yang benar dan akurat dari sistem atau proses mereka?
• Berapa banyak ilmuwan data yang dapat menjelaskan output dari algoritma machine learning mereka?
• Berapa banyak pelanggan Anda yang benar-benar dapat menghargai dan menginternalisasi esensi data yang Anda bagikan dengan mereka?
C. Membuat Program Pelatihan literasi data
Untuk mencapai tujuan ambisius dari strategi Data dan analitik dan mengatasi kesenjangan keterampilan yang ada, Pimpinan yang bertanggung jawab dengan data dan analitik harus mengembangkan program pelatihan literasi data. Hal Ini dapat membantu mereka menciptakan lingkungan di mana mempelajari keterampilan Data – Analitik dan memperoleh pengetahuan literasi data adalah bagian dari budaya organisasi.
“Lingkungan bisnis yang tidak menentu, sifat pekerjaan yang berubah dan akselerasi teknologi bisnis digital menyebabkan kesenjangan keterampilan yang perlu diisi dengan mengembangkan keterampilan baru bagi angkatan kerja tertentu ,”.
Mulailah dengan mengidentifikasi narasumber yang otodidak dan berpengalaman dan naras umber data yang fasih secara keilmuan. Lihatlah analis bisnis, pengelola data, dan arsitek yang mampu menyampaikan data secara alami dan mudah. Juga, mengidentifikasi penerjemah terampil yang dapat berfungsi sebagai mediator untuk kelompok bisnis.
Kedua, cari area di mana hambatan komunikasi mengakibatkan kegagalan menggunakan data secara Optimalmal. Lakukan Assessmen literasi data untuk mengidentifikasi kesenjangan, dan menggunakannya sebagai dasar lebih lanjut.
Ketika tiba saatnya untuk mengajar kelompok karyawan tentang data, pastikan itu dalam lingkungan yang menyenangkan dan terbuka, dan pikirkan di luar kebiasaan untuk melatih ide. Jangan hanya fokus pada slide atau presentasi — gunakan permainan, kuis, dan cara kreatif lainnya untuk mengajar.
Selanjutnya, cobalah membuat lokakarya/workshop pembuktian konsep literasi data di area di mana terdapat kesenjangan bahasa. Minta peserta menjelaskan kasus penggunaan umum di kehidupan nyata serta kasus penggunaan khusus untuk organisasi Anda. Pastikan untuk menangkap pelajaran yang didapat dan kemudian ulangi latihan, pastikan bahwa peserta mampu menggunakan bahasa orang lain. Berbagi pelajaran dengan kelompok lain untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesenjangan literasi.
Terakhir, jangan lupa bahwa para pemimpin data dan analitik serta tim data harus memimpin dengan memberi contoh. Pastikan bahwa tim berbicara tentang data saat mendiskusikan hasil bisnis dalam rapat dan situasi bisnis lainnya. Perjuangkan literasi data dan sebarkan manfaat menghilangkan kesenjangan literasi data mengharuskan karyawan organisasi tidak hanya dilengkapi dengan keterampilan dan sikap yang tepat, tetapi memiliki otonomi untuk mengakses semua informasi yang relevan, sehingga mereka dapat menguji hipotesis, mengambil keputusan, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan bisnis
Dengan literasi data, data menjadi bahasa bisnis bagi semua pemangku kepentingannya. Sangat penting bahwa karyawan yang mengandalkan data ini sepenuhnya memercayai data, menggarisbawahi kebutuhan yang lebih kuat untuk menjaga integritas data. Di sisi lain, perusahaan harus menaruh kepercayaan pada karyawan yang memiliki akses lebih luas ke datanya. Kepercayaan dua arah ini merupakan inti dari literasi data, memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif sambil beroperasi secara efisien di dunia di mana data terus tumbuh dalam segala bentuknya.

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS