Meningkatkan Kepuasan Karyawan Lewat Skema Flexi Benefit

Di tengah dunia kerja yang terus berubah, kebutuhan karyawan menjadi semakin beragam. Sistem tunjangan yang seragam tak lagi relevan. Sebagai solusi, banyak perusahaan kini mulai menerapkan flexi benefit—sistem tunjangan fleksibel yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
Isdar Marwan, seorang pemimpin bisnis yang ditemui dalam Seminar Reward Summit pada Rabu (23/4) di Jakarta, menyoroti pentingnya sistem ini dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih adaptif. Ia menjelaskan bahwa flexi benefit memberi kebebasan kepada karyawan untuk memilih sendiri manfaat yang paling sesuai, melalui skema seperti Flexible Spending Account (FSA). Di dalamnya, karyawan diberikan anggaran tahunan yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti kesehatan, pendidikan anak, kebugaran, atau transportasi.
Menariknya, sistem ini juga memungkinkan karyawan memilih tingkat manfaat medis. Jika memilih perlindungan medis yang lebih tinggi, maka dana fleksibel untuk kebutuhan lainnya akan berkurang, dan sebaliknya. Artinya, karyawan punya kendali penuh atas bagaimana mereka memanfaatkan tunjangan yang diberikan.
“Sistem ini pada dasarnya memberi otonomi, sekaligus tanggung jawab kepada karyawan untuk menentukan prioritas mereka,” ujar Isdar.
Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya membuat karyawan merasa lebih dihargai, tapi juga meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Meskipun implementasinya membutuhkan sistem yang solid dan pengelolaan yang cermat, hasil jangka panjangnya sangat menjanjikan. Di tengah kompetisi memperebutkan talenta terbaik, memberikan pilihan bisa menjadi nilai tambah yang signifikan dalam strategi manajemen SDM perusahaan.


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS