Jam Kerja Ideal Karyawan Adalah 38 Jam Seminggu

Jam kerja karyawan di setiap negara berbeda, hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan budaya, jenis pekerjaan hingga kepada berbagai faktor lainnya. Selain itu jumlah jam kerja tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga kebahagiaan dan persepsi tentang berapa banyak waktu yang dimiliki ketika karyawan harus melakukan sosialisasi.
Dalam sebuah jajak pendapat Gallup pada 2017 di Amerika Serikat mengungkapkan, satu dari lima karyawan fulltime, bekerja lebih dari 60 jam seminggu dan hampir setengah dari pekerja AS setidaknya bekerja 50 jam seminggu. Sedangkan pekerja di Indonesia menghabiskan waktu bekerja hampir sama bahkan lebih. Namun sayangnya ada satu hal yang sering diabaikan yaitu kesehatan fisik dan mental para pekerja.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ahli di Australia National University (ANU) menunjukan fakta, bahwa jam waktu bekerja yang ideal adalah 39 jam per minggu.
“Jam waktu bekerja yang terlalu lama menganggu kesehatan fisik dan mental pekerjanya. Bekerja terlalu lama pasalnya membuat seseorang kurang perhatian terhadap pola makan serta kesehatannya secara menyeluruh. Jam waktu makan serta beristirahatnya pun kurang,” ujar Huong Dinh salah satu peneliti.
Penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tkaryawan justru mengalami penurunan tajam, setelah bekerja selama 50 jam per minggu, dan kemudian mencapai puncaknya setelah 55 jam bekerja. Hal tersebut bertambah buruk, apabila mereka tidak memiliki waktu istirahat yang cukup di akhir minggu. Sehingga produktivitas akan semakin menurun tajam akibat faktor kelelahan mental dan fisik.
Para ahli tersebut menyarankan agar setiap karyawanm seharusnya tidak boleh bekerja di atas 50 jam kerja dalam seminggu. Ini akan sangat berguna dalam mengurangi tingkat stres dan kelelahan akibat kerja.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa apabila kita sangat sibuk bekerja, akan menyebabkan mereka tergesa-gesa dalam menyelesaikan tugasnya dan akibatnya produktivitas tidak akan tercapai. Penelitian menunjukkan bahwa 48 persen karyawan mengalaminya, dan 58 persen lainnya menyebutkan bahwa mereka merasakan naiknya tingkat stress yang dialaminya.
Menurut Laura Vanderkam, ahli dalam hal produktivitas pernah melakukan penelitian untuk menentukan, bagaimana jumlah jam kerja bisa memengaruhi berapa banyak waktu yang dimiliki oleh setiap karyawan.
Dari 900 orang yang dilibatkan dalam penelitian ini, rata-rata orang bekerja 8,3 jam per hari. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada perbedaan satu jam, antara orang-orang yang merasa memiliki banyak waktu dan mereka yang merasa tertekan waktu. Mereka yang merasa memiliki waktu paling sedikit secara keseluruhan bekerja 8,6 jam, sedangkan mereka yang merasa memiliki waktu paling banyak hanya bekerja satu jam lebih sedikit (7,6 jam).
Sehingga kemudian Laura memberikan saran agar karyawan seharusnya bekerja dalam waktu 7,6 jam perhari, atau 38 jam perminggu.
Bekerja selama 38 jam dalam seminggu sangat mirip dengan jumlah jam kerja di Denmark, secara konsisten salah satu negara paling bahagia di dunia (Denmark telah menempatkan di antara 3 negara paling bahagia di World Happiness Report di masing-masing 8 tahun terakhir). Orang-orang di Denmark bekerja keras tetapi jarang bekerja lebih dari 37 jam seminggu, merka bahkan sering meninggalkan kantor pada jam 4 atau 5 sore. Negara-negara Skandinavia lainnya menikmati keseimbangan kehidupan kerja dan peringkat kebahagiaan yang serupa.
Dan Buettner, psikolog bahkan memberikan saran yang lebih jauh, yakni dengan mencoba untuk bekerja secara freelance. Hal tersebut didasarkan pada penelitiannya terhadap lebih dari 20 juta orang di seluruh dunia, melalui Gallup-Sharecare Well-Being Index. Serta dengan dukungan penelitian di lapangan secara ekstensif di negara-negara paling bahagia di dunia.
Buettner juga merekomendasikan mengambil liburan enam minggu per tahun, yang merupakan jumlah optimal untuk kebahagiaan. Apabila hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka setidaknya mereka harus berusaha sekuat tenaga, untuk mendapatkan liburan selama 6 minggu.
Sayangnya tidak semua karyawan bisa mendapatkannya. Para pekerja di Amerika tidak pernah mengambil setengah dari hari libur mereka. Kemudian dua pertiga orang Amerika menyebutkan bahwa mereka terus bekerja, bahkan ketika mereka sedang berlibur. Jadi tidak mengherankan apabila pekerja di AS berada di peringkat 19 di World Happiness Report (peringkat terburuknya).
Apabila kita seorang karyawan yang ingin memiliki keseimbangan yang baik antara hidup dan bekerja, maka sebaiknya mulailah masuk kantor di bawah 40 jam kerja dalam seminggu. Karena sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mengurangi satu atau dua jam saja, dari standar 40 jam kerja seminggu dapat memberikan keuntungan yang besar, baik di tempat kerja maupun di rumah. Memang hanya kurang dari 10% pekerja yang dapat mencapai tujuan itu, namun tidak ada salahnya untuk mencoba. Karena ini semua justru akan menguntungkan keduabelah pihak.
Sumber/foto : theladders.com/weact.ch
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS