• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

P.I.O

Empat Alasan Mengapa Karyawan Kehilangan Motivasi Dalam Bekerja

Empat Alasan Mengapa Karyawan Kehilangan Motivasi Dalam Bekerja
Redaksi
January 21, 2021

Empat Alasan Mengapa Karyawan Kehilangan Motivasi Dalam Bekerja

Motivasi yang berupa kemauan untuk segera menyelesaikan pekerjaan, tidak menunda-nunda pekerjaan, bertahan menghadapi rintangan dan punya mental tangguh untuk berhasil dapat menyumbang 40% dari keberhasilan satu proyek yang dilakukan oleh sebuah tim. Namun para manajer sering kebingungan tentang bagaimana cara memotivasi karyawan secara efektif. Sebuah penelitian tentang motivasi menunjukkan bahwa para manajer perlu mengidentifikasi alasan kurangnya motivasi karyawan dan kemudian menerapkan strategi yang diperlukan.

Memahami mengapa pemberian motivasi itu gagal adalah hal yang sangat penting. Menerapkan strategi yang salah seperti mendesak karyawan untuk bekerja lebih keras dengan alasan mereka tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik dapat menjadi bumerang serta menyebabkan motivasi mereka semakin terpuruk.

Alasan-alasan ini terbagi dalam empat kategori yang disebut dengan perangkap motivasi. Yaitu, 1) ketidakcocokan nilai, 2) kurangnya efikasi diri, 3) emosi yang mengganggu, dan 4) kesalahan atribusi. Masing-masing dari empat perangkap ini memiliki penyebab yang berbeda dan masing-masing dilengkapi dengan strategi untuk mengatasinya.

1 – Ketidakcocokan Nilai: Karyawan tidak peduli dengan tugasnya

Bagaimana perangkap ini menjerat karyawan?

Ketika sebuah tugas dianggap tidak memberikan sesuatu yang berharga pada karyawan, mereka tidak akan termotivasi untuk melakukannya.

Cara membantu karyawan keluar dari perangkap ini:

Pahami apa saja yang dipedulikan oleh karyawan dan hubungkan hal-hal itu dengan tugasnya. Para manajer sering berpikir bahwa sesuatu yang memotivasi diri mereka juga berlaku untuk karyawan. Cobalah berbincang-bincang dengan karyawan untuk mengetahui sudut pandangnya serta mengidentifikasi apa yang dipedulikan oleh mereka. Setelah itu, hubungkan nilai-nilai itu dengan tugasnya.

Ada berbagai jenis nilai yang mesti dipahami. Salah satunya adalah minat atau seberapa menarik sebuah tugas bagi seorang karyawan. Untuk mengatasinya, cari koneksi antara tugas dan hal-hal yang menarik di mata karyawan. Yang lain adalah identitas atau seberapa penting keterampilan yang mesti dimiliki oleh seorang karyawan untuk melakukan satu tugas. Tunjukkan bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan dengan memanfaatkan kapasitas karyawan yang merupakan bagian penting dari identitas atau peran mereka. Kapasitas ini dapat mencakup hal-hal seperti terlibat dalam kerjasama tim, penyelesaian masalah analitis atau bekerja di bawah tekanan.

Nilai yang berikutnya adalah kepentingan atau seberapa penting suatu tugas. Identifikasi cara-cara untuk memahami betapa pentingnya tugas ini untuk mencapai misi tim atau perusahaan. Nilai yang terakhir adalah utilitas yakni ukuran tentang biaya untuk mencapai atau menghindar sebuah tugas dibandingkan manfaat yang diperolehnya. Tunjukkan bahwa cara tugas ini diselesaikan memberi andil pada kesuksesan karyawan dan menghindari kemunduran. Kadang-kadang karyawan perlu diajak untuk bersabar saat melakukan tugas yang tidak diinginkan. Jelaskan bahwa solusi itu akan memberikan manfaat dan dapat mencegah masalah di masa mendatang.
Ketika seorang karyawan tidak menghargai tugasnya,pihak manajer bisa mencoba memahaminya dari kacamata nilai-nilai yang ada. Dengan begitu tindakan tersebut dapat dipahami oleh karyawan.

2 – Kurangnya Efikasi Diri: Karyawan merasa tidak mampu melakukan tugasnya

Bagaimana perangkap ini menjerat karyawan:

Ketika para pekerja yakin bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk melakukan satu tugas, mereka tidak akan termotivasi untuk melakukannya.

Cara membantu karyawan keluar dari perangkap ini:

Bangun rasa percaya diri dan kembangkan kompetensi karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, tunjukkan mereka tentang keberhasilannya mengatasi tantangan serupa di masa lalu. Berikan contoh tentang seseorang seperti mereka yang telah berhasil mengatasi tantangan yang sama dengan cara yang dapat dilakukan oleh karyawan. Bangun efikasi diri karyawan dengan tantangan yang semakin sulit. Kalau tidak, pecahlah tugas yang sekarang menjadi beberapa bagian sehingga mudah diselesaikan.

Seringkali, karyawan yang kekurangan efikasi diri perlu diyakinkan bahwa mereka dapat berhasil mengerjakan tugas tertentu jika mau berkorban waktu dan tenaga. Jelaskan bahwa mereka akan berhasil jika mau berusaha lebih keras lagi. Selain itu,pihak manajer sebaiknya menawarkan bantuan saat mereka sedang menyelesaikan pekerjaannya.

Kadang-kadang karyawan masuk ke dalam jebakan motivasi yang berbeda. Mereka mungkin kurang termotivasi karena merasa kompetensinya di atas rata-rata. Karyawan dengan efikasi diri yang tinggi ini perlu diberikan motivasi yang berbeda pula. Orang yang terlalu percaya diri juga bisa melakukan kesalahan, bahkan ketika mereka yakin dan tahu apa yang dilakukannya. Ketika mereka berbuat salah, biasanya mereka bersikeras bahwa tugas itu seharusnya bukan untuk mereka, sehingga mereka tidak bertanggung jawab atas kegagalan itu.

Saat berurusan dengan karyawan seperti itu, hindari menantang kemampuan atau keahlian mereka. Sebaliknya, tunjukkan kepada mereka bahwa mereka telah salah menilai tentang tugas itu. Jelaskan bahwa tugas itu membutuhkan penanganan yang berbeda.

3 – Emosi yang Mengganggu: Karyawan terbawa emosi saat melakukan tugas

Bagaimana perangkap ini menjerat karyawan:

Ketika karyawan dihinggapi dengan emosi negatif seperti kegelisahan, kemarahan atau depresi, mereka tidak akan termotivasi untuk melakukan tugas.

Cara membantu karyawan keluar dari perangkap ini:

Lakukan sesuatu jika suara Anda tidak didengar oleh karyawan. Katakan bahwa Anda ingin memahami mengapa mereka kesal. Katakan bahwa Anda siap mendengarnya. Jangan katakan setuju atau tidak setuju. Jangan menghakimi mereka. Katakan bahwa Anda ingin memahami maksud mereka. Jika mereka mengatakan ‘tidak’, katakan maaf dan minta mereka untuk mengulangi apa maksud yang sebenarnya. Ketika karyawan merasa bahwa maksudnya telah dipahami,biasanya emosi negatif itu akan perlahan melunak. Selanjutnya katakan bahwa Anda ingin mempertimbangkan maksud mereka dan menjadwalkan waktu tertentu untuk membahasnya. Dengan demikian, karyawan dapat mengendalikan emosi mereka.

Kemarahan muncul karena seseorang yakin bahwa ada sesuatu yang mengancam dirinya. Jelaskan kepada karyawan yang marah itu bahwa kepercayaan mereka muncul akibat dari ketidaktahuan atau kecelakaan, bukan dari niat. Ajak mereka untuk berusaha menghilangkan perasaan terancam itu.

Depresi muncul karena karyawan berkeyakinan bahwa kompetensi mereka tidak memadai untuk melakukan tugasnya dan mereka tidak dapat mengatasinya. Untuk mengatasinya,katakan bahwa mereka dapat melakukan tugasnya dengan baik asalkan mau berusaha lebih keras lagi dengan menerapkan strategi yang benar. Bantulah mereka.

Sedangkan karyawan yang cemas atau takut justru menanggapi bantuan yang diterima dengan senang hati. Mereka hanya perlu dibantu untuk menyelesaikan tugasnya dan diingatkan bahwa mereka sebenarnya mampu asalkan mau berusaha lebih keras lagi.

Jika emosi karyawan tidak hilang juga dalam waktu yang agak lama dan diketahui bahwa penyebabnya muncul dari luar kantor, lebih baik bantulah karyawan tersebut untuk mendapatkan konseling khusus.

4 – Kesalahan Atribusi: Karyawan tidak mengetahui tujuan pekerjaannya

Bagaimana perangkap ini menjerat karyawan:

Ketika karyawan tidak dapat secara pasti memahami alasan di balik tugasnya atau mereka menghubungkan tugas itu dengan alasan yang tidak dapat dikendalikannya,maka mereka tidak akan termotivasi untuk melakukannya.

Cara membantu karyawan keluar dari perangkap ini:

Anda dapat membantu karyawan untuk berpikir lebih jernih tentang penyebab mengapa mereka menolak melakukan tugasnya. Kesalahan atribusi sering muncul ketika karyawan menemukan alasan untuk tidak melakukan tugas. Mereka biasanya akan beralasan sakit, memohon komitmen yang berlebihan,merasa tidak cukup waktu serta mencoba untuk mengelabui tugas pada rekan kerja. Karyawan sebaiknya dibantu untuk mengidentifikasi mengapa tugas itu tidak dapat dikerjakan sehingga hal semacam itu dapat dihindari. Mereka mungkin mengatakan bahwa penyebabnya berada di luar kendali mereka,misalnya dengan menyalahkan orang lain atau mereka punya cacat yang tidak dapat diperbaiki. Jika hal itu terjadi, Anda coba temukan penyebab lain yang dapat diatasi oleh mereka sendiri seperti menyuruhnya untuk menerapkan cara kerja yang baru atau melakukan perencanaan dengan lebih baik.

Dengan memahami empat perangkap motivasi ini, para manajer diharapkan dapat berbuat lebih banyak untuk memotivasi karyawan mereka. Ketika motivasi karyawan hilang,Anda tinggal mengidentifikasi perangkap mana yang telah menjeratnya kemudian menerapkan strategi yang tepat sasaran sehingga bisnis berjalan dengan lebih baik.

Sumber/foto : hbr.org/asiaone.com

Related ItemsFeatured
P.I.O
January 21, 2021
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2024 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.