Digitalisasi TNA: Solusi SDM di Era Teknologi
Dalam dunia bisnis yang terus berubah, perusahaan harus memastikan pelatihan yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan nyata. Menurut Iwan Suryono, PM Development Manager PT Konimax, hal itu bisa dicapai melalui proses Training Needs Analysis (TNA) yang tepat sasaran.
“TNA adalah fondasi penting. Tanpa analisis yang jelas, pelatihan bisa salah arah,” ujar Iwan dalam wawancaranya bersama Intipesan seusai melakukan presentasi dalam Seminar 15th ILD Summit (Indonesia Learning and Development Summit) yang berlangsung Kamis – Jumat (22-23/5) di Yogyakarta.
Lebih jauh dirinya juga menjelaskan, ada pendekatan three level analysis sebagai metode menyeluruh dalam menggali kebutuhan pelatihan: dari tingkat organisasi, operasional, hingga individu.
Pada level organisasi, perusahaan perlu melihat apakah ada perubahan strategi yang memerlukan upgrade kompetensi. Di tingkat operasional, penurunan produktivitas atau banyaknya kesalahan bisa menjadi indikator perlunya intervensi.
“Kalau masalahnya di pengetahuan, solusinya training. Kalau di skill, mungkin coaching atau mentoring,” jelasnya.
Di tingkat individu, evaluasi dilakukan lewat penilaian atasan, rekan kerja, atau survei kepuasan pelanggan. Dengan model kompetensi yang jelas, gap kinerja bisa diidentifikasi lebih akurat.
Iwan juga menekankan pentingnya digitalisasi dalam proses TNA. Dengan bantuan teknologi, analisis bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan bahkan real time.
“Hari ini data masuk, hari ini juga bisa dianalisis,” tegasnya.
Meski tantangan seperti rendahnya literasi digital masih ada, manfaatnya jauh lebih besar. Digitalisasi TNA memungkinkan perusahaan fokus pada solusi pelatihan yang benar-benar dibutuhkan, berbasis data, bukan asumsi.
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS