4 dari 10 Karyawan Percaya, WFH Telah Memperburuk Budaya Perusahaan
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Business Media International (BMI) bekerja sama dengan Willis Tower Watsons menemukan bukti bahwa 4 dari 10 karyawan mempercayai bahwa Work From Home (WFH) membawa dampak negatif bagi perkembangan budaya kerja di perusahaan mereka. Hanya 26% yang percaya bahwa WFH telah meningkatkan budaya kerja. Sedangkan tiga dari 10 pekerja (34%) merasa bahwa hal itu tidak membawa perubahan sama sekali. Namun semua sepakat bahwa WFH telah merubah cara kerja secara permanen dan berpengaruh pula pada budaya kerja mereka.
Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan sekitar seribu responden di Inggris, dan sebagian besar peneliti juga mempercayai bahwa tren semacam ini juga cepat atau lambat akan terjadi pada pekerja di kawasan Asia.
Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa sekitar empat dari 10 (41%) karyawan menyebutkan, mereka ingin bekerja dari rumah selama dua hingga tiga hari seminggu. Sementara 23% pekerja tetap lainnya lebih memilih WFH, sedangkan 13% menginginkan sistem rotasi, dan kurang (9%) (dari satu dari 10) menyatakan ingin bekerja dari rumah seminggu sekali. Hanya 13% yang ingin kembali bekerja ke kantor
Penelitian tersebut juga mengungkapkan dampak bekerja dari rumah terhadap budaya perusahaan, dimana empat dari 10 karyawan percaya bahwa hal ini hanya akan memperburuk budaya perusahaan mereka, dibandingkan dengan 26% karyawan yang percaya bahwa WFH akan meningkatkan budaya kerja mereka.
Para peneliti juga mencatat bahwa dari semua tantangan yang dihadapi karyawan saat bekerja dari rumah, masalah terbesar adalah adanya gangguan karena kehadiran teman dan keluarga (21%). Sementara (18%) lainnya merasa tetap dapat fokus bekerja. Sekitar 16% responden menyatakan bahwa lockdown ataupun isolasi sementara juga mempengaruhi terhadap timbulnya berbagai masalah tersebut.
Sebagian responden menyebutkan bahwa kurangnya pengaturan ruang kerja rumah secara khusus untuk bekerja, juga muncul sebagai penyebab masalah “utama” – meskipun 34% karyawan mengatakan mereka bekerja dari ruang kantor. Sedangkan 44% laiinya menyebutkan bahwa mereka melakukan tugasnya di ruang makan atau meja dapur, sementara 16% dan 8% masing-masing bekerja di sofa dan tempat tidur
Sedangkan enam dari 10 karyawan (60%) mengatakan mereka lebih produktif bekerja dari rumah, dengan 61% mengatakan mereka lebih produktif bekerja lebih dari enam jam sehari. Kemudian lebih dari setengah (53%) dari karyawan ini mengatakan, bekerja dari rumah telah menghasilkan jam kerja yang lebih lama. Namun demikian sekitar 59% menyatakan bahwa bekerja dari rumah membuat mereka bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat.
Hal unik lainnya dari responden adalah bahwa mereka sangat merindukan kesempatan untuk bertemu kembali dengan rekan kerja mereka (41%). Sementara lebih dari satu dari lima (21%) mengatakan bekerja dari rumah, telah banyak memberikan pengaruh negatif pada kesehatan mental mereka.
Menariknya, hampir tujuh dari 10 (65%) mengatakan mereka akan merasa nyaman terhadap sistem kerja jarak jauh dan berharap akan terus diterapkan. Serta menyatakan pendapatnya bahwa sepertinya perusahaan mereka tidak perlu lagi memiliki kantor secara fisik pada tahun yang akan datang.
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/topresume.com
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS