12 Tip Sukses Untuk Pemimpin Baru

Businessman leading meeting in conference room
Menjadi pemimpin itu tidaklah mudah, apalagi untuk pemimpin baru. Mereka harus melakukan banyak hal agar dapat diterima di lingkungan baru, dan berusaha mencari segala cara untuk menjadi pemimpin yang sukses. kegagalan ataupun kekecewaan bukanlah sebuah pilihan, sehingga berat bagi mereka apabila harus kembali pada posisi sebelumnya.
Kita sering melihat orang-orang yang memiliki semangat kerja tinggi dipromosikan menjadi pemimpin. Keterampilan untuk tampil di tingkat yang lebih tinggi, tidak sama dengan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh. Orang-orang yang memilih untuk masuk ke peran kepemimpinan, cenderung mempunyai sikap dan perilaku yang tepat untuk meraih kesuksesan.
Menjadi seorang pemimpin adalah salah satu keputusan paling berani dalam karir seseorang. Di dunia digital saat ini, jenis pemimpin baru diperlukan adalah seorang pemimpin yang secara konsisten memimpin orang lain dengan mendukung orang lain. Serta mendukung organisasinya untuk tumbuh, dengan cara mengembangkan keterampilan mereka, berkolaborasi dan memupuk saling ketergantungan. Kemudian membuka peluang bagi orang lain, dan punya komitmen dan semangat untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.
Reid Hoffman, founder LinkedIn berkata bahwa setiap pemimpin harus terus berteriak, agar perusahaannya tidak cepat berpuas diri. Pemimpin harus bersedia mendukung karyawannya, dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
Setiap orang harus menghadapi tantangan baru yang selalu muncul. Para pemimpin harus memahami masalah, mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan sekarang, dan apa dampaknya pada organisasi. Berikut ini adalah 12 tip agar pemimpin baru dapat berhasil.
1.Jangan meremehkan proses transisi
Banyak organisasi gagal memberikan dukungan bagi para pemimpin barunya, saat mereka melewati proses transisi. Globoforce melaporkan bahwa 47 persen manajer tidak menerima pelatihan yang diperlukan, ketika akan duduk dalam posisi kepemimpinan baru. Program pengembangan dan eLearning untuk membangun ketrampilan kepemimpinan harus ada, sebelum proses transisi itu.Gunanya untuk menggodok para kandidat terlebih dulu secara teratur.
Dalam sebuah wawancara dengan Joe Whittinghill, VP Microsoft mengungkapkan bahwa perusahaan itu, telah meluncurkan kerangka kerja manajemen baru kepada para pemimpinnya yang berpusat pada pola pikir pertumbuhan yang disebut Model Coach Care. Kerangka kerja ini memaksa para pemimpin untuk melatih karyawannya, agar menjadi teladan yang aktif dan agar mereka peduli terhadap karyawan dan pertumbuhan pribadinya.
2.Interaksi yang efektif untuk semua level
interaksi yang efektif membuat para pemimpin dan tim saling terlibat dan menginspirasi. Interaksi yang baik memengaruhi perasaan karyawan tentang dirinya, pemimpinnya dan anggota tim.
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business Review mengungkapkan bahwa para pemimpin yang bisa mendengar dengan baik, dianggap sebagai pemimpin yang baik. Mereka bisa menumbuhkan rasa percaya diri bagi karyawan, menanamkan kepuasan kerja yang lebih tinggi, dan meningkatkan kreativitas tim. Para calon pemimpin ini harus bertanya pada diri mereka sendiri, apakah mereka pendengar yang baik? Jika mereka akan memimpin, mereka harus menjadi pendengar yang baik.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam buletin Personality and Social Psychology, menunjukkan bahwa sebuah organisasi harus memiliki salah satu aspek ini, pertumbuhan atau tujuan yang pasti. Carol Dweck salah seorang peneliti mengatakan bahwa aspek manapun yang dipih oleh pemimpin, akan berdampak kepada karyawan tentang bagaimana mereka melihat perusahaan dan bertindak di dalamnya.
3.Kepemimpinan adalah proses panjang
Malcolm Gladwell dalam bukunya yang berjudul Outliers mengatakan bahwa seseorang membutuhkan waktu 10.000 jam untuk menguasai suatu keterampilan. Organisasi dapat mendukung pengembangan keterampilan kepemimpinan, dengan membangun prosesnya selama beberapa tahun. Seperti semua profesi lainnya, kepemimpinan membutuhkan praktik, pengembangan keterampilan, dan pengalaman dunia nyata. Organisasi harus menyediakan perangkat dan budaya untuk mewujudkannya. Para pemimpin itu mesti secara proaktif mencari pengalaman, untuk menerapkan keterampilannya dan terbiasa mencari umpan balik untuk mendorong kemajuan. Dengan demikian mereka akan menjadi pemimpin yang mandiri dan bisa membayangkan, bagaimana mereka akan meningkatkan kualitas dirinya.
4.Tidak ada titik akhir
Tidak ada kata akhir bagi seorang pemimpin. Hal itu juga berlaku bagi seorang pemimpin paling top, sekalipun karena lingkungannya akan terus berubah. Pemimpin harus menciptakan harapan-harapan baru dan mengembangkan keterampilan baru, agar dirinya bisa berkontribusi kepada orang lain. Perusahaan seperti AT&T juga terus melatih karyawannya agar mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, untuk meraih keberhasilan di dunia yang terus berubah.
5.Pemimpin bekerja untuk orang lain
Banyak para manajer berpikir bahwa melangkah ke peran kepemimpinan, adalah sebuah tanda kelulusan. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sebuah titik awal. Seorang pemimpin harus memahami apa yang diinginkan karyawan dan dapat beradaptasi dengan kebutuhan mereka. Padahal setiap karyawan berbeda-beda kebutuhannya. Sebagian ingin status dan uang. Sebagian lain ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. Sisanya mungkin ingin memperluas pengalaman dan bekerja di perusahaan tingkat global.\
Dengan memahami apa yang memotivasi karyawannya, para pemimpin baru bisa meningkatkan kecerdasan emosional karyawan dengan mendengarkan, berempati, dan memberdayakan mereka. Pemimpin yang terbaik adalah mentor yang paling baik, karena mereka bertanggung jawab atas semua kesalahan yang terjadi dan tidak butuh pujian.
Tony Chatman penulis buku The Force Multiplier mengatakan bahwa ketika para pemimpin baru meletakkan landasan tentang apa artinya menjadi seorang pemimpin, mereka sudah bertindak sebagai pengganda kekuatan. Mereka dapat mendorong karyawan mengeluarkan kemampuan terbaiknya, dengan keikutsertaaan mereka dalam proses manajemen. Oleh karena itu pemimpin menjadi sangat penting.
6.Kebaikan punya dampak yang besar
Ketika memimpin sebuah tim, aspek perhatian dan empati adalah hal-hal yang sering diremehkan. Para pemimpin baru yang merasa aman dengan dirinya, cenderung lebih suka mengembangkan karyawan bukannya menghancurkannya.
Seorang pemenang umumnya sangat peduli dengan orang lain. Perusahaan bisa saja memiliki alat-alat canggih untuk mengawasi karyawannya. Namun jika mereka tidak peduli dengan karyawannya, perusahaan itu pada akhirnya tidak akan berkembang.
Para karyawan butuh kejujuran dan transparansi di tempat kerja. VaynerMedia adalah sebuah perusahaaan yang pertama kali mempunyai seorang Chief Heart Officer. Sikap positif, kebaikan, dan empati harus menjadi dasar saat berinteraksi. Menanamkan karakteristik positif, sebagai bagian dari budaya perusahaaan, memiliki dampak jangka panjang pada bisnis.
7.Kepercayaan adalah aset yang paling berharga
Para manajer sering membatasi karyawan mereka. Banyak manajer takut memberi kepercayaan kepada mereka, dan takut kalau-kalau mereka lebih berprestasi daripada dirinya. Ketakutan akhirnya menjadi penghalang saat mereka menginformasikan keputusan. Para pemimpin baru seharusnya membalik keadaan ini. Mereka pertama-tama bisa memberikan kepercayaan kepada karyawan sebagai dasar dari hubungan profesional, kemudian perlahan-lahan mengambil kepercayaan itu jika mereka tidak amanah.
8.Berani bertanya
Ketika berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kinerja buruk, para manajer seharusnya dapat melihat semua hal yang diperlukan agar mereka bekerja dengan lebih baik lagi . Karyawan itu mungkin ditempatkan pada divisi yang tidak sesuai. Mungkin sang manajer belum bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Yang lebih penting, tanyakan bagaimana pemimpin dan perusahaan dapat membantu mereka agar berhasil. Tanggung jawab ada di pundak pemimpin. Pemimpin menciptakan aturan dan memiliki kekuatan untuk mengubahnya.
9.Meningkatkan pengalaman karyawan
Pemimpin bertanggung jawab untuk fokus pada tujuan jangka panjang. Para pemimpin harus mendorong karyawan untuk melakukan tugasnya lebih baik lagi, sambil mengembangkan diri mereka. Komentar yang jelas dan dapat ditindaklanjuti membuat karyawan memperoleh umpan balik yang konstruktif, sehingga mereka dapat berubah menjadi lebih baik. Jadilah pendengar yang baik sebelum memberikan umpan balik, karena hal ini baik bagi pengalaman karyawan. Harvard Business Review mengungkapkan bahwa semakin karyawan memahami dan setuju umpan balik dari pemimpinnya, maka semakin besar keterlibatan mereka untuk bertindak.
Saat memberikan umpan balik, seorang pemimpin mesti fokus terhadap apa yang terjadi dan tetap berpegang pada fakta dan jangan mempermasalahkan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan terlebih dulu. Ini adalah kesempatan yang baik bagi pemimpin dan karyawan, untuk menciptakan solusi bersama agar mereka bisa berubah menjadi lebih baik.
10.Meluangkan waktu untuk berinteraksi
Gallup mengungkapkan bahwa karyawan yang punya manajer, sering mengadakan rapat secara rutin dengan mereka terbukti tiga kali lebih engaged daripada yang tidak. Mengadakan rapat tiap minggu memperkuat hubungan antara pemimpin dan anggota tim, membangun loyalitas tim, dan memberi pemahaman lebih baik terhadap model kepemimpinan. Ketika pemimpin mengenal tiap anggota tim dengan baik, sebuah interaksi yang jujur dapat mendorong munculnya keputusan yang cerdas dan berwawasan ke depan, sebagai cara untuk mendapatkan hasil yang luar biasa.
11.Mendengarkan dengan baik
Pemimpin yang berpengaruh punya tanggung jawab, agar seluruh anggota tim berhasil dalam perannya. Sementara itu banyak orang menganggap bahwa seorang pemimpin, pasti punya semua jawaban atas banyak persoalan. Para pemimpin yang berani justru melibatkan karyawan, untuk berbagi ide dan solusi sebelum bertindak lebih lanjut. Dengan mendiskusikan dengan masing-masing karyawan tentang rencana pengembangan dirinya, mereka akan lebih bertanggung jawab atas peran dan hasilnya. Ketika para pemimpin menginvestasikan waktu dan energi untuk membahas tujuan-tujuan baru dan bagaimana mengembangkan keterampilan baru bagi karyawan, berarti mereka telah berhasil menggabungkan tujuan perusahaan dengan tujuan individu untuk memastikan semua manfaatnya.
12.Menciptakan pemimpin yang lain
Warisan utama yang dapat diberikan oleh seorang pemimpin, adalah menciptakan pemimpin baru yang menggantikannya. Hal ini menciptakan peluang bagi setiap individu untuk tampil dan dikenal banyak orang. Pemimpin mesti menciptakan lebih banyak pemimpin baru. Serta memberikan kesempatan bagi orang lain, agar berhasil meraih peran kepemimpinan adalah hadiah yang luar biasa.
Sumber/foto : entrepreneur.com/smiglobal.org
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS